MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Ambo Asse menerima kunjungan pengurus Yayasan Guru Belajar. Pertemuan digelar di ruang kerja Rektor, Gedung Iqra Lantai 17 Unismuh Makassar, Selasa (9/11/2021).
Pengurus Yayasan Guru Belajar yang hadir, Mahayu Ismaniar dan Elisabet Indah Susanti. Sementara Rektor Unismuh disampingi Wakil Rektor I Dr Abd Rakhim Nanda, Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor IV KH Mawardi Pewangi, dan Kabag Humas Hadisaputra.
Mahayu dalam pengantarnya menjelaskan bahwa Yayasan Guru Belajar merupakan lembaga pengembangan karir guru berbasis spirit merdeka belajar.
“Kami percaya guru dengan kemerdekaan belajar adalah kunci perubahan pendidikan untuk mewujudkan pelajar yang kompeten, dan ekosistem pendidikan yang kolaboratif,” tambahnya.
Yayasan yang berkantor di Cilandak, Jakarta Selatan ini, menginisiasi program pengembangan guru, pemimpin sekolah dan pendampingan sekolah/madrasah, serta publikasi konten Pendidikan.
“Salah satu bentuk dukungan kami adalah menyediakan program Magang Kampus Merdeka yang saat ini sudah berjalan. Oleh karena itu, kami ingin menjajaki kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Makassar,” sambung Koordinator Kerjasama Yayasan Guru Belajar ini.
Elisabet Indah Susanti menambahkan pihaknya juga sedang mengembangkan program “Ayo jadi Guru”. Pihaknya sedang mengampanyekan agar generasi muda Indonesia tergerak menjadi guru, sebagai profesi mulia dan takkalah terhormat dibanding profesi lainnya.
“Kami melatih para mahasiswa maupun para sarjana agar memiliki kemauan dan keterampilan menjadi guru merdeka belajar. Oleh karena itu, program magang yang kami tawarkan berorientasi memperkenalkan ekosistem merdeka belajar sejak awal,” lanjut Susanti, panggilan akrabnya.
Yayasan Guru Belajar juga mengundang Unismuh Makassar untuk mengutus peserta dalam Temu Pendidik Nusantara yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Respon Pimpinan Unismuh
Rektor Unismuh mengapresiasi penawaran Kerjasama tersebut. Prof Ambo menjelaskan bahwa pihaknya memiliki 11 Prodi S1 Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi Guru.
“Salah satu konsen Unismuh memang menyiapkan guru yang siap mengajar, baik di sekolah milik Pemerintah, milik Muhammadiyah, ataupun Yayasan swasta lainnya,” jelas Ambo Asse.
Wakil Rektor I Unismuh Dr Abd Rakhim Nanda menambahkan, program “Ayo jadi Guru” sangat tepat untuk menghalau pandangan yang menyebut guru sudah tidak dibutuhkan.
“Tahun ini peminat masuk di FKIP menurun, salah satu sebabnya menyebarnya hoaks bahwa guru tidak dibutuhkan lagi. Tentu kami berkepentingan berkolaborasi dalam mengajak generasi muda menjadi guru,” ujar Rakhim Nanda.
Sementara itu, Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri menyarankan agar Yayasan Guru Belajar bukan hanya mengajak generasi milenial menjadi guru, melainkan membantu mendistribusikan para calon guru, ke sekolah yang membutuhkan.
“Saya percaya dengan jaringan nasional yang dimiliki Yayasan Guru Belajar. Nah, bantu kami memetakan sekolah yang membutuhkan guru. Sebagai Ketua Ikatan Alumni FKIP Unismuh, saya masih punya banyak anggota yang siap jadi guru, namun kami butuh data sekolah mana yang butuh guru,” tegas Andis, sapaan akrab WR II Unismuh ini.
Acara ditutup dengan kesimpulan, kedua institusi siap berkolaborasi dalam menyiapkan dan mendistribusikan calon guru. Naskah nota kesepahaman sedang disiapkan kedua belah pihak, dan rencananya akan ditandatangani di depan peserta Milad ke-112 Muhammadiyah tingkat Sulawesi Selatan, 27 November mendatang.