Komunikasi Dakwah (Selalu) dalam Bahasa Baik dan Benar
Oleh: DR Mas’ud HMN
Komunikasi Dakwah haruslah selalu menggunkan Bahasa yang baik dan benar.Bila tidak muncul hoaks, berita bohong, siapa bertanggung jawab akibat hal tersebut.
Pengertian komunikasi dakwah sebagai bahasa verbal atau lisan fungsinya sebagai media penyampai pesan semakin pentimg, terutama dalam dunia yang berubah. Itulah sebabnya perangkat media pun menjadi beragam, ikut menyelaraskan majunya komunikasi tersebut. Itu jualah yang menyertai unsur program dakwah dengan komunikasi dakwah.
Komunikasi dakwah berbasis pada penyampaian dua hal utama yakni (1) kabar gembira dan (2) kabar peringatan, setidaknya kedua esensi tersebut diejawantahkan dalam bentuk yang sesuai. Yakni jelas dan efektif dan efisien
Menghubungkan komunikasi dakwah dengan keberhasilan dan dua esensi capaian yang diinginkan. Pertama, Bahasa yang baik, Ajakan Bahasa yang baik disebut qaulan makruf. Berkata dalam Bahasa yang baik adalah puilihan kata yang sopan dan santun. Hal itu ada hubungan dengan kondisi tempat, khalayak yang dihadapi.
Tujuannya agar maksud atau pesan tercapai secara elok. Menarik, bernilai serta tepat sasaran, Misalnya apakah anda buta tuli? Diganti dengan ungkapan apakah anda sudah teliti mendengar dengan jelas. Intinya kalau ada yang lebih elok, mengapa tidak digunakan. Qaulan makrufa. Bahasa yang mencermin rasa yang indah dan seronok.
Kedua, bahasa yang benar. Penyampaian Komunkasi dalam Bahasa yang benar disebut sebagai qaulan layyinan. Pesan atau Bahasa yang digunakan mengandung susunan yang jelas. Mana pokok kalimat atau subjek dan mana sebutan atau predikat dan objek.
Ambillah missal ungkapan bahwa banyak yang tidak menyenangkan. Bahasa ini tidak jelas,siapa yang merasa tidak senang. Kekeliruan ini mengacaukan komunikasi, akibat tidak jelas pokok kalimat atau orang yang dituju yang dikesankan oleh pesan tersebut.
Ketiga, Komunikasi yang tepat efektif. Penerapan Komunikasi dalam Bahasa yang sesuai disebut qaulan sadidaa. Kegunaan komunikasi qulan sadidaa amat penting gunya dalam praktek. Masalahnya ada kesalah fahaman yang wujud akibat komunikasi demikian.
Misalnya dalam Bahasa jurnalistik surat kabar dikatakan Indonesia mendapat bantuan uang dari Cina. Makna bantuan dalam pesan ungkapan ini hutang.Indonesia diberi pinjaman oleh Cina. Tegasnya, mengidentikan pilihan kata utang dengan bantuan. Padahal utang bermakna pinjaman harus dibayar, Sementara bantuan adalah sumbangan atau gratis.
Sangat berbeda, karena kekacauan komunikasi bahasa yang tidak sesuai. Inilah petunjuk atau arahan dari bahasa dalam kaitan qaulan sadidaa.
Keemat, Komukasi dalam bahasa penyampaian logis. Penyampaian Komunikasi dalam Bahasa logis qaulan wa dhall dan singkat dan ekonomis. Tuntutan ini adalah karena dunia modern sekarang, tiap orang memerlukan unsur singkat dan ketepatan.
Komunikasi model ini, sangat diperlukan seperti wawnacara televisi, ukurannya durasinya adalah detik dan menit. Jadi tidak dimungkinkan berkomunikasi bertele-tele. Di samping itu komunikasi dalam model ini harus tepat logikanya. Kalimat berlogika. Kalimat harus berdalil. Ada logika yang jelas atau ada fakta yang mendukung kalimat yang dinyatakan dalam komunikasi tersebut.
Dari model komunikasi qaulan makrufa. Qaulan Layyinan, qaula sadida, dan qaulan wadhal, bisa disimpulkan bahwa komunikasi dakwah yang benar adalah komunikasi dengan Bahasa dakwah dengan ukuran (1) Bahasa yang baik dan ke (2) Bahasa yang benar.
Ukuran Bahasa yang baik adalah Bahasa sopan, seronok indah bermakna. Bahasa yang benar adalah sesuai, logika dan tepat guna sesuai tata Bahasa. Kita menyarankan agar tidak memakai Bahasa di luar itu, Demi mencapai tujuan komunikasi menyampaikan pesan yang baik dan benar dan dapat diterima oleh khalayak pada umumya.
Semoga!
DR Mas’ud HMN, Dosen Pengajar Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta