BOGOR, Suara Muhammadiyah – Tingkat kebersihan dan kesehatan, di pesantren masih mendapatkan citra negatif dari sebagian masyarakat. Sebagai mewujudkan pesantren yang bersih dan sehat, Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LP2M) mengadakan Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan tema “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebagai Perwujudan Pesantren Muhammadiyah Berkemajuan” di Pesantren Mu’allimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor pada hari Sabtu (13/11).
Kegiatan tersebut diadakan secara hybrid (luring dan daring) untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
Diikuti oleh santri, para asatidz dan pembina di lingkungan Pesantren Muhammadiyah tersebut, merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Menurut Ketua Panitia kegiatan tersebut, Qaraid, kegiatan sosialisasi PHBS ini penting karena pesantren merupakan pusat dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan. Maka salah satu ikhtiar gerakan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dimulai dari pesantren.
Selaku tuan rumah, Mudir (Pimpinan) Pesantren Muallimien Muhammadiyah menyambut baik kegiatan kampanye PHBS ini. Karena dapat menambah ilmu, wawasan dan praktik baik (best practice) bagi para santri untuk hidup bersih dan sehat.
Sementara itu, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Budi Rasia menyampaikan rasa terima kasih kepada Kemenko PMK dan LP2 PP Muhammadiyah yang telah mendorong dan mengkampanyekan PHBS ini, karena pesantren merupakan salah satu pusat perkaderan Muhammadiyah yang telah banyak melahirkan pemimpin untuk persyarikatan maupun amal usaha Muhammadiyah.
Adapun menurut Ketua LP2 PP Muhammadiyah, Maskuri, pesantren memiliki tugas berat agar stigma buruk pesantren dalam bidang kebersihan dan kesehatan dapat hilang di masyarakat “Saatnya kita ubah citra pesantren yang kumuh dan kurang bersih, dengan pengelolaan yang modern maka kita wujudkan pesantren bersih dan sehat sehingga para santri nyaman dan aman dalam belajar”, ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh salah satu Tim Ahli Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK, Wachid Ridwan yang hadir via zoom. Ia mendorong agar pesantren menjadi pusat gerakan Indonsia bersih sebagai salah satu aksi nyata dari gerakan revolusi mental yang sedang digalakkan oleh pemerintah.
Di sisi lain, menurut Koordinator Tim Kerja, Faozan Amar, gerakan PHBS harus secara sadar dimiliki oleh para santri yang memiliki aktivitas yang padat selama belajar di Pesantren “Santri harus sehat secara fisik dan mental, karena kelak mereka akan menjadi pemimpin bangsa” Ujarnya.
Dalam kegiatan sosialisasi PHBS tersebut, para santri mendapatkan strategi dan praktik pola hidup bersih dan sehat di pesantren dari Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah. “Santri harus menjadi teladan masyarakat dalam praktik hidup bersih dan sehat, maka mereka harus siap mengatakan sehat mulai dari dirinya sendiri” Ujar Hidayati, perwakilan MPKU PP Muhammadiyah yang hadir langsung.
Hadir sebagai narasumber terakhir secara daring, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti yang mengingatkan hakikat tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk generasi yang berkualitas. Maka menurut Guru Besar bidang pendidikan UIN Jakarta tersebut, untuk menjadi generasi yang unggul dan menjadi pemimpin di masa depan, para santri harus selalu sehat secara rohani dan jasmani “Karena itu, untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas, selain memiliki keluasan ilmu harus memiliki fisik yang prima” tutupnya. (Fahmi Salim).