BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) Dr. Hendar Riyadi, M.Ag. mengatakan bahwa kurikulum merupakan ruh sebuah universitas sehingga harus disusun sedemikian bagus sesuai dengan visi akademik dari universitas tersebut.
”Visi akademik UMBandung itu pengembangan Islamic Technopreneurship University sehingga kurikulum yang disusun harus memuat tiga komponen utama, yakni islamic, teknologi, dan ada entrepreneurship. Ketiga hal itu harus terintegrasi di dalam kurikulum yang disusun,” kata Hendar, usai acara workshop “Pengembangan Kurikulum Berorientasi KKNI dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka” yang digelar UMBandung, Jumat (29/10/2021) lalu.
Dr. Hendar mengakui bahwa menyusun kurikulum merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena perlu waktu dan fokus ke depan. Oleh karena itu, dirinya menginginkan secepatnya dibentuk Focus Group Discussion (FGD) di tingkat fakultas dan prodi di lingkungan UMBandung.
”Kami sangat menginginkan ada nanti tim khusus dibentuk yaitu tim fakultas dan tim prodi yang tugasnya menyelenggarakan FGD pengembangan kurikulum. Nantinya kita akan mendatangkan para ahli atau pakar di bidang kurikulum atau keahlian di bidang prodi masing-masing yang lebih spesifik. Kemudian dari alumni dan pengguna lulusan itu juga menjadi bagian penting dalam penyusunan kurikulum,” ungkapnya.
Dr. Hendar menekankan kurikulum yang disusun harus turun dari visi akademik sehingga profil lulusan yang diinginkan itu sangat tercermin di dalam kurikulum tersebut.
Selain itu, Dr. Hendar berharap dari workshop ini bisa terumuskan atau tersusunnya dokumen kurikulum UMBandung yang utuh sesuai dengan KKNI dan kebijakan Merdeka Belajar.
Jadi dokumen kurikulum ini diharapkan memenuhi banyak kepentingan termasuk kepentingan pemerintah, kepentingan persyarikatan, dan masyarakat pasar yang lebih luas.
Langkah terdekat yang akan dilakukan universitas yakni akan mengeluarkan surat keputusan tentang pedoman penyusunan kurikulum agar menjadi panduan bagi seluruh prodi dalam penyusunan kurikulum.
”Yang kedua akan membentuk tim penyusun kurikulum dari fakultas dan prodi. Kemudian yang ketiga melaksanakan beberapa FGD untuk melengkapi rumusan-rumusan dari kurikulum itu yang selanjutnya nanti dihasilkan dokumen kurikulum,” pungkasnya.(Firman Katon)