BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh Dr. H. Muharrir Asy’ari beserta Pimpinan AUM dan keluarga besar Muhammadiyah menghadiri acara Siraturrahmi dengan Kookmin Bank (KB) Bukopin Syariah di Hotel Kyriad Muraya Kota Banda Aceh, Sabtu (27/11).
Siraturrahmi tersebut dihadiri oleh Pembina PWM Aceh Prof Al’yasa Abubakar, MA, Pimpinan Harian PWM Aceh, Tokoh muhammadiyah, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah. Sedangkan dari rombongan Bank KB Bukopin Syariah Jakarta Dr. Ir. Mustafa Abubakar, Abdul Mu’ti, Dery Januar, dan rombongan KB Bukopi Syariah Aceh.
Ketua Wilayah Muhammadiyah Aceh (PWM) Dr. H. Muharrir Asy’ari menyampaikan “atas nama pimpinan Muhammadiyah Aceh kami menyampaikan banyak terimakasih atas siraturrahim dan kerja sama yang selama ini dibangun.” Kata Muharrir, Kita berharap, jangan usai pertemuan ini akan ada tindaklanjut yang dilakukan. Insya Allah kita pakai dan minta motode yang Aman, Mudah, Murah (AMM). Alhamdulillah Bank Bukopin Syariah hadir di tengah tengah kami.
Insya Allah dalam beberapa waktu kedepan akan kami sampikan mana amal usaha yang membutuhkan pengembangan dan butuh dana.
Kami selaku Pimpinan Muhammadiyah menyambut baik sekali dalam hal ini, mudah mudahan kerjasama ini bisa di bangun paling tidak ada beberapa AUM yang dapat kita implementasikan.
Komisaris Utama Independen Dr. Ir. Mustafa Abubakar menyamapaikan Alhamdulillah kita bersyukur bahwa Bank Bukopin Aceh yang selama ini menjadi bank Konvensional, tepatnya pada tanggal 16 November 2021 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah di tetapkan sebagai KB Bukopin Syariah Banda Aceh.
“Saya sebagai putra Aceh turun bersyukur dan berbangga hati dengan kemajuan dari Bank Bukopin Syariah, masa masa sulit sudah kita lalui secara bertahap dapat di lalui.”
Saat ini bank Bukopin sendiri sebagian besar saham di pegang oleh Bank Bukopin Induk (Kookmin Bank) diberi kesempatan saat ini untuk investor lain, termasuk Investor dari Keluarga besar Muhammadiyah. Apalagi Bank Bukopin tidak bisa di lepaskan dari Muhammadiyah baik secara organisasi apalagi secara individu.
Saat ini fokus kita adalah bukan kepada strategi investor tapi kita berharap Muhammadiyah menjadi mitra yang sangat penting dan utama untuk Bank Bukopin Syariah, apakah dia AUM, Pendidikan, Rumah Sakit dan kegiatan lainnya.
Mustafa Abubakar menambahkan, saya betul betul mengharap dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia yang menjadi lahan pengabdian Bank Bukopin Syariah, Aceh yang mestinya yang pertama dan utama. Apalagi saya seorang putra Aceh, ingin sekali melihat peran Bukopin Syariah betul betul menonjol siknifikan.
Sisi lain Muhammadiyah adalah lahan subur untuk di Aceh dan kami sudah memikirkannya dengan dewan Direksi lainnya, Bagai mana cara Muhammadiyah bergandeng tangan dengan Bank Bukopin Syariah agar dapat bahu membahu dalam menghela ekonomi rakyat terutama UMKM kita jadikan super prioritas, agar rakyat sejahterakan dengan jalur usaha yang sehat. “Kami merasa nyaman ketika Bank Bukopin menjadi KB Bukopin Syariah, pertama sekali berjumpa dengan Muhammadiyah, alhamdulillah.”
Komisaris Independen KB Bukopin Syarian lainnya adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Ketua Bandan Standar Nasional Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia Abdul Mu’ti menyampaikan secara singkat hubungan KB Bukopin Syariah dan Muhammadiyah, bahwa Muhammadiyah pernah memiliki Bank Persyarikatan karena sesuatu dan lain hal di ambil alih oleh Bank Bukopin sehingga namanya kemudian dilebur menjadi Bank Bukopin Syariah.
Ada saham muhammadiyah di situ jumlahnya tidak banyak. Tapi kita berupaya kedepannya kita sebagai pemegang saham nomor dua, dan sudah di bicarakan di tingkat PP, karena itu bermitra dengan bank Bukopin sangat potensial karena memang amal usaha muhammadiyah mengalami perkembangan baik dari sisi jumlah maupun dari sisi kualitas.
Karena itu hubungan antara KB Bukopin Syariah dengan Muhammadiyah memang sangat kuat, ada harapan besar baik dari Kookmin Bank dan Bank Bukopin Syariah dengan Muhammadiyah dapat di perkuat lagi. Ada dua bentuk yang akan di tawarkan nanti yang pertama bagai mana pembiayaan dapat ditingkatkan dan yang kedua Muhammadiyah dapat menambah jumlah sahamnya.
Tentu saja kemitraan itu tidak terbatas dengan amal usaha, namun dengan warga persyarikatan terbuka peluang yang sama. Muhammadiyah pada dasarnya membuka pintu bagi KB Bukopin dengan prinsip bahwa pelayanan itu adalah pelayanan yang Aman, Mudah dan Murah (AMM).
Mudah mudahan sifat ta’awun dalam konteks pengembangan ekonomi mudah mudahan dapat menjadi salah satu cara kita untuk memajukan persyarikatan muhammadiyah dan juga kesejahteraan. Tutup Abdul Mu’ti. (Agusnaidi B/Riz)