Bukan Lansia dan Jompo, Perhatian Muhammadiyah untuk Kaum Senior

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Pelayanan Sosial (MPS) mengadakan Podcast Muhammadiyah For All dengan mengangkat tema “Gerak Dakwah Muhammadiyah Senior Care MPS DIY” pada Kamis (28/10). Disiarkan langsung dari Studio Tabligh Digital Gedung Pusdiklat Tabligh Institut Muhammadiyah, dengan menghadirkan M. Rifa’at Adiakarti Farid selaku Ketua Divisi Lansia MPS dan Yolan Valyzsanta selaku Wakil Bendahara MPS.

Rifa’at Adiakarti Farid menyampaikan Muhammadiyah dalam hal ini bahwa MPS menyebut orangtua bukanlah lansia maupun jompo melainkan senior. Pada tahun 2018 lalu saat diadakannya Rapat Kerja Wilayah (rakerwil), MPS telah menyepakati adanya satu layanan baru meskipun awalnya hanya berkutat pada layanan pengasuhan anak yang kemudian setelah rakerwil memutuskan, ada satu layanan baru yaitu lansia.

“Waktu itu DIY melihat angka bahwa jumlah lansia di DIY sangat tinggi sehingga pada saat itu disebut kota layak pensiun. Alangkah naifnya jika muhammadiyah MPS dalam hal ini tidak membuka layanan untuk para lansia,” ungkapnya.

Beliau pun mengatakan pada 2019 MPS di kantor jakarta mengatakan akan ada gerakan lansia, tetapi karena 34 provinsi tidak mungkin, kemudian ditunjuk pilot project dan alhamdulilahnya DIY termasuk satu yang menjadi pilot project Muhammadiyah Senior Care, selain Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.

“Pilot project ini pun memiliki tiga bentuk kegiatan, kami menggerakan cabang ranting jadi secara garis besar DIY mempunyai lima Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Senior Care. Tiap bulan melakukan senam, pengajian serta pemeriksaan kesehatan, maka di sebut juga ini pelayanan berbasis cabang ranting di luar panti yang sedikit berbeda,” tambahnya.

Yolan Valyzsanta mengatakan bahwa dari lima Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) tersebut terdapat adanya konsep baru dalam pengembangan yang pertama ketrampilan, ketrampilan disini adalah kita mengajak para senior untuk membuat bross dan Alhamdulilahnya warga-warga senior disini sangat antusias. Kemudian yang kedua kita mengadakan tanam-menanam seperti sayuran dan tak hanya tanam menanam saja namun juga kegiatan ini bagian dari sharing diantara mereka dan yang ketiga kita juga mengadakan piknik.

“Tantangan yang dihadapi dilapangan ini adalah bagaimana menjadikan isue pelayanan senior menjadi hal yang utama dalam pelayanan dicabang ranting ini, karena pada episode awal pelayanan sosial disini masih belum menyeluruh. Namun jika berbicara soal cabang ranting tersebut tantangannya adalah bagaimana membuat layanan ini menjadi hal yang lumrah, karena adanya peluang di DIY yang menjadi kota ramah lansia,” tutur Rifa’at. (iza/riz)

 

Exit mobile version