SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Tantangan dalam pelayanan sosial terus berganti seiring dengan perubahan zaman. Pada masa kini, transformasi tantangan tersebut di antaranya adalah ketersediaan rumah singgah untuk mereka yang sedang berobat. Di DI Yogyakarta, tantangan ini semakin besar, terutama dengan adanya fenomena banyaknya pasien yang berobat ke DI Yogyakarta, baik dari dalam maupun luar Pulau Jawa.
Menjawab tantangan tersebut, Lazismu bersama Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta meluncurkan berdirinya Rumah Singgah Pasien Muhammadiyah (RSPM) yang berlangsung pada Senin (08/11) di Gedung RSPM, Jalan Magelang Km. 7, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua MPS PWM DI Yogyakarta Ridwan Furqoni, Ketua PWM DI Yogyakarta H. Gita Danu Pranata, serta Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Mahli Zainuddin Tago. Selain itu juga hadir pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kapanewon Mlati, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kapanewon Mlati, serta undangan.
Ridwan Furqoni selaku Ketua MPS PWM DI Yogyakarta menyebutkan, Rumah Singgah Pasien Muhammadiyah ini merupakan satu rangkaian dengan gerakan Ambulans Muhammadiyah atau AmbulanMu. Ia menjelaskan bahwa para pasien membutuhkan rumah singgah dalam berobat. “Selama ini, teman-teman AmbulanMu ini kalau membawa pasien yang tidak selesai berobat dalam satu hari, mereka membutuhkan rumah singgah. Dan biasanya menitipkan pasien di lembaga atau yayasan yang lain, sehingga teman-teman ini dalam setiap pertemuan punya mimpi, punya rumah singgah sendiri,” ungkapnya.
Ridwan kemudian menceritakan, proses berdirinya RSPM ini berawal dari tahun 2019 saat mencari tempat yang sesuai sehingga akhirnya dipilihlah tempat yang kini menjadi RSPM dan direstui oleh PCM setempat. RSPM ini sebelumnya merupakan Kantor PDM Sleman yang sudah beberapa tahun ini pindah ke Sawahan, Pandowoharjo, Sleman.
Ridwan menambahkan, keberadaan RSPM juga sebagai jawaban atas banyaknya pasien-pasien tidak mampu yang berobat ke DI Yogyakarta dan membutuhkan rumah singgah. “Ada satu fenomena yang berusaha kita jawab dengan rumah singgah pasien ini, yaitu fenomena Yogyakarta menjadi rujukan pasien-pasien dari tempat yang lain, tidak hanya dari DI Yogyakarta tapi juga luar Jawa,” jelasnya. Ia kemudian melanjutkan, “Tidak semua pasien dari golongan mampu. Ketika pengobatan tidak selesai dalam waktu satu hari, tidak semua tinggal di tempat yang layak.”
Dengan adanya RSPM ini, Ridwan berharap agar Muhammadiyah dapat menjadi solusi masalah kesejahteraan sosial. “Sebagaimana semangat Muhammadiyah sejak kelahirannya, kita berusaha menjadi bagian solusi dari problem kesejahteraan sosial. MPS bersama semua elemen persyarikatan menghadirkan rumah singgah pasien ini. Harapannya ini bisa menjawab problem yang sedang aktual saat ini,” harapnya.
Terakhir, Ridwan mengucapkan terima kasih kepada Lazismu sebagai mitra utama MPS. “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, selain dukungan dari PWM dan PCM, terutama Lazismu. Lazismu merupakan partner utama MPS sehingga semua program MPS ada Lazismu,” tutupnya.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago dalam sambutannya mengajak berbagai pihak untuk menjalin sinergi. “Dengan bersinergi dengan berbagai pihak maka ada berbagai hal yang bisa kita lakukan. Ada banyak tujuan-tujuan besar yang tidak bisa kita capai apabila kita hanya bergerak sendiri-sendiri,” ajaknya.
Menurutnya, kehadiran RSPM ini merupakan buah komunikasi dan kerja bersama dari berbagai pihak. “Hari ini sejarah membuktikan bagaimana kita bisa bergerak bersama. Komunikasi yang intensif melahirkan amal usaha sesuai porsi kita masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan, “InsyaAllah semua mengambil peran dalam bentuk ibadah melayani masyarakat yang sedang tidak beruntung karena mandapatkan ujian dalam bentuk sakit yang tidak ringan. Mari kita merapatkan barisan.”
Sementara itu, Ketua PWM DI Yogyakarta, H. Gita Danu Pranata mengingatkan, bukti spiritualitas adalah amal usaha. RSPM menjadi sebuah wujud dari teologi Al Maun yang merupakan semangat perjuangan Muhammadiyah. “Bukti spiritualitas kita adalah amal usaha. Dan ini adalah teologi Al Maun yang benar-benar diwujudkan, diawali dari layanan sosial yang tidak bisa lepas dari Lazismu dan MPKU,” ucapnya.
Gita kemudian menutup dengan ajakan kepada semua pihak agar dapat menggunakan RSPM dengan sebaik-baiknya. “Mari kita gunakan amanah warga ini dengan sebaik-baiknya untuk memberikan layanan terbaik bagi siapapun yang memerlukan,” pungkasnya.
Acara ini disertai dengan penyerahan secara simbolis bantuan operasional layanan kesehatan PKU Surya Melati dari Lazismu. Peluncuran RSPM ditandai dengan pemotongan pita secara bersama-sama oleh Ketua PWM DI Yogyakarta dan Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, dilanjutkan dengan peninjauan fasilitas yang ada di dalam RSPM. (Riz)