Refleksi Milad ke-103 Hizbul Wathan: Pentingnya Penanaman Karakter

Milad

Refleksi Milad ke-103 Hizbul Wathan: Pentingnya Penanaman Karakter

Oleh: Fathan Faris Saputro

Di usia 103 ini Hizbul Wathan, spirit membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam kepribadian gerakan kepanduan Hizbul Wathan melalui ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat untuk kedepannya bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Pendidikan karakter ini sangat penting untuk dilakukan sedini mungkin, dimaksimalkan pada usia sekolah dasar dan dibutuhkan peran penting orang tua, pembina, serta masyarakat  untuk membantu dalam mengembangkan dan pembentukan karakter peserta didik. Pada usia Sekolah Dasar anak sudah memiliki nalar yang baik, sudah dapat mengerti dan akan lebih mudah untuk menanamkan pendidikan karakter pada anak dalam kegiatan kepanduan Hizbul Wathan.

Pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan pada pandu Hizbul Wathan terutama pada anak sekolah Dasar di zaman yang serba digital ini. Mengingat kemajuan teknologi yang semakin pesat dimana tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja namun juga anak-anak, yang seharusnya tidak digunakan oleh anak-anak. Di zaman digital ini anak dengan mudahnya menggunakan media digital. Di zaman digital ini tidak hanya berdampak positif tetapi juga memiliki dampak negative tergantung dari bagaimana setiap individu menggunakannya. Untuk itu peran orang tua dan pembina sebagai pendidik disini sangat dibutuhkan untuk membimbing dan memantau apa yang digunakan oleh anak pada media digitalnya, agar tidak terjadi salah kaprah dalam menggunakan media digital namun dapat memanfaatkan media digital untuk kehidupannya dan dirinya sendiri.

Menurut Piaget anak usia 7-11 tahun mengalami tingkat perkembangan operasional konkrit. Tingkat ini merupakan berpikir rasional. Ini berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah yang konkret. Bila menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan persepsi, anak dalam periode ini memilih mengambil keputusan logis dan bukan keputusan perseptual seperti anak pra operasional. Pada zaman digital pandu athfal sudah bias menggunakan atau mengoperasikan barang-barang teknologi seperti ponsel atau gawai, computer, vidio gam dan lain sebagainya.

Pendidikan Karakter

Menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, kecerdasan, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah usaha pembentukan kecakapan fundamental dan pengembangan potensi diri pada peserta didik dalam spiritual, kepribadian, pengendalian, serta ketrampilan peserta didik.

Munhlas Samani berpendapat bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Agus Wibowo, karakter merupakan cara berpikir  dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dari pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri khas yang membentuk pribadi seseoarang yang di wujudkan dalam sikap dan perilaku dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun Negara.

Di dalam lembaga pendidikan, pendidikan karakter adalah penentuan visi dan misi lembaga pendidikan. Visi dan misi lembaga pendidikan merupakan momen awal yang menjadi persyaratan sebuah program pendidikan karakter di sekolah. Tanpa ini, pendidikan karakter di sekolah tidak  akan dapat berjalan. Jika visi dan misi telah ada, pilar penting tegaknya pendidikan karakter adalah individu-individu yang bekerja di dalam lembaga pendidikan tersebut. Untuk itu etika profesi dan farmasi guru menjadi momen penting bagi pengembangan pendidikan karakter di sekolah. Selain guru peran orang tua juga sangat diperlukan untuk mengembangkan karakter anak juga dengan  lingkungan masyarakat.

Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter bagi Pandu Hizbul Wathan

Di zaman modern saat ini memacu para pendidik untuk menghasilkan pandu HW yang mampu menempatkan dirinya di tengah deru perubahan yang cepat. Para pembina memiliki kewajiban moril untuk mendorong para peserta didik untuk menjadi orang yang mampu menggali makna  dan ambisi yang bermanfaat bagi orang lain maupun diri sendiri. Penanaman karakter dalam perannya  dalam bidang pendidikan dapat dilakukan dengan Pembinaan watak jujur (jujur, cerdas, peduli dan tangguh).

Merupakan tugas utama pendidikan, mengubah kebiasaan buruk tahap demi tahap yang pada akhirnya menjadi baik. Karakter merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, perbuatan dan tindakan. Penanaman nilai karakter tersebut dapat diimplementasikan dan dijadikan budaya sekolah dan juga banyak nilai karakter yang harus dibangun disekolah seperti nilai peduli, jujur, kreatif, disiplin, tanggung jawab dan lainnya.

Pendidikan Karakter di Zaman Serba Digital

Pada zaman modern yang serba digital ini sangat jarang terlihat pandu HW yang bermain dilapangan dengan permainan tradisional, justru lebih banyak hasil bermain dengan telepon genggamnya atau gawai. Padahal permainan tradisional ini bisa kreatif dengan menggunakan permainan tradisional. Anak-anak zaman sekarang lebih menyukai menggunakan teknologi yang ada dengan telepon gengamnya atau gawai seperti vidio game.

Maka dalam konteks ini, para pembina atau orang tua bisa melakukan. Pertama, Meningkatkan dan memperbarui wawasan tentang internet dan telepon genggam atau gawai. Orang tua maupun pembina tidak dapat memantau atau mengawasi anak-anak apabila gagap akan teknologi. Kedua, Membatasi  waktu pada anak dalam menggunakan telepon genggam atau gawai. Ketiga, Pembina maupun orang tua dapat memberikan pemahaman  dan kesadaran kepada anak dampak negative dari internet atau telepon genggam.

Anak-anak di zaman sekarang serba digital ini dengan teknologi yang ada, yang serba canggih seperti dalam mencari bahan pembelajaran. Generasi atau ana-anak di zaman serba digital cenderung ingin memperoleh kebebasan. Mereka tidak suka diatur dan dikekang, mereka ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan berekspresi. Sebagaimana telah dijelaskan, Hizbul Wathan senantiasa mengedepankan dalam penerapan pendidikan karakter yang sangat penting agar generasi penerus bangsa mempunyai moral dan akhlak yang baik.

**

Pendidikan karakter ini dapat diterapkan pada kegiatan kepanduan Hizbul Wathan yang berkaitan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang ada dengan dikembangkan dan kaitkan kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter juga akan berhasil apabila, pembina memberikan stimulus agar peserta didik memberi respon sesuai dengan keinginan pembina. Di zaman serba digital peran orang tua, pembina, serta masyarakat di sekitar sangatlah diperlukan guna meningkatkan karakter peserta didik sebagai calon penerus bangsa yang jujur, peduli, bertanggung jawab dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Peran pembina dalam membangun karakter peserta didik tidak hannya mengajarkan konsep karakter yang baik, tetapi juga dengan bagaimana mengarahkan peserta didik untuk dapat mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Diberikannya pendidikan karakter anak usia sekolah dasar merupakan salah satu alternative solusi penyelesaian untuk mengantisipasi kenakalan anak dan kekerasan terhadap teman.

Tulisan ini adalah refleksi sederhana tema milad Hizbul Wathan ke-103, sekaligus semoga menjadi kado kebaikan yang merefleksikkan pula gerakan kepanduan Hizbul Wathan.

Fathan Faris Saputro, Ketua Bidang Komunikasi dan Teknologi Informasi Kwartir Daerah Hizbul Wathan Lamongan

Exit mobile version