BANDUNG, Suara Muhammadiyah – UNISA Bandung memiliki tugas sebagai driving force yakni sebagai faktor kekuatan penggerak organisasi. Yaitu dengan menjadikan gerakan organsiasi agar mampu memberikan kontribusi yang semakin besar dan luas untuk kepentingan kebangsaan keumatan semesta.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam Pelantikan Rektor Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Bandung periode 2021-2025, Selasa (26/10).
Dalam kegiatan yang berlangsung secara hybrid tersebut Noordjannah menyampaikan harapannya agar UNISA Bandung akan menjadi institusi yang semakin maju karena Muhammadiyah ‘Aisyiyah tidak pernah mendirikan institusi tanpa proses dan usaha untuk maju.
“Kalau sekedar hadir dan tidak berubah menjadi sebuah kemajuan maka itu bukan kultur Muhammadiyah ‘Aisyiyah, karena kultur Muhammadiyah ‘Aisyiyah adalah hadir untuk memberikan kemanfaatan seluas-luasnya.”
Disampaikan oleh Noordjannah bahwa tidak pernah persyarikatan Muhammadiyah bergerak, berfikir, memberi sesuatu, serta membesarkan dirinya hanya untuk kalangan sendiri karena itu bukan tujuan persyarikan Muhammadiyah.
Karena itu Noordjannah berharap UNISA Bandung dapat menjadi center of excellent yang tetap bergerak dengan budaya nilai Muhammadiyah ‘Aisyiyah dan memperluas kontribusi kita bagi kepentingan umat bangsa serta kemanusiaan universal.
Wahyudin Tahedi selaku Kepala Sub Koordinator Penanganan SDM LLDIKTI Wilayah 4 yang hadir secara langsung di UNISA Bandung menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan rektor UNISA Bandung untuk periode kedua ini.
Wahyudin mendorong UNISA Bandung untuk dapat terus meningkatkan dirinya sehingga dapat berkontribusi bagi kemajuan perguruan tinggi se-Jawa Barat. “Mudah-mudahan pengelolaan Perguruan Tinggi ini ke depan senantiasa dapat memenuhi aturan memenuhi standar pendidikan nasional sehingga Insya Allah Perguruan Tinggi ini akan mengejar Perguruan Tinggi lainnya,” ungkapnya.
Tia Setiawati, yang untuk kedua kalinya terpilih menjadi Rektor UNISA Bandung ini menyampaikan bahwa jabatan ini adalah amanah dan sebuah kehormatan baginya mengingat UNISA Bandung merupakan salah satu dari tiga universitas yang didirikan oleh organisasi perempuan terbesar di dunia yakni ‘Aisyiyah, serta bagian dari 162 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang merupakan bentuk amanah dalam turut serta mencerdaskan masyarakat Indonesia.
“Kami meyakini bahwa komitmen kuat, kerja keras, sinergi kebersamaan dengan seluruh civitas UNISA Bandung dan stakeholder merupakan modal dasar membangun kampus menjadi kampus terkemuka dan berdaya saing,” tutur Tia. Di era 4.0 ini, Tia berharap UNISA Bandung dapat terus melakukan terobosan agar tetap maju dan relevan di tengah kemajuan sains dan teknologi.
Juga membangun Good University Governance berbasis nilai Islam, menyiapkan inovator dalam pendidikan dan penelitian, yang merupakan upaya menghasilkan inovasi menuju learning university. “UNISA Bandung harus membangun ekosistem yang berfokus pada knowledge creation dan knowledge transfer sebagai jembatan dalam pengembangan universitas sehingga mampu menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (suri/riz)