Rektor UMJ dan Sekjend Fokal IMM Motivasi Kader Jas Merah

IMM

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Perkaderan utama Darul Arqam Dasar (DAD) Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FISIP UMJ sedang berlangsung, perkaderan dilaksanakan secara tertib dan taat akan protokol kesehatan, meskipun masih dalam suasana pandemi, kaderisasi harus terus berjalan untuk mempersiapkan regenerasi kader ikatan dan persyarikatan.

DAD PK IMM FISIP UMJ kali ini mengangkat tema “Manifestasi Ideologi, Guna Mewujudkan Kader yang Militan dan Berwawasan Digital”. Dengan harapan memiliki kader yang siap ditempa dan ditempatkan disegala medan. Kemudian lebih daripada itu, IMM menganggap penting untuk menjawab tantangan era disrupsi saat ini, sehingga perlu untuk di ajarkan tentang materi yang bersinggungan dengan materi literasi digital.

Dalam proses perkaderan yang baru berlalu satu hari ini ada beberapa hal yang menarik. Pasalnya, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yaitu Ayahanda Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy dan Sekretaris Jendral Forum Keluarga Alumni (Fokal) IMM DKI Jakarta yaitu Kakanda Dr. (cand) Djoni Gunanto, M.Si. datang untuk mengisi Stadium Generale dalam acara perkaderan kali ini.

“Saya bisa berada disini dan menjadi Rektor UMJ karena dulunya berproses sama seperti kalian, sekitar 30 tahun yang lalu” ungkap Ma’mun. beliau juga bercerita bagaimana perjalananya dari dulu hingga kini, tumbuh di keluarga yang secara ideologis dan organisatoris berbasis NU, mendapat tentangan keras untuk berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang, perjalanan menjadi kader IMM, dan sekarang menjadi aktivis yang gigih serta konsisten dalam ikatan dan persyarikatan.

Begitu pula dengan Kakanda Djoni yang tidak henti-hentinya untuk mendorong dan memberikan motivasi terhadap teman-teman calon kader IMM untuk terus berproses melewati setiap tahapan perkaderan yang ada di IMM. Djoni juga bercerita secara singkat bagaimana dapat terbentuknya IMM itu sendiri, sedangkan kondisi negara pada saat itu sedang terjadi perebutan peran PKI dan CGMNI untuk menarik simpati masyarakat Indonesia dan Soekarno pada saat itu.

Suasana kelas pun terbakar dan hidup dengan sekapur sirih yang di ejawantahkan oleh dua orang tokoh ikatan dan persyarikatan ini, mereka berdua juga berpesan untuk menjadi aktivis yang akademis, bukan aktivis yang abai terhadap akademis di kampus. Maka organisasi sebenernya menjadi pelengkap pertarungan ide dan gagasan yang terjadi di dalam ruang kelas kemudian di akselerasikan dalam keseharian berorganisasi maupun kehidupan kemasyarakatan, menjadi agen perubahan yang kompeten dan komperhensif.

Karena sebagaimana juga Prof. Dr. Haedar Nashir – Ketua Umum PP Muhammadiyah pernah mengatakan bahwa jika ada yang mengatakan kurangnya tajdid Muhammadiyah, maka yang bertanggung jawab adalah IMM. Dengan demikian IMM diberikan tanggung jawab yang besar sebagai wadah kaum Intelektual di Muhammadiyah dalam eksponen Mahasiswa.

Maka dari itu proses penginternalisasian Trilogi IMM dan Tri Kopetensi Dasar tidak cukup hanya lewat transfer pembelajaran tetapi melewati transfer kebiasaan yang dibentuk selama 4 hari 3 malam selama disini, kurang memang, tetapi semoga menjadi pemantik kebiasaan baru calon kader IMM kali ini, sehingga selesai dari pengkaderan ini menjadi insan yang kamil. Selain itu pelaksanaan DAD PK IMM FISIP UMJ kali ini yang memang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober juga diharapkan dapat menciptakan pemuda-pemudi generasi penerus bangsa yang memiliki modal intelektual yang cukup untuk diberikan harapan memperbaiki kondisi bangsa saat ini di masa mendatang. (Faidz)

Exit mobile version