Sekretaris Masjidnya Orang Singapura
Oleh: Haidir Fitra Siagian, Ketua PRIM New South Wales, Australia
Dalam satu tahun terakhir ini, hari ini kembali dapat mampir salat Duhur di Masjid Uthman Oak Flats Shellharbour. Sekitar 25 km dari rumah. Kebetulan ada urusan sedikit ke kawasan ini, jadi disempatkan singgah sejenak.
Dua tahun lalu masjid ini masih berbentuk rumah tua. Halaman masih sederhana, kurang terawat. Setelah direnovasi, tampilannya cukup elegan. Baik di dalam maupun di luar. Tempat wudhu dan toiletnya standar hotel berbintang.
Di dalam cukup nyaman dan bersih. Meskipun tidak terlalu besar, bentuk masjid ini masih seperti rumah. Dulu memang rumah tua yang dibeli oleh umat Islam. Sekarang dibagian depan tampak dibangun qubah kecil, sebagai tanda bahwa ini adalah masjid.
Kebanyakan jamaah datang pada salat Magrib, Isya dan Subuh. Sedangkan Ashar dan Duhur, tidak terlalu banyak, kecuali ada acara. Soalnya di sekitar masjid ini masih sangat jarang umat Islam. Justru yang banyak adalah umat agama lain dan yang tidak beragama.
Bahkan menurut informasi yang kami peroleh, awal pembangunan masjid ini pernah mendapat penolakan dari warga sekitar. Mereka sempat menyurat ke pemerintah setempat, karena memang kawasan ini bukan untuk ibadah.
Penolakan ini biasanya tidak terkait dengan status ini sebagai masjid. Lebih dikarenakan mereka khawatir akan ada kebisingan atau kemacetan dari kendaraan jamaah. Meskipun ada warga yang keberatan, pemerintah tetap memberikan izin pembangunan masjid ini.
Tadi waktu salat Duhur tidak ada jamaah yang datang. Pintu pun terkunci, pakai kode. Saya meminta kode pintu kepada teman seorang teman mahasiswa University of Wollongong. Saya yakin, dia pun tak tahu kodenya, karena rumahnya pun jauh dari sini. Tapi saya minta dia bertanya kepada orang lain yang dia kenal.
Masjid Uthman Oak Flats namanya. Ini adalah satu dari lima masjid di kawasan Illawwarra atau Wollongong. Dikelola oleh Muslim keturunan Pakistan. Namun demikian, Sekretaris Panitia Masjid ini adalah seorang Melayu, warga negara Singapura.
Dia bekerja sebagai staf ahli atau peneliti di University of Wollongong. Dulu rumahnya jauh dari sini. Ketika dia diangkat sebagai sekretaris, maka dia menyewa rumah ke arah yang lebih dekat dari masjid ini, tinggal bersama keluarga.