Menggagas Gerakan IMM untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Oleh: Fathan Faris Saputro
Pembelajaran anak usia dini adalah kegiatan pembelajaran yang ditujukan pada anak usia dini yang memberikan pengalaman belajar melalui bermain, mencari pengetahuan sesuai kemampuan dan memberikan perbendaraan kata pada anak. Masa anak usia dini sering disebut dengan golden age atau masa emas anak pada usia 0-5 tahun. Pada fese inilah pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat sehingga naluri, kecerdasan, intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan karakter anak akan dengan mudah terbentuk sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada pendidikan anak usia dini pembelajaran jarak jauh yang diterapkan adalah interaksi antara guru dan orang tua dalam menyiapkan kegiatan bermain bersama anak. Guru sebagai pelayan dalam menyiapkan dan mengarahkan kegiatan dan mengarahkan kegiatan dan orang tua sebagai fasilitator dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dari rumah bersama anak. Selain menjadi fasilitator orang tua juga sebagai media pembelajaran bagi anak agar anak semakin tertarik dalam melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh guru. Dalam menunjang keberhasilan pembelajaran daring untuk anak usia dini harus terjalin komunikasi dua arah antara guru dan orang tua. Komunikasi aktif dan peran serta menjadi ujung tombak dalam tercapainya keberhasilan pembelajaran daring PAUD di masa pandemi guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19.
Salah satu bentuk pembelajaran alternatif yang dapat dilaksanakan selama masa darurat Covid-19 adalah pembelajaran secara daring. Menurut Mulandini (2019) Perkembangan motorik pada anak usia dini bisa dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar berkaitan dengan dengan penggunaan otot-otot besar dan kegiatannya dapat menguras energi seperti berlari, jalan-jalan, menari dan sebagainya. Berbeda dengan motorik kasar, motorik halus hanya melibatkan otot kecil pada anak seperti kegiatan menyusun balok. Selain itu, untuk meningkatkan motorik halus pada anak juga bisa menggunakan metode berbasis pendekatan santifik.
Oleh sebab itu, untuk mengembangkan aspek kognitif pada anak, IMM bisa menggunakan pendekatan kontekstual kepada anak baik anak yang perkembangan kognitifnya cepat atau lambat. Salah satu hal yang dalam kegiatan belajar mengajar adalah terpenuhinya sarana dan prasarana dalam mengembangkan aspek kognitif anak. Selain itu diperlukan metode yang tepat dalam mengajarkan anak khususnya yang berkaitan dengan kognitif anak seperti berhitung, menghafal, menulis, menggambar, mewarnai dan membaca.
Selain pintar secara kognitif, anak juga harus bisa menerima dan diterima di lingkungan sekitarnya. Kemampuan sosial pada anak juga perlu dikembangkan dari sedini mungkin supaya anak tidak minder, pemalu, mau bergaul dengan temannya, serta mau berkomunikasi dengan temannya.
Renci mengatakan (Penulis buku IMM di Era 4.0) pada 13 Juli 2021), kalau berbicara perihal gerakan IMM, hari ini IMM bisa mengambil peran di dunia pendidikan dengan cara mengumpulkan kader-kader terbaik yang siap terjun ke dunia PAUD dengan menggagas program IMM berkunjung, di program itu kader IMM siap mendatangi rumah para peserta didik khususnya anak-anak PAUD. Atau bisa dengan cara membuat tim digitalisasi, di mana kader IMM bekerja sama untuk membuat aplikasi yang mana aplikasi itu di design menyenangkan untuk pembelajarab anak PAUD.
Urgensi Membentuk Gerakan IMM untuk Pendidikan Anak Usia Dini
Pembelajaran di era covid tentunya sangat berbeda dan memberikan perubahan yang spesifik bagi pendidikan khusunya pada tingkat PAUD/sederajat. Perubahan ini dirasakan oleh pendidik, Walimurid dan siswa pada sistem pembelajaran yang beralih menjadi belajar dari rumah dengan menggunakan sistem daring atau online.
Betapa pentingnya pendidikan untuk anak usia dini, yang pada usia inilah anak mengalami masa emas atau disebut dengan Golden Age karena pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat. Seperti pernyataan dari MNL “Penting banget karena kan anak PAUD itu masa emas atau golden age disebutnya jadi walaupun dimasa covid ini harus ada ilmu pengetahuan yang masuk kepada anak karena kesempatan ini walaupun via online anak tetap dapat kesempatan belajar”. HA juga mengatakan “Sangat penting sekali, karena pada usia PAUD ini anak lebih cepat untuk menyerap pengetahuan”.
Anak membangun pengetahuan sendiri, sejak lahir anak diberi berbagai kemampuan. Dalam konsep ini anak dibiarkan belajar melalui pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya sejak anak lahir dan pengetahuan yang telah anak dapat selama hidup. Konsep ini diberikan agar anak dirangsang untuk menambah pengetahuan yang telah diberikan melalui materi-materi yang disampaikan oleh guru dengan caranya sendiri. Anak diberikan fasilitas yang dapat menunjang untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Penulis menyadari pentingnya adanya gerakan IMM untuk berada di PAUD mereka akan di berikan sejumlah keterampilan yang sesuai dengan usianya, untuk perkembangan otak, sosial dan emosional dan anak pun akan lebih siap ketika melanjutkan ke jenjang berikutnya. Walaupun di masa pandemi, pembelajaran harus tetap dilaksanakan guna memberikan aktifitas kepada anak didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan agar dapat tercapai tujuan pendidikan.
Renci melanjutkan, kalau berbicara urgensi sebenarnya dalam ranah apapun gerakan IMM itu sangat penting, tapi kalau bicara prioritas sebenarnya prioritas IMM itu lebih ke pergerakan kampus (mahasiswa) dan dakwah di masyarakat. Tapi untuk terobosan gerakan IMM di PAUD tentu ini suatu gagasan yang cukup menarik, maka boleh saja IMM mengambil peran itu. Dalam hal ini maka humanitas kader IMM diarahkan pada gerakan PAUD yang mana membangun pondasi keislaman masyarakat sejak dini.
Kemudian, Muh. Akmal Ahsan mengatakan (Wawancara Ketua umum DPD IMM DIY) pada 12 Juli 2021) IMM memiliki kepentingan membentuk gerakan untuk PAUD sebab: Satu, Kepentingan kaderisasi mendatang 15 sampai 20 tahun mendatang generasi PAUD kini akan masuk kampus. IMM harus menyambut generasi tersebut. Dua, kondisi sosial global yang menantang generasi sekarang untuk tidak tersapu badai modernisme dan globalisasi. IMM seyogyanya turut hadir membangun nasionalisme generadi ditengah interaksi global yang massif.
Kerja sama dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peran yang sangat vital dalam menyukseskan pendidikan di Indonesia. Tercatat, saat ini terdapat lebih dari 205.472 satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun ajaran 2019/2020. Sebanyak 38.673 unit di antaranya terdapat di Jawa Timur (Databoks, 2021), sekaligus menjadi terbanyak dibandingkan provinsi lainnya. Sebanyak 205.472 bukanlah jumlah yang sedikit untuk penyedia pendidikan anak usia dini.
Belum lagi jika terdapat kader-kader IMM, maka semakin menambah potensi sumber daya manusia yang akan menjadi pengabdi di gerakan IMM untuk pendidikan anak usia dini. Potensi tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh pimpinan IMM dengan cara menjalin kerja sama dengan penyedia pendidikan anak usia dini.
IMM sebagai organisasi pendidikan informal harus bersekutu dengan segala elemen semisal NGO, lembaga sosial masyarakat, dan bahkan pemerintah. IMM dalam gerakannya jangan sampai sibuk berkompetisi sampai lupa kolaborasi.
Maka dalam konteks ini, setelah melakukan diskusi-diskusi untuk membangunkuatkan ide, gagasan, dan wacana, proses berikutnya dapat menarasikan ide dalam membumikan kontekstualisasi. Pengembangan aspek pembelajaran PAUD harus dilakukan oleh kader IMM. IMM dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran. Penulis mengatakan, optimalisasi perkembangan kognitif, sosial dan motorik anak merupakan tugas dari seorang guru di sekolah. IMM perlu mengerti perkembangan ideal seorang anak dilihat dari aspek kognitif, sosial dan motoriknya.
Untuk guru yang mengajar anak-anak yang masih berumur 4-6 tahun haruslah mengerti perkembangan tiap peserta didik. Karena pada usia tersebut merupakan usia yang masuk pada masa golden age. Peran lingkungan di sekitar sangatlah menentukan termasuk IMM dan dalam mendidik di gerakan ini. Tiap anak juga memiliki potensinya masing-masing baik dari ranah kognitif, sosial maupun motorik anak. Maka dari itu, perlunya kerjasama yang baik antara IMM dan orang tua di rumah mengoptimalkan perkembangan kognitif, sosial dan motorik anak.
Kedua, berusaha kreatif dan inovatif dalam pembelajaran PAUD. Bahwa IMM harus menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Walaupun di era covid, pembelajaran dari rumah tetaplah pembelajaran anak harus berkesan. Dan ke empat responden berharap agar pembelajaran dapat dilaksanakan normal kembali dengan tetap tatap muka di sekolah.
Disisi lain IMM diharapkan mampu menjaga komunikasi dua arah dengan orang tua dan anak didik secara reguler. Diawali dengan memastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi, kemudian dilanjutkan dengan berbagi ilmu kiat-kiat mendidik anak sesuai metode pembiasaan di PAUD. IMM harus membuka pintu lebar-lebar menjadi konsultan bagi orang tua dan memupuk kepercayaan dari orang tua.
Amelia Rosa Anugeraini dalam Wawancara pada 14 Juli 2021 mengatakan kita bisa membuat gerakan semacam kegiatan di lingkungan sekitar tempat tinggal para kader IMM, mungkin bisa bekerja sama dengan pihak desa terkait izin pengadaanya, juga sosialisasi dengan masyarakat sekitar akan gerakan itu. Karena hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan kerumunan, orangtua pun tidak was-was akan anaknya, dan orangtua pun akan merasa terbantu dalam mengajar anaknya. Atau bisa juga membuat gerakan secara online, seperti edukasi untuk orang tua bagaimana cara mengajar anak dimasa pandemi atau pembelajaran lainnya untuk anak usia dini.
Maka, dalam konteks ini, Dinas pendidikan harus lebih berperan aktif nantinya dalam memberikan dukungan kepada guru dan orang tua murid. Mengambil langkah-langkah inovatif, memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi serta mempertimbangkan cara-cara yang lebih baik lagi, untuk memberikan pendidikan selama masa pandemi ini belum berakhir.
Renci mengatakan, yang dilakukan Dinas hari ini adalah mensuport biaya juga mendukung pergerakan IMM dalam melakukan amanahnya khususnya di ranah PAUD, Selain itu, Dinas Pendidikan juga perlu menurunkan sumber daya manusia untuk menyukseskan program yang digagas IMM ini.
Proyek jangka Panjang
Penulis menyadari bahwa pembentukan gerakan IMM untuk pendidikan anak usia dini meruapkan proyek jangka panjang. Ditambah dengan kondisi pandemi yang semakin menghambat ruang gerak. Sebenarnya, tantangan terbesar dalam mendirikan dan mengelola sebuah gerakan ini bukanlah terletak pada ketiadaan sumber daya, melainkan terletak pada niat untuk tetap istiqamah dalam pengabdian.
Muh. Akmal Ahsan mengatakan, satu, tantangan internal dari kualifikasi para kader IMM untuk menjawab problematika sosial, kedua tantangan eksternal berupa disrupsi sosial, globalisasi, pragmatisme.
Oleh sebab itu, Renci menegaskan pragmatisme pergerakannya diarahkan ke praktis bagi yang tidak memahami, orientasinya pada keuntungan pribadi. Nah, benar kalau ini menjadi sebuah tantangan, kalau kader IMM semua orientasinya pada keuntungan secara material maka gak yang bergerak dalam program ini.
Sebagai penutup, maka sudah seharusnya IMM sebagai anak panah gerakan Muhammadiyah nantinya mampu untuk mendirikan dan mengelola. Melewati masa pandemi memang bukan hal yang mudah bagi kita. Akan tetapi semua bergantung pada kemauan. Manakala segala sesuatunya sudah siap, bukan tidak mungkin terwujud gerakan ini. Terakhir, kegiatan ini menjadi salah satu agenda gerakan implementasi teologi Al-Maun KH. Ahmad Dahlan yang dapat dirasakan kebermanfaatanya oleh semua pihak.
Fathan Faris Saputro, Alumni Darul Arqam Madya Nasional Jakarta Timur tahun 2021 dan Kader IMM Lamongan