SLEMAN, Suara Muhammadiyah-Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok, Sleman baru-baru ini menyelenggarakan acara pengajian dengan format dalam jaringan (daring) mengundang Prof. Dr. H. Din Syamsuddin sebagai narasumber. Acara pengajian diawali dengan sambutan dari Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok, Drs. H. Muhammad Jumiran, M.Pd.I. Dalam sambutannya, Jumiran mengatakan mulai hari ini, secara berkala akan kembali diadakan pengajian Ahad pagi yang sempat terhenti selama pandemi. “Kami mengundang Pak Din untuk menggugah semangat warga Muhammadiyah Depok khususnya, dan kali ini bertepatan dengan momentum Songsong Milad Muhammadiyah ke 109,” katanya.
Sementara Prof. Dr. H. Din Syamsuddin menyampaikan pentingnya tahaduts bi nimah untuk merefleksikan gerakan dakwah Muhammadiyah. Ada dua pengertian tahaduts bin nimah yakni memberitakan kebaikan yang dilakukan Muhammadiyah untuk niat syiar dan melakukan peningkatan atas apa yang telah dicapai sejauh ini. “Muhammadiyah terbukti mampu melewati gelombang sejarah karena tidak banyak organisasi di Indonesia yang saat ini berusia lebih dari satu abad,” jelasnya.
Meskipun berusia lebih dari satu abad, menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 ini, tugas kesejarahan Muhammadiyah belum selesai. Persyarikatan ini harus terus menyuarakan pentingnya kesadaran bahwa Indonesia milik bersama bukan untuk golongan tertentu. Muhammadiyah adalah teladan pentingnya berbuat dengan keikhlasan untuk bangsa. Hal ini bukan retorika semata karena dibuktikan dengan adanya 20 Pahlawan Nasional yang lahir dari Rahim Persyarikatan ini.
Dalam Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, disepakati rumusan Dakwah Pencerahan yang prinsipnya adalah membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Ketiga prinsip tersebut perlu dipahami, dipegang teguh, dan diamalkan oleh Persyarikatan. “Dakwah Muhammadiyah saat ini menghadapi tantangan berat seperti taghut politik yang berperilaku menyimpang dari konstitusi kita, taghut ekonomi yang diwujudkan dalam bentuk penguasaan aset nasional oleh segelintir orang, dan taghut budaya berupa tradisi yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman,” tambahnya. Walaupun tantangannya berat, Din Syamsuddin yakin bahwa Muhammadiyah bisa mengambil peran.
Di akhir pengajian, Din berpesan supaya Cabang dan Ranting Muhammadiyah untuk bergerak, berinisiatif mengembangkan potensi yang dimiliki dalam hal dakwah. Dengan gerakan dari bawah ini harapannya bisa bergulir ke atas lalu menjadi gerakan massif secara nasional.
Pengajian yang diselenggarakan PCM Depok sukses terselenggara berkat kerjasama Amal Usaha Muhammadiyah di Depok, Angkatan Muda Muhammadiyah Depok, dan seluruh warga simpatisan Muhammadiyah Depok. Di akhir pengajian, melalui LazisMu Depok dilaunching program pendampingan mualaf dengan penyerahan simbolis dari pengurus LazisMu Pimpinan Pusat Muhammadiyah kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok. (Ganjar Rachmawan Adiprana).