YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (IMM FSBK) mengadakan kajian rutin dengan tema “Merealisasikan Sifat dan Akhlak Rasulullah dalam Kepemimpinan” pada Selasa (26/10/2021) melalui Google Meet. Pembicara yang dihadirkan oleh IMM FSBK ialah Rizky Firmansyah, Lc. M.Hum, selaku Dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Ahmad Dahlan. Diskusi tersebut dipandu oleh Nurul Fitrah Amalia selaku Kader IMM FSBK.
“Tiga poin penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin ialah kecerdasan (intelektualitas), akhlak, dan aksi. Kecerdasan yang dimaksud ialah kapabilitas seorang pemimpin dalam menakhodai organisasi yang sedang dipimpinnya, baik itu kecerdasan dan kecakapan akan pengetahuan-pengetahuan ilmu-ilmu umum, ilmu agama, dan kecerdasan emosional. Terlebih lagi jika kita berbicara dalam ranah kepemimpinan di ruang lingkup mahasiswa, dalam hal ini ialah IMM, di mana kawan-kawan kader dan pimpinan IMM dituntut untuk berhasil dalam studi sekaligus berhasil dalam menjalankan roda kepemimpinan,” tutur Rizky Firmansyah.
“Suatu ketika Aisyah R.A. berkata bahwa sesungguhnya akhlak Rasulullah ialah Al-Quran itu sendiri. Makna yang terkandung dalam pernyataan Aisyah R.A. tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah senantiasa mengamalkan Al-Quran; mengamalkan perintah dan menjauh dari larangan-Nya. Setelah dua poin ini dipenuhi maka seorang pemimpin harus melakukan pikiran dan ucapannya dalam tindakan, aksi. Percuma seorang pemimpin memiliki ide dan gagasan yang bagus jika sama sekali tidak melakukan aksi, tidak berupaya menjadi penggerak dan melaksanakan perubahan dari minus menuju plus, menuju hal-hal yang berbau kebaikan,” tambah Rizky Firmansyah.
Poin-poin yang disampaikan oleh Rizky Firmansyah tersebut kemudian ditelaah oleh peserta diskusi yang merupakan kader dan pimpinan IMM FSBK. Jika dikontekstualisasikan dengan pola gerakan yang harus dimiliki oleh aktivis IMM, ketiga poin kepemimpinan yang sebelumnya disebutkan oleh pemateri memang dirangkum dalam Tiga Kompetensi Dasar IMM. Dalam hal kecerdasan atau intelektualitas dan akhlak, IMM dengan gamblang menyebutkan bahwa tujuan dari dibentuknya IMM ialah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Seorang peserta diskusi menegaskan kembali bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak dalam ruang lingkup kemahasiswaan dan dunia akademik. Artinya kader IMM dipaksa untuk tidak melupakan tugas-tugasnya sebagai seorang akademisi yang hidup dan berproses di universitas, yang setiap dialektikanya didasarkan pada studi dan pikiran-pikiran ilmiah. Selain ilmiah, setiap aktivis IMM juga dituntut untuk berpikiran kritis guna menjawab persoalan umat.
“Dalam hal aksi, jika kita tarik lebih jauh pada ungkapan Kiai Dahlan, beliau menyebutkan bahwa dakwah yang paling baik ialah dakwah yang dilaksanakan. Artinya tidak ada alasan lagi bagi setiap aktivis IMM untuk berpangku tangan belaka, aktivis IMM dituntut untuk turut serta dalam usaha-usaha menggerakkan dan melakukan perubahan menuju hal-hal yang ma’ruf. Gerakan yang dilakukan oleh IMM berpihak pada kepentingan umum dan didasari oleh pikiran-pikiran ilmiah serta kritis, tak lupa juga hal tersebut harus dibarengi dengan cara-cara penyampaian yang baik, begitulah Islam Menggembirakan itu,” tutut Kader IMM FSBK UAD. (syauqi)