MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Salah satu Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unismuh Makassar menggelar pelatihan bagi guru-guru SMP Unismuh Makassar. Acara ini digelar Ahad, 17 Oktober 2021.
Tim PKM Unismuh terdiri dari Maria Ulviani MPd dan Dr Sujariati MPd. Keduanya merupakan dosen FKIP Unismuh yang mendapatkan dana hibah Risetmu Batch V, yang dilaksanakan Majelis Dikti PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Unismuh Makassar.
Ketua Tim PKM dari Unismuh, Maria Ulviani SPd MPd menjelaskan bahwa tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan pengabdian ini agar para guru memiliki keterampilan dalam mengembangkan model-model pembelajaran pada era pandemi covid-19.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap, para guru memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi dalam mengembangkan model-model pembelajaran, mampu menciptakan model-model pembelajaran yang inovatif,” ungkap Ulfa, sapaan akrab Maria Ulviani.
Pembelajaran Abad 21
Ia juga memaparkan unsur-unsur pembelajaran Abad 21 yakni, TRACK (technological, pedagogical, content knowledge), Pembelajaran berbasis Neoroscience, Pendekatan Pembelajaran STEAM (science, technology, engineering, Art, and mathematics), dan HOTS (Higher orther thingking skill).
Menurut Ulfa, model pembelajaran atau pendekatan TRACK yang akan membantu menambah atau memberi pengetahuan kepada para guru tentang bagaimana memfasilitasi pembelajaran peserta pelatihan dari konten tertentu melalui pendekatan pedagogik dan teknologi yang otomatis.
“Konten yang dimaksud adalah konten materi pembelajaran siswa yang didalamnya terdapat konsep neuroscience atau materi yang dapat menstimulus kerja otak untuk berfikir lebih proaktif dan memberdayakan kemampuan otak sesuai tahap perkembangannya serta
menyajikan lingkungan belajar yang menantang, menyenangkan, bermakna, dan mendorong siswa menjadi aktif,” ungkap dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Unismuh ini.
Sementara itu, lanjut Ulfa, pendekatan STEAM yang merupakan model pembelajaran terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir lebih luas tentang masalah di dunia nyata.
“Sebagai contoh, guru menjelaskan kendala yang dialami pada masa pandemi dimana guru harus mampu membawa siswa mengenal keadaan yang terjadi sehingga mereka mempunyai alasan mengapa mereka harus belajar daring,” jelas Ulfa.
Ia juga membahas model pembelajaran HOTS yaitu Keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher-order thinking). Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir yang menerapkan pengolahan dalam kegiatan mengingat, menyatakan kembali, atau merujuk sesuatu hal.
Contoh penerapan HOTS, kata Ulfa, dalam pembelajaran yaitu bagaimana siswa dapat menarik kesimpulan dari materi atau cerita suatu bacaan.
“Jika dihubungkan dengan pembelajaran online seperti google classroom atau semacamnya dalam hal pemberian tugas, maka proses belajar melibatkan siswa dimana mereka harus mampu berfikir kritis dan mencari jawaban atau solusi terbaik dari pertanyaan atau materi yang diberikan,” tutupnya. (hadi/riz)