Gerakan Lingkungan Prespektif Muhammadiyah

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP ‘Aisyiyah menggelar pengajian Jum’at Pagi dengan nara sumber Sekrtetaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.

Kajian yang digelar secara daring via Zoom pada Jum’at (3/12/2022) itu bertajuk “Gerakan Lingkungan dalam Prespektif Muhammadiyah”.

Bertindak sebagai moderator, ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah Hening Parlan menuturkan, salah satu program LLHPB adalah ngaji lingkungan. Pengajian ini kata dia sudah dilaksanakan sejak Ramadhan lalu.

“Sempat berhenti karena berbagai hal, hari ini kesempatan untuk memulai lagi,”tutur Hening.

“Kali ini kami mengajak mas Mu’ti (Abdul Mu’ti) untuk memaparkan bagaimana peran Muhammadiyah dalam isu lingkungan hidup,”imbuhnya.

Hening juga menjelaskan bahwa LLHPB telah melakukan kerja sama dengan Lazismu dalam program penanaman pohon dan sayur dengan sistim pola asuh, serta sedang membentuk ustadz dan ustadzah lingkungan sebagai corong untuk mengampanyekan isu lingkungan.

“Program ini memastikan pohon dan sayur yang ditanam dirawat dengan baik karena dijaga oleh pengasuh masing-masing,”jelasnya.

Abdul Mu’ti di awal kajian memaparkan pandangan Islam dan Muhammadiyah kaitannya dengan lingkungan hidup.

Kata dia, Islam adalah agama yang ramah lingkungan, maka Muhammadiyah dalam memahami hal itu kemudian menerbitkan buku berjudul fiqh lingkungan.

Alam semesta ciptaan Allah diperuntukkan manusia. Di mana manusia hidup dan memperoleh penghidupan. Karena itu kata dia sejak awal Islam sudah meletakkan kaitan alam dengan Allah.
Mu’ti menjelaskan, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama Allah sebagai pencipta, maka semua yang ada di alam ini maujud atau terbentuk.

“Pemahaman ini penting karena sebagaian dari para ilmuwan berpendapat alam ini terbentuk dengan sendirinya,”tandasnya.

Kedua kata dia, manusia dan makhluk lainnya diwajibkan menyembah Allah sebagai pencipta alam, tidak menjadi penyembah alam.

“Manusia bertanggung jawab memakmurkan alam, sebagai bentuk peribadatan. Maka manusia diperintah untuk berbuat ihsan tidak hanya kepada alam, tetapi juga kepada makhluk ciptaan Allah yang lain,”ujarnya.

Tanggung jawab manusia sebagai khlaifah adalah menciptakan kemakmuran di muka bumi. Mereka memilik aktifitas dan kreatifitas dengan memanfaatkan alam semesta ini. Hal itu kata Mu’ti menjadi sebab Allah membuka pintu rizki.

Berbicara tentang Allah dan alam, Mu’ti mangatakan dalam Al Qur’an banyak ayat yang dimulai .ومن ايته Sebagaian dari ayat itu dikaitkan dengan ciptaan alam.

Lebih lanjut dia menjelaskan, alam sebagai makhluk Allah memiliki sifat rusak. Sebagian keruskan karena hukum alam.

“Memang disebabkan sifat-sifat alamiyah dari alam itu. Karena Allah juga menegaskan segalanya rusak kecuali Allah. Walaupun kita pelihara sebaik apapun, pohon akan tetap mati juga, pun dengan manusia,”tandasnya.

“Yang kedua bisa juga karena manusia, maka kita punya tanggung jawab, kita dibuka pintu rizki dari alam tapi jangan dieksploitasi secara berlebihan,”imbuhnya.

Menurut dia, isu pemanasan global dan perubahan iklim agak sulit dijelaskan oleh para ahli. Hal ini disebabkan konsumsi energi berlebihan mengakibatkan konsentrasi karbon dioksida dan mono oksida meningkat.

“Iklim sudah berubah maka peningkatan suhu makin tinggi. Jjika tidak diturunkan levelnya, maka tahun 2.100 nanti suhu dunia akan naik 5 derajat, es di kutub akan mencair, permukaan laut pasang dan akan terjadi banjir abadi di beberapa tempat,” tutupnya. (Iwan Abdul Gani)

Exit mobile version