BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Sejatinya setiap kampus memiliki fasilitas yang ideal dalam melaksanakan pembelajaran para mahasiswa. Tujuannya tentu dengan lengkapnya fasilitas, proses kuliah mahasiswa bisa berjalan dengan baik, prestasi juga bisa diraih dengan gemilang.
Itulah yang sejak awal hingga saat ini menjadi perhatian UMBandung. Kampus yang pas awal berdiri menempati gedung sewa di kawasan Palasari, Kota Bandung, ini sekarang sudah punya gedung sendiri setinggi 14 lantai di kawasan Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung.
Kepala Bagian Sarana Prasarana & Hukum UMBandung H. Acep Muharom T. Syamsuddin, S.H. mengatakan bahwa peningkatan fasilitas kampus menjadi bagian dari tanggung jawab bidang sarana prasarana dan hukum.
”Peralatan-peralatan yang dimiliki itu selalu diperbaiki, lalu dilakukan upgrade dalam waktu mingguan atau bulanan sehingga kapasitas peningkatan ini menjadi sarana dan prasarana yang siap untuk dipergunakan,” ucap Acep, di kampus UMBandung, Rabu (18/11/2021).
Acep mengungkapkan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sudah punya standar fasilitas yang harus dicapai setiap kampus.
”Sarana prasarana yang ada di lingkungan UMBandung itu setidaknya harus sudah memenuhi standar minimum yang ditentukan oleh Kemendikbudristek. Oleh karena itu, jika ada pelaksanaan akreditasi dan atau kegiatan lainnya, pemenuhan standar tersebut itu sudah tersedia di posisinya,” lanjutnya.
”Kita sekarang ini sesuai arahan dari Pak Rektor harus mengejar segala keseluruhnya sesuai dengan standar-standar yang ada sehingga kemampuan kita, kualitas kita, setidaknya mampu mengejar ketertinggalan dari perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia,” tuturnya.
Menurut Acep, fasilitas yang baik yang harus ada di sebuah kampus yakni yang melebihi standar yang sudah ditentukan.
Acep menerangkan, misalnya ketersediaan ruang kelas yang memenuhi dan mampu menampung seluruh mahasiswa. Kalau jumlah mahasiswa ada 1500, jumlah kelasnya minimum sekitar 30-40 kelas dengan daya tampung dan kapasitas per kelas 50 orang.
”Selain itu, kelengkapan-kelengkapan fasilitas lainnya yang harus dilengkapi dalam proses pembelajaran yang lebih kompleks, sebetulnya banyak yang harus dibenahi atau disediakan, termasuk juga sistem teknologi informasi,” tuturnya.
Sistem teknologi informasi merupakan pendukung utama. Di zaman teknologi informasi sekarang ini, kata Acep, seluruh administrasi pengelolaan kampus idealnya berbasis sistem seperti itu.
”Di UMBandung ini alhamdulillah kita sudah mulai dengan cara-cara seperti itu. Sebetulnya kampus kita ini bayi baru lahir ya ibaratnya, tetapi fasilitas yang ada sudah agak minimum terpenuhi. Jadi kalau ditanya berkenaan dengan ketersediaan minimumnya sudah ke mana, insyaallah sudah terpenuhi, secara otomatis untuk memenuhi standar minimum kita kejar terus,” katanya.
Prestasi mahasiswa
Ditegaskan Acep, kelengkapan fasilitas di suatu kampus sangat berdampak signifikan terhadap nilai, skill, dan prestasi yang akan diraih oleh para mahasiswa di kampus tersebut.
Dengan adanya fasilitas yang lengkap, menurut Acep, semua kebutuhan mahasiswa dapat terpenuhi dan bakat mereka juga tersalurkan dengan secara baik.
”Jadi, menurut saya kelengkapan seluruh fasilitas yang diharuskan dalam tata kelola perguruan tinggi itu ya berpengaruh pada output skill lulusan dari perguruan tinggi tersebut,” katanya.
Terakhir, Acep berpesan kepada seluruh sivitas akademika UMBandung untuk selalu menjaga dan merawat fasilitas yang ada agar kapasitas barang yang dimiliki tidak membatasi nilai-nilai kegunaan barang tersebut.
”Kita harus janjikan pada diri kita bahwa kita berada di lingkungan kampus ini sebagai amanat kepada diri kita, bagaimana kita memelihara kekayaan atau istilahnya harta benda milik persyarikatan Muhammadiyah ini dimanfaatkan kemudian dirawat secara maksimal bersama-sama,” pungkas Acep.(Firman Katon)