BONE BOLANGO, Suara Muhammadiyah – Selama 57 hari pelaksanaan Kuliah Kerja Dakwah (KKD) Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) angkatan XVIII Tahun 2021, khususnya Klaster Huntu Selatan (Hunsel) dan Klaster Ulantha, Kabupaten Bone Bolango dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mahasiswa yang berada di kedua desa tersebut.
Hal ini ditandai dengan berbagai macam inovasi dan karya yang dihasilkan oleh tangan-tangan kreatif mahasiswa UMGO yang menuai banyak pujian dari masyarakat dan Bupati Bone Bolango Hamim Pou, saat memberikan sambutannya pada pelaksanaan Monitoring Evaluasi sekaligus penarikan mahasiswa KKD kedua klaster tersebut, di Rumah Dinas Bupati Bonebol Senin (01/11/2021).
“Saya menilai pilihan UMGO untuk Desa Ulantha maupun Huntu Selatan untuk pelaksanaan KKD adalah pilihan yang tepat,” ungkapnya saat memberikan sambutan.
Bupati Hamim juga mengapresiasi karya-karya yang dihasilkan oleh mahasiswa KKD UMGO, yang pada umumnya mahasiswa KKN, KKS atau KKD atau apapun namanya identik dengan membangun portal, tugu, buat pagar atau menjual kue-kue yang menurutnya sangat biasa-biasa.
“Tapi ini saya lihat UMGO sudah bisa memberikan trend atau terobosan-terebosan yang luar biasa. Tadi kita sudah melihat padi atau gabah dijadikan suatu karya seni kaligrafi dan siapa coba yang bisa mikir itu kesana kalau bukan adik-adik ini, harga gabah atau padi yang per kilonya 10 ribuan kalau sudah jadi karya seperti ini harganya bisa 25 kali lipat. Jadi dengan mengubah sedikit, memodifikasi, dan membuat narasi yang bagus nilai tambahnya berkali-kali lipat coba kita kaitkan dengan produksi produk lokal Gorontalo yang selalu kalah dengan packaging atau kemasan,” jelasnya.
Lanjutnya, ditambah lagi dengan inovasi olahan minuman dan makanan lokal dari bahan-bahan tradisional yang dihasilkan oleh mahasiswa KKD mulai dari Cendol yang bahan dasarnya Bayam, Roti Salada (Rosa) untuk penjualannya Hamim mengatakan tinggal diupload di plat form digital, di start up – start up, dan media lainnya pasti bakalan laku.
“Oleh karena itu saya minta ini kepada Bunda Desa Ulantha untuk melanjutkan hasil karya adik-adik mahasiswa ini, terutama untuk kemasannya dibuat menarik lagi. Selain itu juga, kepada Kepala Desa Hunsel untuk batako yang bahan dasarnya sampah harus juga dikembangkan, terus dibuat uji coba atau demo untuk mengetes mana yang lebih kuat antara batako yang berbahan dasar semen dengan batako yang terbuat dari sampah,” pintanya.
Kemudian, Rektor UMGO Prof. Dr. H. Abd. Kadim Masaong, M.Pd., saat memberikan sambutan mengatakan bahwa mahasiswa kedepan harus prospektif lagi karena tujuan mahasiswa ke desa adalah untuk memanfaatkan potensi yang ada dengan ilmu yang dimiliki dan bagaimana bisa menggerakan masyarakat untuk bisa memanfaatkan potensi yang ada di desa tersebut.
“Adanya kaligrafi dari padi ini, bagi saya sangat luar biasa apalagi warnanya mendukung hingga keliatan seperti emas. Saya simpatik dan menarik untuk dikembangkan, maka dari itu kita harus bisa memanfaatkan sumber daya yang ada untuk dijadikan nilai jual yang tinggi,” tandasnya.
Terakhir ia berterimakasih kepada mahasiswa karena telah menginspirasinya dengan terciptanya karya kaligrafi dari padi dan menurutnya, apabila kerajinan ini diwariskan kepada masyarakat bisa menjadi income bagi masyarakat itu sendiri, dan kalau masyarakat sudah punya karya mandiri sudah tentu Bupati, Rektor dan pihak lainnya akan membeli.
“Semoga apa yang dilakukan oleh mahasiswa bermanfaat dan siar-siar islam atau dakwah yang dibawah oleh mahasiswa bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Terimakasih juga kepada pemerintah Bone Bolango dan desa yang telah menerima mahasiswa kami dan apabila ada salah kata atau tindakan oleh mahasiswa, kami mohon maaf sebesar-besarnya,” tutupnya. (jay)