LPCR Sulsel Gagas Kerjasama Potensi Komoditas Jagung di Turatea

JENEPONTO, Suara Muhammadiyah – Lembaga Pengembangan Cabang & Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan kembali melaksanakan agenda roadshow silaturahim cabang ranting di Pusat Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Turatea Kab. Jeneponto pada hari Kamis 11 November 2021.

Hadir dalam agenda silaturahim wakil ketua PWM Sulsel H Darwis Lantik, Ketua & Sekretaris LPCR Sulsel Muh. Fitriady – Firdaus, Ketua PDM Je’neponto H.M Suaib Krg. Sewang dan jajaran pengurus serta Ketua Cabang Muhammadiyah Se Kab. Jeneponto.

Selain menuntaskan pendataan Sistem Informasi Cabang Ranting (SICARA), LPCR Sulsel hadir untuk menggagas satu program strategis persyarikatan yaitu peningkatan kesejahteraan Cabang melalui kerjasama potensi komoditas jagung.

Muh Fitriady, Ketua LPCR Sulsel menyampaikan dalam sambutannya :”Jeneponto menjadi salah satu daerah di Sulsel penghasil Jagung terbaik, maka sangat memungkinkan jika potensi tersebut dapat disinkronkan dengan program LPCR berupa pemberdayaan ekonomi kader yang ada di cabang atau ranting”

“Jika dulu aktifitas cabang adalah pengelolaan dakwah dan urusan sekolah, maka sudah saatnya kader di cabang lebih melek ekonomi dengan memaksimalkan potensi lokal yang ada di daerah. Sembilan cabang di Turatea (Jeneponto) mayoritas potensinya adalah pertanian jagung. Jika ini bisa dikelola dengan baik, tentu akan sangat membantu kader meningkatkan kesejahteraannya melalui jual beli jagung” tambah Fitriady

“Kerjasama jual beli jagung ini bisa kita lakukan karena saat ini telah ada Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) bernama PT. Surya Pangan Indonesia (SPI) dibawah naungan Universitas Muhammadiyah Makassar. Perusahaan ini setiap harinya mampu menyerap jagung pipil sebanyak 100ton/hari” imbuh Fitriady yang juga sebagai Direktur Utama PT. SPI.

Terakhir, Fitriady menutup sambutannya : “Ada pesan dari pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan yang sering kita dengar yaitu Hidup-Hidupilah Muhammadiyah. Untuk era sekarang ini, jika ingin menghidupi persyarikatan kita maka kita dulu yang harus hidup lebih baik. Makanya salahsatu cara untuk bertahan hidup adalah berdagang. Dagang jagung contohnya, jualnya ke perusahaan Muhammadiyah, maka secara tidak langsung kader Muhammadiyah bisa hidup, persyarikatan Muhammadiyah juga hidup”. Ujar Fitriady menutup sambutannya.

Sebelumnya, LPCR Sulsel berkerjasama PT.SPI telah melaksanakan program yang sementara berlangsung yaitu pemberdayaan ekonomi kader di cabang-cabang Muhammadiyah se Kab. Gowa berupa program mitra ternak ayam kampung. Sekitar 6000 ekor ayam kampung dititipkan di cabang untuk diternak. Setelah siap panen PT.SPI membeli kembali ayam yang diternak di cabang oleh kader. (hadi/riz)

Exit mobile version