JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan salah satu gerakan mahasiswa Islam yang tidak hentinya menghadirkan narasi solutif untuk berbagai problem kehidupan. Mimbar akademis, parlemen jalanan, hingga giat menghadirkan gagasan lewat buku pun menjadi jalan bagi kader-kader IMM menghadirkan solusi tersebut.
Alih-alih mengutuk keadaan, kontemplasi mendalam terhadap berbagai masalah menjadi pilihan arif di tengah badai pandemi dan aneka problem yang mendera bangsa ini. Kader-kader IMM FEB Uhamka menghadirkan gagasan-gagasan segar lewat buku yang mereka tulis. Buku tersebut bertajuk IMM Cendekia; Peran Berbagai Perspektif dalam Membumikan Kebermanfaatan Umat (Penerbit Irfani, 2021).
Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK) IMM FEB Uhamka, Aisiyah Syahfitri Oktaviani, mengungkapkan bahwa tulisan-tulisan ini hadir karena keresahan kader-kader IMM FEB Uhamka. Keresahan itu, kata dia, disajikan dalam bentuk tulisan yang analitis, kritis, dan skeptis.
Aisyah berharap, penerbitan buku ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca. “Serta dapat berkamuflase dalam menjadi profil aktivis IMM dalam menguatkan jati diri, fungsi, dan implementasi tri kompetensi dasar (TKD) IMM yang selama ini menjadi ideologi gerakan.
Sementara itu, Ketua Umum PC IMM Jakarta Timur, Wikka Essa Putra, mengatakan bahwa tradisi keilmuan masih mengalami kesulitan dalam piramida program kerja. Hal itu, menurut dia, disebabkan oleh pola perkaderan yang belum tersistematis dan perkaderan internal yang belum berkembang.
“Tugas kader sebagai pelangsung, penyempurna, dan penerus sudah seharusnya menjadi anak panah peradaban dalam mewujudkan spirit dan nilai-nilai yang terkandung dalam IMM,” ujar Wikka.
Gagasan Ekonomi
Buku IMM Cendekia (Penerbit Irfani, 2021) menghadirkan gagasan-gagasan segar dari para kader yang notabene kaum milenial Muslim yang berpribadi dan kritis. Para kader IMM dalam buku menghadirkan wacana dan narasi yang sedang hangat.
Pada bagian I, mereka menghadirkan pembahasan internal IMM yakni mengenai “Mengukuhkan Pengaderan dan Kepemimpinan IMM”. Kemudian bagian II membahas “Menguatkan Literasi pada Kaum Muda”. Dalam merespons pandemi yang belum juga berakhir, para penulis menghadirkan pembahasan bagian III, yakni “Merespons Pandemi Covid-19”.
Yang menarik lagi, buku ini sesuai bidang keahlian para penulisnya menghadirkan pembahasan mengenai ekonomi pada bagian IV dan V. Yakni, bagian IV membahas “Menyoal Problematik Ekonomi” dan bagian V membahas “Menggagas Ekonomi Hijau”. Tidak hanya sampai di situ, para penulis juga tak lepas dari isu gender. Hal ini tampak dari pembahasan bagian VI “Perempuan dan Perkembangan Zaman”.
Wakil Dekan III FEB Uhamka Edi Setiawan mengungkapkan, membaca buku ini serasa membaca secara nyata kontribusi IMM sesuai kompetensi yang dimiliki. “Gagasan bernas dan genial mampu mereka goreskan menjadi bacaan yang penuh hikmah. Membaca buku ini serasa membaca sikap dan perilaku amal sholeh yang telah dilakukan kaum merah khususnya PK IMM FEB Uhamka,” ungkapnya dalam epilog buku IMM Cendekia. (irf)