Prof Suyatno di Mata Ketua PWM DKI 

Prof Suyatno di Mata Ketua PWM DKI 

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Saya dan keluarga serta keluarga besar Muhammadiyah DKI Jakarta turut berduka cita atas wafat Prof.Dr.H.Suyatno M.Pd., terutama kepada keluarga yang ditinggalkan, istri dan anak anak beliau. Prof.Dr.H.Suyatno M.Pd , Rektor UM Prof Dr. Hamka 2005 -2018, Rektor UM Bandung 2017-2021, Bendahara Umum PP Muhammadiyah 2015-2020 dengan daring.

Dengan penuh ridha atas qodlo dan qodar Nya, seluruh keluarga besar Muhammadiyah DKI mengharapkan segala kebaikan dari Allah Ta’aala untuk al ‘Alim Yang terhormat, Pemikir Islam Profesor Doktor Suyatno , mantan Rektor UM Uhamka, UM Bandung dan Bendahara Umum PP Muhammadiyah yang Al Maut telah menjemputnya kemarin pada hari Ahad 10 Oktober 2021 bakda dhuhur pada usia mencapai 58 tahun.

Bagi saya yang tidak berkecimpung di Perguruan Tinggi ( P.T. ) dan waktunya banyak untuk mengurus Daerah, Cabang, Ranting Muhammaiyah beserta ortomnya, sibuk mengisi khutbah dan pengajian, maka memandang ؛Perguruan Tinggi (P.T). adalah kedudukan yang tinggi, elitis termasuk Rektor dan segenap civitas akademikanya.

Tetapi alhamdulillah realitasnya tidak demikian, semua Rektor Universitas, Ketua Sekolah Tinggi beserta jajarannya di DKI ini nampak biasa biasa saja, low-profile, sumranak, seperti bapak dan anak, termasuk Prof.Suyatno… Rahimahullah. Tempat tinggal mereka rata-rata di luar kota tidak di daerah elit Jakarta.

Di kantor Rektorat UHAMKA dan di luarnya Prof Suyatno ini sangat rendah hati, semua orang disapa tidak memandang kedudukannya, murah senyum dan biasanya langsung menanyakan apa yang bisa beliau bantu. Apalagi itu tamu dari jauh dari luar Jawa yang ingin mengurus perguruan tinggi Muhammaiyah di Kementerian DIKTI RI.

Dukungannya ke sekretariat PWM DKI beserta kesejahteraan karyawannya sangat tinggi dan peduli, sama seperti dengan PTM lainnya. Sehingga tatkala teman teman sekretariat ini mendengar beliau wafat pada terkejut karena tidak mendengar sakit beliau.

Kenangan yang tidak dapat saya lupakan ialah saya dapat kehormatan untuk menghadiri ujian terbuka untuk disertasi doktornya bidang bahasa Indonesia di Univ Negeri Jakarta – Rawamangun Jakarta Timur. Beliau sepertinya mengerti tentang hobby saya yang sangat rajin menghairi undangan mengikuti acara ujian terbuka bagi mahasiswa untuk menyelesaikan studynya. Bagi saya itu adalah cara saya, secara tidak langsung untuk mendapatkan ilmu. Termasuk di saat study di Al Azhar dahulu. Kalau ada sahabat sahabat yang sedang mengikuti ujian akhir mempertahankan disertasinya dengan sidang terbuka, maka sesibuk apapun saya hadir di ruang ujian di Auditorium Syekh Muhammad Abduh – Univ Al Azhar Cairo Mesir.

Semula saya bayangkan Pak Yatno begitu panggilan akrab saya sehari-hari kepada beliau, akan mengikuti ujian dengan pakaian yang parlente ( maaf pinjam istilah anak muda), tetapi beliau berpakaian biasa biasa saja, pakaian yang wajar dalam ujian terbuka. Tetapi jawaban jawaban pertanyaan dari dosen penguji dijawab dengan runtun cekak dan aos dengan bahasa Indonesia yang baik.Sehingga ujian itu tidak memakan waktu lama Dan hasilnya memuaskan.

Beliau ini low profile tetapi tatkala ada tantangan yang dihadapi beliau bangkit. Beliau hadapi dengan sungguh sungguh dan berada di garda terdepan.Ibarat kaum mukminin menghadapi Pasukan Al Ahzab yang diriwayatkan Al Qur’an. Tatkala tentara Ahzab, tentara aliansi Kuffar Qurasy yang melawan Rasul saw dan bergabung dengan pasukan pasukan musyrik lainnya dari suku bangsa Arab di sekitar Madinah . Nabi SAW dan pasukannya sudah membuat parit pembatas agar mereka tidak bisa langsung menyerang. Maka apa sikap kaum mukminin melihat tantangan besar ini, mereka dengan sikap tegas mengatakan : “ Ini dia saatnya saya harus masuk kancah peperangan di garis yang terdepan, supaya aku menapatkan mati syahid yang langsung di masukkan di surga-Nya “.

Mereka sebagian ada yang syahid dan sebagian lagi lolos dari kematian, menang perang atas izin dan pertolongan ghaib dari Allah SWT. :
مِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَهْبَهُ وَ مِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ..( الأحزاب 23 )
Sebagian dari mereka ada yang telah menunaikan tugasnya ( syahid terbunuh) dan sebagian ada yang masih menunggu ….. ( QS Al Ahzab 23 )

Kita tidak dapat membayangkan terhadap Prof Suyatno mengapa beliau begitu siap dan berani menghadapi tantangan untuk mendirikan Universitas baru yang masih nol.Pada hal seharusnya baliau sudah saatnya istirahat, mencukupkan diri menjadi bendahara umum PP Muhammadiyah sambil mengajar di almamaternya dan menikmati kemajuan-kemajuan dan prestasi Uhamka.

Alhamdulillah ternyata tantangan dan tugas mendirikan Universitas Bandung dapat beliau tunaikan dengan baik.Kemudian beliau serah terimakan kepada generasi penerusnya, karena beliau harus menyelesaikan dan menghadapi tantang dan peperangan yang lain yaitu menangani PAN ( Partai Amanat Nasional ) Jawa Tengah yang tidak boleh merangkap sebagai Rektor PT.

Politik praktis kepartaian ialah peperangan tanpa senjata, tetapi ujung – ujungnya kalau kalah atau indisiplin maka partainya akan dibubarkan penguasa dan tokohnya dipenjarakan. Iapun jadi panglimanya atau tepatnya menjadi Ketua DPD PAN Jawa Tengah.

Beliau juga sangat rajin bersilaturrahim, terutama lewat sosial media. Rajin mengucapkan selamat paa hari hari besar Islam maupun nasional, kegiatan Muhammadiyah dan Aisyiyah serta ortom lainnya, termasuk menyampaikan takziyah ucapan bela sungkawa. Tiada WA dari sahabatnya yang tidak dibalasnya.

Untuk itu perkenankan saya menutup testimoni ini dengan sajak Bapak Edy Sukardi Wkl Ketua PWM DKI yang tadi sore waktu rapat pleno PWM DKI , saya minta izin untuk membacakan sajaknya di Takziyah Prof. Suyatno:

Suyatno Sang Panglima

Esu

Serasa singkat
perjuanganmu
tetapi pengembaraanmu
langkah juangmu
sudah dinikmati
hingga pelosok negeri
Muhammaiyah
Ada di dadamu

Kau layak disebut panglima
bergerak memimpin
pasukan
mendobrak pintu-pintu
kemajuan
terus saja tiada henti
Kau mengomando
dengan senyummu
yang ramah
sambil menepuk-nepuk
bahu prajuritmu
‘ maju ‘
Kau berdiri di depan
lalu kau pimpin
pasukan turun ke gelanggang

Kau bilamg
Kampus kita belum
harus punya Marwah
belum lengkap
kalau belum punya
program doktor dan kedokteran
Sekarang sudah wujud Prof
Alhamulillah

Terkenang sama berjuang
membangun IKIP MJ
konversi menjadi UHAMKA
Setelah Prof Qomari
lalu engkau mendapat
tongkat komando
terus
terus
dan terus

Engkau bukan hanya
milik keluarga
engkau bukan hanya
milik Uhamka
tetapi engkau
telah menjai milik ummat
dan milik bangsa

Tak ada persoalan besar
di tanganmu
semua bisa kau tembus
dan kau atasi
semua yang datang
meminta bantuannmu
tak ada yang luput
semua berkembang
mekar dan harum

Kau datangi
pelosok-pelosok yang jauh
Kau penyemai kemajuan

Lompatan besarmu
kadang tak terbaca oleh
anak buahmu
untuk apa
Mengapa tidak disini saja
pikiran visionermu
melampau zamanmu

Senyum sumringah
tawa gelakmu
masih membayang

Cepat sekali
waktu itu datang
kau telah ipanggil pilang
Segala langkahmu
semoga jadi ibadah

Allah mengampuni
khilaf an salahmu
dan engkau ditempatkan
di tempat yang mulia
Sorga Jannatun Naim

Selamat jalan Prof Suyatno
Sahabatku
Sahabat kami semua
Purbalingga
di sana kau lahir
dan di sana
engkau akan berkubur

Allahummagfirlahu
warhamhu
wa afihi wa Fu Anhu
Wa akrim nuzulahu
Wa wasi’ madkhalahu

Aku antar engkau
dengan tangis dan air mata
Saat engkau senyum bahagia

Menteng Raya 62
10-10-2021

Kepada keluarga Ibu Suyatno dan putra putri saya dan keluarga dan seluruh keluarga besar Muhammadiyah DKI Jakarta sekali lagi turut berduka cita. Semoga Allah SWT memberikan kesabaran kepada kita semua.

Nasrun Minallah Wa fathun Qorib

M.Sun’an Miskan, Ketua PWM DKI Jakarta

Exit mobile version