Menyibak Prestasi di Kala Pandemi
Oleh Rizki Putra Dewantoro
Seorang pelaut handal tidak dilahirkan di laut yang tenang, tetapi ia berani menghadapi badai dan ganasnya samudera. Begitu pula ketika penjuru bumi dilanda wabah dan pandemi, di satu sisi adalah sebuah keadaan bagi penghuninya agar dapat belajar dan membuktikan ketangguhannya.
Alam menjadi saksi sebagai tempat dalam menempa insan-insan berdedikasi dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Saat negeri ini masih saja diwarnai suramnya elit yang culas, ternyata bagi anak – cuku yang nenek moyangnya memiliki kepribadian luhur masih ada secercah cahaya.
Seperti yang telah ditunjukkan oleh 58 ilmuan Indonesia yang dinobatkan sebagai Top World Scientists. Peringkat Top World Rangking Scientists baru-baru ini dipublikasikan oleh Stanford University dan Elsevier BV dalam publikasi ilmiah yang berjudul “Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standardized Citation Indicators”.
Pemeringkatan Top 2% World Rankings Scientists ini diperbarui pada 20 Oktober 2021 dan indikator peringkatnya didasarkan pada c-score yang merupakan jumlah sitasi publikasi yang tidak termasuk sitasi oleh diri sendiri (nonself-citation).
Terdapat 159.648 ilmuwan yang namanya masuk ke dalam Top 2% World Ranking Scientists tahun 2021. Pemeringkatan yang memuat Top World Ranking Scientists nama-namanya paling banyak dikutip dalam jurnal-jurnal ilmiah.
Beberapa perguruan tinggi dan lembaga riset di negeri telah menelurkan talenta luar biasa ini. Baik negeri maupun swasta, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) 10 nama ilmuwan, Universitas Indonesia ada 7 nama ilmuwan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro , Center for International Forestry Research (CIFOR) Jabar masing-masing 3 ilmuwan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Universitas Syiah Kuala masing-masing 2 ilmuwan.
Selebihnya perguruan tinggi dan yang menyumbang 1 ilmuwan yaitu Universitas Jember, 2. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Politeknik Negeri Medan, Universitas Islam Indonesia, Unicef Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Djuanda, Politeknik Negeri Bandung, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo, Universitas Pelita Harapan, Universitas Sebelas Maret, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surabaya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Oxford University Clinical Research Unit, Institut Teknologi Indonesia, Universitas Andalas, IPB University, ITS, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), UIN Malang, Independent Colsultan, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, Universitas Halu Oleo UHO), Telkom University, dan Bosowa University.
Patut disyukuri, bahwa di tengah terpaan haru biru pandemi ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang termasuk dalam Top 2% World Ranking Scientist mengalami peningkatan. Pada tahun 2020 lalu ada sebanyak 40 orang dan pada tahun 2021 ini bertambah menjadi sebanyak 58 orang. Pastinya diperlukan ketekukan dan kerja keras agar bisa mendapatkan prestasi sebagai ilmuwan berpengaruh di dunia.
Iklim pendidikan dan penelitian yang kondusif sudah barang tentu harus menjadi concern ke dapan. Di sinilah peran utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Jumlah 58 ilmuwan di Indonesia sebenarnya jumlah yang sedikit dibanding negara lain. Budaya riset di kalangan akademisi perlu diberikan apresiasi yang setimpal dengan kiprah yang telah ditorekannya. Dengan demikian, cita-cita bangsa ini memiliki SDM unggul yang berdaya saing global dapat tercipta.
Lebih dari itu setelah dileburnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayan dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Maka, cakupan menjadi lebih luas yaitu bertanggung jawab atas kebijakan mulai dari pendididikan anak usia dini sampai pendidikan tinggi, serta berkewajiban memajukan dunia riset.
Prestasi yang telah ditorehkan para ilmuan anak bangsa dalam Top 2% World Ranking Scientist setidaknya sudah menyibak tirai prestasi yang selama ini tertutup oleh kabut. Diharapkan dapat menjadi inspirasi agar prestasi lainnya dapat kembali diraih.
Seperti disampaikan Mendikbudristek saat bersilaturahmi ke pimpinan Muhammadiyah yang berdiskusi tentang rancang bangun pendidikan Indonesia. Transformasi di berbagai lini bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi terus digulirkan untuk mencapai SDM unggul. Meski menghadapi kondisi pandemi Covid-19, program-program prioritas tetap dilaksanakan agar percepatan transformasi pendidikan dan kebudayaan di Indonesia dapat tercapai.
Selain itu, langkah yang strategis adalah optimalisasi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) sebagai wadah mengembangkan bakat, minat, serta potensi generasi emas Indonesia dalam berinovasi dan berkreativitas. Manajemen Talenta Nasional (MTN) perlu didorong dalam rangka mengasah prestasi sekaligus memberikan penghargaan dan fasilitas pendukung untuk memenuhi kebutuhan SDM unggul bangsa agar Indonesia bisa menjadi negara maju pada tahun 2045.