Kajian Maulid Nabi Muhammad

Kolaborasi IPM MAM 8 Lamongan dan Ponpes Zaid Bin Tsabit Bogor

BOGOR, Suara Muhammadiyah – PR. IPM MAM 08 TAKERHARJO pada Rabu 20 Oktober 2021 mengadakan Kajian Maulid dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Tempatnya di pondok pesantren Al-Basyir. Pemandu acaranya Azdani Mayang Oktavia. Pembacaan Al-Qur’an oleh Deviany Hanadia N. Mars IPM dipimpin Nasywah Nadine Nauradhia. Penyambutnya M Aris Hidayat (panitia); Bima Sholihul Umam (Ketua IPM); Mushlihin (Wakasek). Moderatornya Sakinatun Nasywah.  Pematerinya H. Nur Ali, anggota IPM 1986, dan kini menjadi pengasuh pondok pesantren Zaid bin Tsabit Bogor.

Latar belakang masalah kajiannya adalah sebagian dari pelajar lebih mengenal biografi artis dalam dan luar negeri daripada junjungan Nabi. Lagian umumnya maulid Nabi dirayakan dengan traveling, bancakan, terbangan, dan salawatan.

Adapun sumber kajiannya buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiurrahman Al-Mubarakfuri. Penerbitnya Ummul Qura, cetakan XVIII Desember 2017. Jumlah halamannya  864.

Saya meringkasnya. Menurut para pakar sejarah, nasab Nabi Muhammad yaitu sampai pada Adnan. Keluarga nabi dikenal dengan sebutan keluarga Hasyimiyah.

Nabi Muhammad dilahirkan di rumah Abu Thalib Mekah hari Senin subuh. Tanggal 12 Mulud tahun gajah. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Ibunya Aminah. Ayahnya Abdullah. Neneknya Fathimah binti Amr. Kakeknya Abdul Muthalib yang dijuluki orang Quraisy dengan Sang Dermawan (fayyad).

Ketika kanak-kanak, Nabi bermain. Jibril membelah dada Nabi dan mencucinya di baskom emas pakai zam-zam. Halimah yang menyusuinya khawatir dan menyerahkan pada ibu kandungnya.

Kemudian ibunda Aminah berziarah ke makam Abdullah. Dalam perjalanan pulang beliau sakit dan meninggal di Abwa. Jadi Nabi tinggal bersama kakeknya dan dipelihara Ummu Aiman.

Giliran kakeknya yang meninggal. Maka Abu Thalib yang merawat Nabi dengan kasih sayang. Bahkan pernah meminta hujan dengan perantara wajah Muhammad. Ketika usia 12 tahun, diajak dagang. Lantas dihampiri sang rahib Buhaira.

Pada awal masa remaja Muhammad mengembalakan kambing. Usia 25 tahun berdagang ke Syam. Kejujuran bicara, amanah, kejeniusan dan keluhuran akhlak membuat Khadijah jatuh cinta. Khadijah pun melamarnya, dan menjadi wanita pertama yang dinikahi Nabi hingga akhir hayat.

Jelang usia 40 tahun, Nabi lebih memilih mengasingkan diri di gua Hira’. Bulan Ramadan Jibril turun membawa wahyu pertama. Surat Al Alaq 1-5. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Selama beberapa hari, wahyu berikutnya terputus. Nabi hanya diam dalam keadaan termenung sedih. Kedukaannya segera sirna tatkala wahyu kedua turun. Yakni surat Al Muddasir 1-7. “Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan, dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak, dan untuk memenuhi perintah-Nya, bersabarlah.”

Setelah itu wahyu datang berurutan. Melalui mimpi yang hakiki. Kadang dibisikkan ke dalam hati. Adakalanya malaikat muncul dalam rupa seorang laki-laki, lalu bicara sampai faham. Pernah juga wahyu datang menyerupai bunyi lonceng. Selain itu Rasulullah bisa melihat malaikat dalam rupa aslinya. Bahkan Allah berfirman secara langsung.

Selanjutnya Nabi diperintah berdakwah. Di Mekah berjalan kira-kira selama 13 tahun. Secara sembunyi-sembunyi 3 tahun. Sementara dakwah di Madinah berlangsung selama 10 tahun.

Orang yang terdahulu masuk Islam yaitu Khadijah, Zaid bin Harisah, Ali dan Abu Bakar. Mereka diwajibkan salat dua rakaat saat pagi dan petang. Selain itu agar memberi peringatan kepada keluarga dekatnya. Rumah Al Arqam menjadi markasnya. Bulan Zulhijah berhasil mengislamkan Umar bin Khattab. Lantas dakwah dilakukan secara terang-terangan.

Orang musyrik bereaksi. Quraisy mengirim utusan kepada Abu Thalib. Untuk melarang menunaikan haji dan mendengarkan dakwah. Juga berbagai macam tekanan dan pembunuhan. Termasuk pemboikotan total terhadap keluarga Nabi.

Momen yang paling menyedihkan Nabi adalah wafatnya Abu Thalib. Selang dua bulan Khadijah berpulang ke rahmatilah dalam usia 65 tahun. Sehingga dijuluki “amul huzn” tahun kesedihan.

Hebatnya kaum muslimin sabar dan tegar. Rasulullah pun menikahi janda bernama Saudah binti Zam’ah. Setahun kemudian menikahi gadis Aisyah. Nabi juga memilih hijrah. Seperti berjalan kaki 60 mil ke Thaif. Disamping ke Madinah dan berhasil membangun masjid Nabawi di pekarangan rumah Abu Ayub. Tentu masih banyak lagi kesuksesannya Perjuangan baru berakhir, manakala jasad Nabi dikafani dengan 3 lembar kain putih dari bahan katun.

Alhasil dengan peringatan maulid Nabi Muhammad, diharapkan IPM MAM 8 Lamongan mampu meneladani pribadi nabi yang agung. Khususnya kejujuran bicara, amanah, kejeniusan dan keluhuran akhlak.

Mushlihin, Guru MA Muhammadiyah Takerharjo Solokuro Lamongan

Exit mobile version