MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan menghelat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H diikuti pimpinan, guru, karyawan hingga santriwati.
Kegiatan dengan tajuk “Melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, Mari Kita Tingkatkan Iman dan Taqwa Pada Masa Pandemi Covid 19” ini dibawakan langsung oleh Pengurus MUI Sulsel dan Pengurus LazisMu Sulsel Ustad Letkol H. Husban Abadi, SH.,MH berlangsung di Masjid Athirah PPPUM, Selasa (19/10/2021).
Wakil Direktur V Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Dra. Masriwaty Malik, M.Th.I mengatakan, kegiatan maulid ini merupakan program tahunan pondok dengan suasana mendengarkan pengajian.
“Ajang silaturahim bersama para guru dan santriwati, tentu dengan protokol kesehatan,” ungkap Masriwaty Malik.
Lanjut, Ia menjelaskan bahwa salah satu cara untuk menunjukkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan selalu mengenang hari kelahiran beliau.
“Bukan hanya seremoni belaka, namun momentum merefleksikan kembali nilai-nilai ketauladan nabi Muhammad SAW yang harus dipahami oleh santriwati kita dan dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka di pondok,” tuturnya.
Terpisah disampaikan, Ustad Letkol H. Husban Abadi, SH.,MH menyampaikan dalam tausiyahnya bahwa inti dari peringatan Maulid adalah bagaimana kembali meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.
“Ada hikmah dibalik kisah perjalanan dan perjuangan nabi Muhammad SAW yang wajib kita ketahui dan laksanakan sebagai seorang Muslim dan Muslimah,” tuturnya.
Aktivisi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulsel ini menambahkan bahwa salah satu sikap yang harus diteladani adalah kejujuran Rasulullah SAW, pihaknya berharap bahwa era saat ini kita butuh orang jujur.
“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta,” imbuhnya mengutip Hadist Nabi Muhammad SAW.
“Apatahlagi sebagai santriwati, harus memiliki sifat yang jujur, insyallah kalau kita jujur, akan ada hasilnya yang baik pula,” tuturnya.
Selain itu, menurut Husban Abadi, sifat nabi yang lain adalah Nabi Muhammad memiliki sifat penyayang dan pemaaf bagi siapapun. “Kasih sayangnya sangat tinggi kepada keluarga, sahabat, bahkan dengan musuhnya beliau tetap sayang dan pemaaf,” katanya.
Ia juga menyampaikan semangat persatuan dan kesatuan sesama manusia, tak kalah pentingnya menjaga persaudaraan di era pandemi covid-19. (Ulil)