MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Unismuh Makassar adalah salah satu potret kampus Islami yang ada di Makassar.
Sebagai kampus Islami Unismuh menerapkan sistem pendidikan berdasarkan nilai-nilai Islam yamg sesuai dengan syariat Islam.
Rektor Unismuh Makassar, Prof H Ambo Asse dalam pertemuan dengan seluruh dosen Al- Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Unismuh yang juga dihadiri Wakil Rektor IV Bidang AIK, Drs H Mawardi Pewangi, M.Pd.I baru-baru ini telah menegaskan bahwa salah satu satu ciri kampus Islami adalah bebas dari asap rokok.
Makanya sebut Prof Ambo Asse Unismuh telah mendeklarasikan peraturan larangan merokok di dalam area kampus karena dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam.
Unismuh Makassar sebagai kampus Islami secara sepintas tidak ada beda dengan kampus umum lainnya, tetapi yang membedakannya adalah SKS pendidikan agama yang lebih lama.
Pendidikan ini juga dianggap tidak cukup jika hanya sebatas memperkaya pemahaman teori saja, tetapi perlu ada aksi nyata yang lebih bermakna dan bermanfaat.
Jika di kampus umum dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi di Unismuh selain Tri Dharma juga ada Dharma Al-Islam Kemuhammadiyahan atau disebut Catur Dharma Perguruan Tinggi dan inilah salah satu pembeda sekaligus kelebihan.
Terkait dengan pengawasan larangan merokok di kampus, Rektor Prof H Ambo Asse, mengatakan, tidak Satgas saja yang melakukan pengawasan tetapi kita semua juga yang menjadi pengawasnya karena ini amanah.
“Jika ada ditemukan merokok apakah itu mahasiswa, karyawan maupun dosen hendaknya ditegur agar mereka tidak merokok,”tegas rektor seraya mengatakan kalau cuma merokok minta ditegur saja, beda jika narkoba, khamar dan tindakan asusila lainnya harus diberikan sanksi tegas.
Rektor juga berharap dosen sebelum memberikan perkuliahan menyempatkan waktu 5 -10 menit untuk memberikan nasihat kepada mahasiswanya. Termasuk dosen harus memiliki data mahasiswanya yang belum bisa baca Alquran.
Wakil Rektor IV, H. Mawardi Pewangi, dalam kesempatan tersebut juga berharap tiap dosen melakukan evaluasi terhadap mahasiswanya terkait kemampuan baca tulis Alquran, lalu melaporkannya ke wakik dekan IV setelah itu dikoordinasikan ke mentornya.
Lebih lanjut Mawardi mengatakan, tidak hanya mengevaluasi tulis dan baca Alquraannya saja tetap juga dengan ibadah-ibadah praktis lainnya. (humas)