SLEMAN, Suara Muhammadiyah – USAID jalin kerjasama dengan MPKU PP Muhammadiyah melalui program Mentari TB membentuk rumah sakit rujukan TBC resistan obat (TBC-RO) di DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, salah satunya di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Langkah ini diambil untuk meningkatkan kontribusi sektor swasta terhadap pemberantasan TBC, khususnya TBC resistan obat di Indonesia, mendukung pemerintah dalam memperluas akses pengobatan, perawatan dan layanan TBC resistan obat yang berkualitas melalui jaringan sektor swasta di fasilitas kesehatan Muhammadiyah, untuk memastikan diagnosis dini, pengobatan dini serta hasil pengobatan yang lebih baik.
Sebagai upaya penanggulangan dan eliminasi TBC di Indonesia tahun 2030, peran organsisasi profesi juga sangatlah penting. USAID dan MPKU PP Muhammadiyah bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mendorong terbentuknya Koalisi Organisasi Profesi TB (KOPI TB) Kabupaten Sleman dengan menggelar Workshop Tatalaksana TBC dan TBC Resistan Obat bagi tenaga kesehatan, di Hotel Grand Rohan Jogja, Senin (25/10/2021).
Diikuti oleh perwakilan organisasi profesi, antaranya IDI, IBI, IAI, PATELKI, PAPDI, PPNI, IAKMI, PDSRKI, PDPI, PDUI, dan tim Mentari TB DIY Jateng. Menghadirkan narasumber dari RS PKU Muhammadiyah Gamping, dr. Ardorisye Saptaty Fornia, Sp.P, M.Kes., dr. Muriana Novariani, Sp.A.,M.Kes, dan dr. H. Munawar Gani, Sp.P (K) yang juga merupakan Ketua KOPI TB DIY .
Acara dibuka oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Novita Krisnaini, MPH.
“Terima kasih kepada pengurus dan anggota organisasi profesi yang sudah hadir. Terima kasih Mentari TB yang telah mendukung acara ini. Semoga organisasi profesi bisa membantu penanggulangan TBC di Kabupaten Sleman,” sampai dr. Novita Krisnaini, MPH.
Technical officer (TO) Mentari TB, dr. Ratna Ekaksari, M.Kes., menyampaikan kegiatan ini adalah upaya merefresh ketrampilan petugas kesehatan tentang tatalaksana TBC dan TBC resistan obat melalui organisasi profesi, termasuk tatalaksana TBC anak.
“Hasil yang diharapkan hari ini ada komitmen bersama para nakes melalui organisasi profesi untuk membentuk KOPI TB (Koalis Organisasi Profesi TB) di Kabupaten Sleman, karena saat ini KOPI TB baru ada di tingkat provinsi DIY. Jadi Sleman pelopor adanya KOPI TB di tingkat kabupaten,” tegas dr. Ratna Ekasari, M.Kes.
“Tindak lanjut dari pertemuan, kami berharap akan ada pertemuan di tingkat organisasi profesi, seperti PPNI, IAI, IBI, IAKMI, Patelki, PAPDI, PDSRI dan yang lainnya. Mentari TB akan mensupport akomodasi kegiatan tersebut,” sambungnya.
Dul Zaini, S.Kep., Ns., Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, memaparkan Kebijakan dan Strategi Program TBC Kabupaten Sleman.
“Sarana prasarana faskes DOTS dan TCM sudah luar biasa untuk penanggulangan TBC” paparnya.
“Kita secara bersama atasi TBC dari profesi masing-masing, Dinkes motornya,” sambung Dul Zaini, S.Kep., Ns.
Ardorisye Saptaty Fornia, Sp.P, M.Kes. memaparkan tentang diagnosis dan pengobatan TBC sensitif obat dan TBC resistan obat. Dilanjutkan penjelasan tatalaksana TBC anak oleh dr. Muriana Novariani, Sp.A.,M.Kes.
H. Munawar Gani, Sp.P (K) memaparkan tentang dukungan organisasi profesi dalam mencapai eliminasi TBC 2030.
“Koalisi Organisasi Profesi berkomitmen tinggi untuk mendukung eliminasi TB tahun 2030,” tegasnya.
Koalisi organisasi profesi penanggulangan tuberkulosis (KOPI TB) adalah gabungan dari beberapa organisasi profesi yang mempunyai komitmen dan saling berkerjasama untuk terlibat dalam upaya penanggulangan TB di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota melalui jejaring PPM TB.
Berperan sebagai praktisi ahli di tempat praktik, menjadi pelayanan langsung pada pasien dan melaporkan langsung ke dalam sistem informasi di kabupaten/kota sesuai pedoman. Di rumah sakit, berfungsi sebagai tenaga ahli yang menjadi motivator, fasilitator, pelaksana pelayanan kesehatan, dan mendorong terbentuknya jejaring internal layanan TBC yang sinergis. Di dalam jejaring DPPM sebagai fasilitator untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan fasyankes melalui pelatihan, pembinaan, supervisi dan mentoring.
Acara diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan pembentukan KOPI TB Sleman oleh organisasi profesi yang hadir. (Nur Widayati)