SEMARANG – Workshop penulisan yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah yang telah diawali dengan pembukaan pada Ahad, 3 Oktober yang lalu, hari ini memasuki pertemuan ketiga dengan narasumber utama sekaligus sebagai mentor, Nur Ngazizah, S.Si., M.Pd. Kegiatan yang diikuti oleh utusan dari Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah dari sebagian besar Kabupaten/Kota se Jawa Tengah dengan penyampaian materi mentoring berupa Menulis Buku.
Meskipun pandemi ini membatasi mobilitas kita dan mengurangi frekuensi kita bertemu dengan banyak orang, kita harus tetap berdakwah, menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebaikan, yang semula kita wujudkan dalam perkataan bil lisan, maka di saat pandemi ini “memaksa” kita membuat tulisan sebagai upaya dalam berdakwah tersebut.
Manfaat menulis, diantaranya dapat meningkatkan nilai seseorang, yang juga dapat kita lihat dari manfaat seseorang bagi sesamanya, demikian dinyatakan di awal mentoring. Begitu juga dengan rejeki maupun pahala seseorang, yang akan tergantung pada tingkatan amal dan ibadahnya masing-masing. Selanjutnya disampaikan bahwa buku atau tulisan yang kita tuliskan memiliki fungsi sebagai alat bantu dalam efisiensi manfaat dari seseorang bagi sesamanya; dan juga fungsi tulisan bagi manusia (setelah meninggal dunia) dengan meninggalkan hasil karyanya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer bahwa “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah”.
Untuk mewujudkan sebuah tulisan, maka dalam menulis ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, demikian ditegaskan oleh narasumber, yaitu dengan banyak membaca hal yang disukai, monitor mailinglist (dengan mengikuti grup diskusi), mencoba terlebih dahulu eksperimen atau trik yang akan ditulis sebelum disampaikan kepada pembaca, mendokumentasikan referensi dan hasil penelitian dari berbagai sumber, yang merupakan kegiatan yang memerlukan ketelatenan, terstruktur, dan memakan waktu yang lama.
Ada tiga jenis karya yang dapat mengharumkan nama seseorang, yaitu karya kepahlawanan (leadership), karya tulis (buku, music, script film) dan karya nama (nama yang harum, seseorang yang berjasa). Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk menjadi penulis diperlukan modal berupa fokus dan dedikasi. Fokus yang dimaksud adalah, penulis diharapkan selalu memperdalam hal yang disukainya, yang dapat dilakukan penulis dengan banyak membaca hal yang disukai, dan penulis juga harus belajar terus menerus.
Sedangkan dedikasi yang diperlukan sebagai modal bagi penulis adalah dengan melakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Kaitannya dalam menulis naskah, berikut tips yang diberikan oleh narasumber diantaranya yaitu penulis harus menyiapkan set alur cerita, informasi pendukung, dan dengan menuangkan kata-kata yang kita tulis menggunakan aplikasi MS Word (DOC atau RTF) dengan terlebih dahulu menyusun tiap bab tersebut secara terpisah.
Dalam kesempatan ini juga disampaikan, bahwa dalam menyusun naskah, kita harus memperhatikan beberapa hal berikut: judul dan nama penulis, kata pengantar, daftar isi, bagian naskah, lampiran yang disertakan, dan didukung dengan gambar atau foto, dan dengan membatasi naskah dalam buku antara 150 – 250 halaman. Dalam memberikan judul, harus kita buat dengan benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), judul dibuat dengan kalimat yang menarik. Hal ini dikarenakan cara kita dalam menulis judul buku akan mempengaruhi kita selanjutnya dalam menuliskan naskah buku tersebut, dan akan membuat buku yang kita tulis menjadi terkesan menarik atau sebaliknya. Yang tidak boleh dilupakan adalah kita juga harus mencantumkan nama penulis.
Narasumber juga menyampaikan beberapa cara dalam mengirimkan usulan naskah, yaitu dengan mencetak naskah secara lengkap (yang disarankan) meliputi kata pengantar, seluruh bab, dan resume buku atau mengirimkan usulan naskah dengan mencetak naskah tidak secara lengkap, yang hanya mencakup rencana daftar isi dan sampel 1 bab. Dalam mengirimkan usulan naskah biasanya dengan menyertakan juga biodata diri penulis, menyertakan deskripsi segmen pasar yang akan diraih, dan dengan berkomunikasi baik dengan penerbit. Sedangkan kelengkapan naskah (dalam bentuk softcopy) yang dikirimkan ke penerbit meliputi daftar isi, gambar dalam format JPG dengan resolusi 300 dpi, kata pengantar, naskah lengkap, daftar pustaka, sinopsis, dan data tentang penulis.
Di akhir pertemuan, Nur Ngazizah, S.Si., M.Pd. mengajak para peserta pelatihan untuk berkontribusi aktif dalam menulis buku open source dengan mengusung tema yang disepakati bersama, dan sebagai mentor beliau juga memberikan challenge kepada para peserta untuk menyusun artikel berupa berita dari kegiatan workshop kepenulisan yang diselenggarakan pada pertemuan Ahad ketiga ini. (Wakhidah Noor Agustina)