NSW, Suara Muhammadiyah – Untuk pertama kalinya setelah lockdown dibuka kembali oleh Pemerintah New South Wales, Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Australia mengadakan kegiatan tatap muka yang langsung dihadiri anggotanya. Dimana selama empat bulan terakhir ini, semua kegiatan dibatasi oleh pemerintah untuk membendung penyebaran covid-19. Selama ini pula kegiatan Muhammadiyah di negara bagian tertua ini diselenggarakan secara virtual, baik berupa pengajian, pelantikan, maupun jenis silaturahmi lainnya.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Milad ke-109 Muhammadiyah tingkat Ranting Istimewa New South Wales. Acara dipusatkan di Towradgi Hall Community, Wollongong, sekitar 90 kilometer dari pusat Kota Sydney. Gedung ini merupakan milik pemerintah yang sengaja dibangun sebagai wadah untuk berbagai pertemuan bagi masyarakat setempat, termasuk pula untuk komunitas masyarakat internasinal lainnya. Berada tidak jauh dari pantai Towradgi yang dikelilingi hamparan lapangan hijau yang asri.
Untuk menyemarakkan milad ini, panitia mengundang Konjen KJRI Sydney untuk memberikan sambutan. Demikian pula memberikan kehormatan kepada Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Australia yang berkedudukan di Melbourne Negara Bagian Victoria, Ustaz Hamim Jufri, membawakan pidato milad. Keduanya menyampaikan sambutannya melalui media telecofrensi langsung yang ditayangkan langsung di hadapan peserta.
Konjen KJRI Syeney, Vedi Kurnia Buana, sangat mengapresiasi pelaksanaan milad ini. Dalam sambutannya mengatakan bahwa usia 109 tahun bukanlah usia yang singkat. Sepanjang sejarah perjalanan sejak pendiriannya, Muhammadiyah tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga pelaku sejarah bangsa Indonesia, dari mulai perjuangan kemerdekaan, pergerakan nasional, kontribusi dalam pembahasan dasar negara di BPUPKI dan PPKI, hingga kontribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Ditambahkan alumni Universitas Pajajaran Bandung ini, bahwa hingga saat ini, tercatat sudah puluhan ribu amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah. 164 perguruan tinggi, 22 ribu TK, PAUD, dan Kelompok Bermain, 2700an SD/MI, 1800an SMP/MTS, 1400an SMA/SMK, 364 RS/Klinik, 384 panti asuhan, 20 ribuan masjid/mushola, dan 356 pondok pesantren. Bahkan, kini kontribusi tersebut mulai go international, dengan adanya pendirian Muhammadiyah Australia College di Victoria, Australia.
Pada bagian lainnya sambutannya, Konjen KJRI Sydney yang baru ini, mengatakan bahwa semua kontribusi tersebut merefleksikan tidak hanya Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi, tetapi juga nilai-nilai Islam yang dibawa. Hal tersebut semakin meneguhkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Eksistensi Muhammadiyah memberikan manfaat tidak hanya kepada yang seagama saja, tetapi lebih dari itu: lintas agama, etnis, bahkan lintas bangsa.
Secara khusus, diplomat Kementerian Luar Negeri RI yang sudah pernah bertugas di KJRI Hong Kong, KJRI Cape Town, dan KBRI Seoul ini, menyampaikan terima kasih atas hubungan baik dan kerja sama yang telah terjalin antara KJRI Sydney dan PRIM NSW. Kolaborasi terakhir yang dilakukan, yakni pada program Gema Ramadhan yang diselenggarakan KJRI Sydney pada Ramadhan yang lalu bersama 8 organisasi muslim Indonesia di Sydney, termasuk di dalamnya PRIM NSW. Juga mengharapkan agar PRIM NSW dapat terus bersinergi dengan KJRI Sydney dan komunitas masyarakat dan diaspora Indonesia lainnya dalam mengedepankan dan mendukung pencapaian kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara di Australia.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Australia, Hamim Jufri, meminta kepada warga Muhammadiyah di New South Wales untuk menjadikan momen milad ini sebagai penambah semangat untuk melaksanakan kegiatan organisasi lainnya. Beliau juga mengharapkan agar kegiatan Muhammadiyah lebih berfokus kepada kepentingan nyata bagi warga Muhammadiyah dan masyarakat sekitarnya. Karena hanya dengan karya nyata yang demikian seperti itulah kiprah Muhammadiyah tetap eksis hingga sekarang, baik di tanah air maupun di seluruh dunia.
Sedangkan Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales, Haidir Fitra Siagian, mengatakan bahwa tujuan melaksanakan milad ini adalah sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah Swt., karena dengan rahmat dan karunia-Nya semata, sehingga Muhammadiyah dapat tetap tumbuh dan berkembang bahkan dalam berbagai hal lebih maju dibandingkan masa-masa sebelumnya.
Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ini, menambahkan bahwa milad juga sebagai momen untuk mengukuhkan tali silaturrahim di antara seluruh keluarga besar Muhammadiyah dan simpatisannya yang ada di kawasan New South Wales, serta antar keluarga Muhammadiyah dengan umat Islam dan pemerintah setempat, serta guna memperbaharui dan membangkitkan semangat jihad, agar kita lebih dapat mengambil peran-peran dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ketua panitia pelaksana, Nurhira Abdul Kadir, mengatakan milad ini dihadiri sekitar enam puluh warga Muhammadiyah yang tersebar di seluruh New South Wales. Sedangkan melalui virtual dihadiri warga Muhammadiyah yang ada di Indonesia dan Malaysia. Dilaporkan bahwa penyelenggaraan milad ini tanpa mengumpulkan dana berbentuk uang dari anggota. Sebab semua kebutuhan seperti konsumsi, transportasi dan akomodasi dilakukan atas partisipasi masing-masing anggota. Sedangkan untuk biaya penyewaan gedung acara, ditanggulangi oleh seorang jamaah Masjid Omar Wollongong yang merupakan pelajar University of Wollongong yang berasal dari Paskistan. (HFS)