109 Tahun Muhammadiyah
109 tahun sudah Muhammadiyah terlahir di bumi nusantara, lahir dikala negara dalam cengkraman penjajah. Bukanlah hal yang mudah dikala itu untuk melahirkan sebuah organisasi untuk mencerdaskan masyarakat dari rahim keagamaan (Islam).
Pahit, getir, tekanan dan fitnah bukanlah hal yang aneh dan mungkin selalu menghujami para pendiri dan anggota Muhammadiyah.
Sorot mata dan teropong kecurigaan dari pemerintah Hindia Belanda pada saat itu tidak bisa dielakkan lagi, namun yang paling membikin pilu para pendiri Muhammadiyah adalah cacian dan hujatan serta penghianatan dari bangsa sendiri.
Sekarang sudah 109 tahun. Apakah permasalahan tersebut sudah tidak ada?
Secara fisik penjajahan pendudukan dari negara asing boleh dikata tidak ada, namun secara psikis dan politis sekarang lebih sulit dan mencengkeram kuat di negeri ini.
Ditambah lebih lagi menjadi sedih dan pilu karna memahamkan adanya penjajahan sangatlah sulit bagi warga negara saat ini.
Muhammadiyah dikala lahirnya berkiprah melawan penjajahan dan kebodohan. Dikala kemerdekaan berkiprah mengisi dan berperan sebagai organisasi pencerahan.
Kini tugas kita untuk meluruskan niat dalam berMuhammadiyah,
yang artinya mengikuti ajaran Nabi Muhammad.
BerMuhamadiyah sangatlah luas,
Seluas kiprah Muhammadiyah
Ada yang Aktif sebagai pengurus Muhammadiyah baik struktural maupun fungsional.
Ada yang berMuhammadiyah sebagai jamaah, simpatisan, maupun pekerjaan,
Semua tetep berMuhammadiyah.
Dalam bersyariat Muhammadiyah NBM sebagai tanda administrasinya
Dalam berhakekat ikut membesarkan dan menjaga nama baik organisasinya
Dalam berma’rifat Muhammadiyah adalah menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
Mari bangun sinergi dalam berhidmat di Muhammadiyah, menjaga ukhuwah,
menjaga marwah.
Tanpa melihat apa dan siapa,
Bukan untuk mencari apa dan berapa.
Muhammadiyah tempatnya berfastabiqul khoirot, dalam bingkai Hizbul Wathan, dan terpatri dalam Nun wal qolami wamaa yasturuun.
Muhammadiyah semakin besar, bukanlah semakin ringan namun akan semakin berat, maka butuh pondasi dan alas yang keras dan kuat.
Muhammadiyah semakin tinggi, maka semakin besar pula terpaan permasalahannya
Karena berMuhammadiyah itu indah, maka perindahlah diri kita dalam berMuhammadiyah.
Insya Alloh kelak kita akan mendapatkan KEINDAHANNYA.
Apapun kita tetap MUHAMMADIYAH.
Belajar menjadi kader yang Optimal, bukanlah kader yang Parsial.
Selamat Milad MUHAMMADIYAH Ke-109
Semoga Alloh mengumpulkan kita disurga Nya kelak seperti Alloh mengumpulkan kita dalam organisasi ini, Aamiin…
***
Rabu, 17 November 2021
Diruang Al-kautsar PKU Muh Bantul
Dari kader pinggiran.
H.M Nur Amin S,S.H.I., Ketua Kwarda HW Bantul