YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Eksistensi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) semakin nyata, khususnya dalam peningkatan jumlah Guru Besar. Terbaru, Prof. Dr. Imamudin Yuliadi, SE., M.Si berhasil menambah jumlah Guru Besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY menjadi 4 orang, dan saat ini total UMY memiliki 15 Guru Besar yang merupakan dosen tetap UMY.
Imamudin menyandang gelar Profesor setelah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, per tanggal 18 Oktober 2021. Beliau menjadi Guru Besar di Bidang Ilmu Ekonomi, dengan spesialisasi bidang perekonomian Indonesia, topiknya berkisar tentang moneter, ekonomi makro, dan pembangunan ekonomi daerah.
Ditemui pada Kamis (4/11), Prof. Imamudin menjelaskan bahwa ada beberapa artikel jurnal yang sudah terbit di Scopus misalnya seperti analisis jumlah uang beredar di Indonesia, serta pertumbuhan ekonomi di ASEAN. “Terhitung mungkin sekitar 4 sampai 5 yang terindeks Scopus, dan lainnya SINTA 2,” jelasnya.
Bicara Perekonomian Indonesia
Dari spesifik penelitian di bidang Ilmu Ekonomi, Prof. Imamudin ingin memberikan sebuah kesadaran akademik khususnya pada mahasiswa dan kolega dosen betapa pentingnya pendidikan ekonomi untuk pembangunan Indonesia. “Perlu dibangkitkan kesadaran kolektif, bahwa kita sebagai bagian dari Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. Kita punya peluang menjadi negara besar di dunia, seperti prediksi para ahli,” imbuh dosen Prodi Ekonomi UMY itu.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam, potensi geopolitik, dan posisi strategis untuk jadi pusat ekonomi dunia karena NKRI berada di tengah lalu lintas perekonomian dunia. Kendati begitu, tentu saja hal itu perlu dikelola sebaik mungkin. “Hal itu yang biasa saya tekankan di dalam tulisan-tulisan saya.”
Kemudian sebagai insan akademis, Prof. Imamudin menuangkan beberapa gagasannya itu ke dalam buku ajar. Seperti halnya tentang ekonomi makro, ekonomi Islam. “Saya ingin menawarkan sebuah integrasi keilmuan antara ekonomi modern dan ekonomi Islam.”
Apalagi gelombang ekonomi sekarang ini mengalami perubahan fundamental yang signifikan. Sehingga memengaruhi pola interaksi dan juga kegiatan ekonomi. Perlu sebuah model baru bagaimana perekonomian ditata sedemikian rupa untuk kesejahteraan masyarakat.
“Sinergi pelaku ekonomi, swasta, kebijakan pemerintah yang mendukung, akan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia ke depannya,” sambungnya menanggapi isu ekonomi Indonesia dan dunia, sesuai bidangnya.
Proses Guru Besar Prof Imamudin
Sedikit menarik ke belakang, sebenarnya Prof. Imamudin sudah mengajukan Guru Besar ini sejak tahun 2008. Tapi menurut penuturannya, pada saat itu iklim akademik, dan administrasi tidak seperti sekarang. “Semuanya diserahkan kepada dosen, jadi saya hanya sekadar mengumpulkan berkas secara mandiri. Mungkin ini catatan dan kelemahan saya, tidak terlalu antusias pada saat itu. Sebab ketika itu saya hanya mendiamkan berkas yang telah saya kumpulkan tanpa adanya follow-up.”
Beliau sadar, memang apabila sesuatu didiamkan tanpa ada tindak lanjut, pastinya tidak akan bergerak atau berubah. Hingga, titik balik yang membuatnya menemukan semangat baru untuk meneruskan proses Guru Besarnya, adalah terjadi ketika ada dorongan dan fasilitas yang disediakan oleh kampus.
“Jadi, UMY memang mendorong sekali para dosen untuk bisa mencapai titik jabatan akademis Guru Besar (Profesor).”
Selain itu juga, dorongan lainnya adalah melihat dosen-dosen muda UMY yang mulai banyak meraih Guru Besar. “Lamanya proses Guru Besar ini adalah karena suasana yang terjadi saat itu belum mendukung dan tidak adanya tuntutan untuk segera menjadi Profesor. Tapi semuanya akan balik lagi ke masing-masing individu, seberapa kuat tekad mereka untuk menyelesaikan puncak karier akademisnya.”
Setelah meraih puncak karier akademisnya, Prof. Imamudin tak akan berhenti begitu saja. “Mengikuti ilmu padi, semakin tua akan semakin merunduk. Semakin tua semakin ada tambahan ilmu, bukannya semakin sombong tapi justru semakin mawas diri, dan semakin memberikan kebermanfaatan untuk umat manusia sebanyak-banyaknya,” pungkasnya. (Hbb)