Creative Minority Dorong Pengembangan Ekonomi Sekolah

Creative Minority

Deni Asy'ari dalam business sharing SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Urgensi sekolah adalah ikut serta bertanggungjawab dalam mencerdaskan anak bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan. Namun, disisi lain, sekolah juga bisa dikembangkan dalam aspek ekonomi untuk menghidupkan potensi dan peluang bisnis. Maka khusus untuk menggerakan sektor bisnis ini, dibutuhkan manajemen tersendiri yang disebut dengan creative minority.

Hal itu disampaikan oleh Deni Asy’ari, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media (PT SCM) atau Suara Muhammadiyah dalam business sharing bersama guru-guru SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta, pada Jum’at (3/12) di kampus unit 2 dengan tema, Penguatan Ekonomi Sekolah.

Arti penting creative minority ini menurut Deni adalah, agar pengelolaan sektor ekonomi dikelola secara mandiri dan total. Sebab, dalam dunia usaha, pengelolaannya membutuhkan manajemen dan tim khusus yang fokus dalam mengoperasikan usaha. Sebab bisnis tidak bisa dikelola dengan model sambilan atau bersifat sosial.

Bahkan jauh dari itu, menurut Deni, gerakan ekonomi harus memiliki visi yang jauh ke depan. Bukan sekedar buka usaha dan mendapatkan laba. Tetapi, bagaimana dengan pengelolan usaha ini, dapat menjadikan lembaga pendidikan kita atau organisasi kita ini lebih mandiri lagi.

Business sharing SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta

Deni pun juga mengkisahkan kesuksesan salahsatu kampus di Ankara Turki, Bilken University, yang mampu mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikannya, tanpa bergantung pada pembiayaan yang bersumber pada siswa.

“Bilken University, di Ankara Turki, mampu memberikan beasiswa secara maksimal kepada pelajarnya dan mendatangkan dosen-dosen hebat, karena mereka mampu mengelola sumber pembiayaan dari sektor bisnis. Setidaknya, ada 50 lini usaha di bawah lembaga pendidikan ini,” ungkap Deni.

Maka, keberadaan sektor usaha di lingkungan sekolah sangat diperlukan. Bahkan jika perlu, ia paralel dengan pengembangan lembaga pendidikan itu sendiri.

Maka menurut Deni, dalam pengembangan usaha ini, tidak perlu underestimate, walau di tingkat pendidikan menengah, kalau memang berhasil dalam mengelola sektor bisnis, perguruan tinggi atau pihak lain pun, akan bisa belajar ke sini.

“Maka jangan melihat kita siapa, tapi katakanlah, kalau kita bisa berbuat apa,” tuturnya.

Seiring dengan itu, Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 10 Esti Priyanti, dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa ada keinginan besar dari sekolah ini, untuk mengembangkan lini bisnis.

“Kita berharap, ke depan kami bisa mengelola berbagai bisnis dan usaha. Sebab banyak siswa-siswa yang disini, butuh support untuk pembiayaan. Sementara ini, kami sudah mengelola ‘bank sampah’, yang hasilnya bisa untuk meringankan kebutuhan siswa,” ungkapnya.

Acara yang berlangsung di area lahan yang baru dibebaskan ini, dihadiri oleh seluruh guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. (red)

Exit mobile version