Pertama di Jatim, IPM Lamongan Selenggarakan Sekolah Ekoliterasi

LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – IPM merupakan organisasi pelajar yang tumbuh bersama dinamika masyarakat. IPM juga kerap dipandang sebagai agen perubahan, karenanya IPM harus mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan alamnya.

Untuk menjawab hal itu, Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kabupaten Lamongan mengadakan kegiatan “Sekolah Ekoloterasi” yang dilaksanakan di Kampus 3 SMK 5 Babat, pada Sabtu-Ahad (13-14/11/2021).

Kegiatan ini dihadiri oleh 25 peserta dari Pimpinan Cabang se Kabupaten Lamongan dan Pimpinan Ranting yang ikut.

Selain dihadiri 25 peserta. Kegiatan ini juga turut menghadirkan empat narasumber hebat, Iman Permadi (Pegiat Rumah Baca Komunitas), Kholida Annisa (Kabid Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah), Fauzan Anwar Sandiah (LHKP PP Muhammadiyah), dan Hari Kurniawan(Kader Hijau Muhammadiyah).

Kegiatan ini mengusung tema “I Relate Tharefore I am”.

Dalam pembukaanya turut hadir ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lamongan, Fathurrahim Syuhadi.

Dalam awal sambutanya beliau mengutip Al-Qur’an surat Al Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya (QS. Al Maidah:2)

Kegiatan ini juga, sesuai dengan ayat Allah SWT dalam Surah Al A’raf ayat 56, Ungkap Fathurrahim Syuhadi.
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan(QS. Al A’raf:56)

Fathurrahim Syuhadi mengatakan”Respon Muhammadiyah dalam Ekoliterasi telah dilakukan oleh Majelis Lingkungan Hidup (MLH). Begitu juga dengan yang dilakukan IPM dan Ortom lainnya”, ungkapnya.

“Ekoliterasi adalah sebuah gagasan yang dikenalkan oleh Fritjof Chapra (2002), yang menggugat modernisasi melalui pendekatan empirisnya. Berangkat dari gagasan Rene Descrates “cogito ergosum” aku berfikir maka aku ada. Ke-Aku-an inilah yang menyebabkan manusia cenderung eksploitatif, destruktif, dan tidak peduli terhadap alam”, ungkap Fathurrahim.

Pak Rohim sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa “Ekoliterasi merupakan keadaan melek lingkungan, yang berupaya untuk mengenalkan dan memperbarui pemahaman masyarakat akan pentingnya ekologis global. Sehingga dapat menyeimbangkan antara pembangunan dan kelestarian alam.

Lanjutnya, Ekoliterasi merupakan peningkatan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku, berlandaskan ekologi. Penerapan konsep ekoliterasi melalui penanaman karakter hidup sehat dapat dikembangkan melaui tiga tahap, yaitu pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit).

Ekologi tentunya, ungkap Fathurrahim merupakan ilmu yang mempelajari hubungan organisme terhadap lingkungannya. Ilmu ekologi pertama kali digunakan oleh Ernst Haeckel, seorang biolog Jerman, pada 1869. Sejak saat itu, ekologi dimasukkan dalam cabang ilmu biologi.

Dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengakibatkan manusia menjadi individualis dan acuh tak acuh terhadap kondisi lingkungan sekitar. Pola hidup masyarakat saat ini cenderung materialis, dan konsumtif. Memiliki perilaku yang tidak ramah lingkungan mengakibatkan alam menjadi rusak dan kehilangan keseimbangannya.

Jelas Fathurrahim, pandemi Covid-19 saat ini telah mengajarkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Alam merupakan sumber kehidupan, namun jika terus di eksploitasi alam juga bisa menjadi sumber bencana.

“Wabah pandemi Covid-19 mengajarkan kita akan pentingnya menerapkan pola hidup sehat. Agar dapat terhindar dari penularan penyakit tersebut”, ungkap ketua MCCC Babat ini.

Ketua Umum PD IPM Kabupaten Lamongan, Abdul Kholis Fadhli menjelaskan bahwa Ekoliterasi adalah gabungan dari ekologi dan literasi, ekologi berkaitan dengan lingkungan hidup dan literasi berhubungan dengan kesadaran.

Sekolah Ekoliterasi ini betujuan untuk pembentukan konstruksi berpikir kader, menganalisis tentang problematika persoalan lingkungan hidup dan menawarkan solusi dalam bentuk gagasan, advokasi, gerakan maupun karya kreatif.

Sambungnya, kearifan lokal adalah hal yang melekat dan menjadi budaya di satu tatanan masyarakat tertentu, beda wilayah berbeda pula kearifan lokalnya.

Ia menambahkan, hubungan keduanya ada pada peran kesadaran terhadap lingkungan hidup yang mulai tergeser kearifan lokalnya. Adat masyarakat yang mulai berpindah dari produktif menjadi konsumtif yang dikhawatirkan berdampak buruk terhadap lingkungan hidup.

“Untuk memberikan penyadaran kepada pelajar Muhammadiyah akan pentingnya peduli terhadap isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan hidup, minimum di sekolah dan cabang masing-masing. Kemudian munculnya kader-kader yang peduli dengan lingkungan hidup”, pungkasnya. (Penulis: Alfain Jalaluddin Ramadlan/FRS)

Exit mobile version