MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Wabah Covid-19 bisa berdampak terjadi kehilangan pembelajaran (learning loss), berupa kehilangan kemajuan belajar atau ketertinggalan capaian pembelajaran.
Kehilangan kemajuan pembelajaran ini terutama terjadi pada siswa kelas 1-3 SD yang merupakan fondasi awal perkembangan anak secara akademik.
Demikian penegasan Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Dr H. Andi Sukri Syamsuri, A. Md, S.Pd, M. Hum, saat membawakan materi pada
Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan sekaligus Lounching Gerakan Literasi Kota Makassar, Rabu (1/12/2021) di Hotel Karebosi Premier Makassar.
Pada simposium yang digelar Dinas Pendidikan Kota Makassar ini Dr Andis membawakan materi dengan judul
Peranan Guru Dalam Masa Pemulihan.
Tampil nara sumber lainnya, Bachtiar Adnan Kusuma, S. Sos, MM, Istian Tajuddin, S.Psi, M.Psi, Psikolog, Dr.H.Abdul Halim Muharram, M.Pd dengan moderator Dr. Pantja Nurwahidin, M.Pd sehari hari adalah Kepala Bidang MGTK Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Dijelaskan, pada sisi lain dari hilangnya kemajuan pembelajaran, adalah hilangnya kompetensi yang telah dipelajari sebelumnya atau tidak tuntasnya pembelajaran di jenjang kelas serta tidak adanya efek majemuk serta tidak menguasai pembelajaran di setiap jenjang kelas yang signifikan dan siswa mengalami putus sekolah, kata ungkap Sekretaris HPBI Sulsel ini.
Dampak lain dari Covid-19 bagi guru adalah mengharuskan guru beradaptasi dalam penyampaian materi belajar di kelas secara tatap muka langsung ke pembelajaran dalam jaringan ketika pemerintah menetapkan kebijakan belajar dari rumah, tegas Timsel Anggota KPU Sulsel Pemilu 2019 ini.
Pembelajaran selama pandemi guru dituntut bekerja keras guna memastikan kegiatan pendidikan tetap terlaksana dan meminimalisasi hambatan yang terjadi, kata Tim Penyelia PPG Kemenristekdikti RI.
Guru tak tergantikan di era disrupsi dan revolusi industri 4.0, karena guru jadi panutan, guru selalu menggerakkan jiwa anak didik pada kebenaran dan kebaikan untuk meraih masa depan yang cemerlang, guru menjalankan misi kemanusiaan, ungkap Sekjen DPP Kemawa ini.
Guru tak tergantikan karena berperan sebagai fasilitator, motivator, inspirator, mentor, pengembang imajinasi dan kreativitas, pengembang nilai nilai karakter dan team work, memiliki empati sosial.
Peran guru dalam masa pemulihan Covid-19 para guru hendaknya menciptakan proses pembelajaran yang berpihak ke siswa, memberi ruang kepada siswa untuk berekspresi, kata
mahasiswa teladan RI 1993 ini.
Peran lainnya para guru dalam masa pemulihan yakni; kemampuan literasi dan numerasi dan mengetahui apa yang siswa bisa dan tidak bisa lalukan.
Semua guru memiliki akses ke modul kurikulum khusus, baik itu versi digital maupun versi cetak. Guru melakukan asesmen diagnosis berbasis kelas sehingga dapat membantu mengindentifikasi pencapaian dan kebutuhan pembelajaran pada platform pembelajaran kemendikbud.
Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah sepandai apapun siswa peran guru tetap sangat penting sebagai pendidik dan pembimbing. (yahya/ulla).