SABANG, Suara Muhammadiyah – Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya melakukan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (3T).
Upaya tersebut antara lain diwujudkan melalui program Kemitraan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), yang mempertemukan guru inti dan guru mitra untuk saling berbagi pengalaman, menginspirasi, dan mengembangkan kerja sama dalam upaya peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan.
Tenaga Ahli Program Kejar Mutu Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nefra Rizki menyampaikan, pertemuan guru inti dan Fasilitator dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para peserta tentang kemitraan guru dan tenaga Fasilitator. Di samping itu, menggiring para guru dan kepala sekolah untuk berkolaborasi dan saling berbagi pengalaman terbaik dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Jika di lihat pola belajar daring selama ini tugas yang di berikan oleh guru seratus persenya di kerjakan oleh orang tua. Ketika masuk sekolah ada anak yang secara psikologis tidak siap menghadapi belajar tatap muka dan itu menimbulkan lerning lost ketika masuk sekolah, nilai anak ada yang turun dan kempuan literasi yang semula bagus tapi ketika masuk sekolah menjadi tidak bagus.
Program Kejar Mutu ini kita menyiapkan sepuluh Fasilitator yang berada di Kota Sabang bertugas di Sekoah Dasar Negeri, selama kita melakukan kegiatan ada beberapa temuan efek dari covid-19, beberapa anak yang kita temui disekolah memang kemampuan literasi nya perlu di damping oleh tenaga pendidik maupun guru itu sendiri . kata Nefra Rizki.
Sebagai contoh ada siswa tidak mau berbicara disekolah sama sekali, kita akan coba berkonsultasi kembali kepada guru atau kepada keluarga mereka. Ini perlu kajian lebih dalam yang harus di lakukan oleh tenaga pendidik, sehingga tidak berdampak kepada hal lainnya. Nefra menambahkan, faktor ekonomi, pendidikan orang tua sangat penting mengingat anak yang kemapuan literasi dan numerasinya kurang perlu diadakan pendampingan sejak dini.
Tugas kita saat ini dengan waktu selama satu bulan penuh untuk sepuluh sekolah, kita coba memberi hasil yang maksimal. Sebagai masukan kepada Kemindikbud Ristek diharapkan program ini ada tindak lanjut kedepannya tetap dengan sasaran yang sama. Harapan kita dengan pembelajaran ini, nilai anak ada peningkatan, sehingga menimbulkan motivasi kepada peserta didik.
Fasilitator Kejar Mutu SD Negeri 16 Kota Sabang Tri Kirana mengatakan “dampak dari Covid-19 Literasi anak sangat berkurang karena minat belajar mereka menurun, mungkin terbiasa dengan selalu bermain gedjed jadi kurang lancar dalam membaca.
Bahan bacaan dibuat sebaik mungkin sehingga anak tertari untuk membaca dengan program ini setidaknya sedikit kita mengetahui mengapa anak malas belajar selama pandemi.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 17 Kota Sabang Halimatussakdiah mengatakan “Program pemerintah kejar mutu dari kemendikbud ini kami sangat senang siswa yang biasanya malas belajar saat ini lebih bersemangat, harapan kami kedepan agar pihak kemendikbud memiliki program lainnya yang lebih menyentuh, nyata kerjanya, agar pendidikan anak lebih baik. Khusunya seluruh Kota Sabang agar tidak tertinggal dari daerah sebab daerah ini daerah terluar. dengan adanya program seperti ini sangat bermanfaat sekali. (Agusnaidi B/Riz)