SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Guna menumbuhkan rasa cinta dan pengetahuan terhadap identitas dan budaya bangsa Indonesia. Puluhan Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan melibatkan Rumah Pintar Matahari (RPM) yang merupakan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dibawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan Surabaya mengajarkan membatik kepada anak-anak binaan RPM di kampung 1001 malam dalam “Social Project Identitas Nasional”, Jum’at (10/11/2021).
Salah satu mahasiswi Unair yang juga sebagai ketua pelaksana kegiatan, Andhien Julianne Saputri menceritakan, Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan khas yang bisa menjadi pembeda antara satu bangsa dengan bangsa yang lainnya. Salah satu bagian dari identitas Indonesia adalah berbagai karya yang dihasilkan oleh berbagai suku dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah kesenian batik.
Batik merupakan bagian dari hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik Indonesia dapat dibuat dengan berbagai metode yang menghasilkan corak yang berbeda-beda. Corak ragam batik yang mengandung penuh makna dan filosofi akan terus digali dari berbagai adat istiadat maupun budaya yang berkembang di Indonesia.
“Layaknya identitas diri sendiri, identitas nasional pun harus dijaga dan dipertahankan eksistensinya beserta nilainya. Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa dan mahasiswi Universitas Airlangga bermaksud membuat proyek yang bertema pelatihan batik dengan harapan dapat menumbuhkan rasa cinta dan pengetahuan terhadap identitas dan budaya Indonesia. Proyek ini kami laksanakan secara luring di Kampung 1001 Malam di Surabaya dengan melibatkan Rumah Pintar Matahari dan anak-anak binaannya”, papar Andhien.
Masih dengan Andhien, para mahasiswa berharap, kegiatan tersebut dapat membawa dampak positif dengan memberi pengetahuan serta melatih keterampilan anak-anak binaan Rumah Pintar Matahari mengenai salah satu hasil karya bangsa yaitu batik. Dukungan dari pihak yang terlibat sangat kami harapkan demi lancarnya kegiatan agar dapat menghasilkan output yang diinginkan.
“Dengan kegiatan tersebut mudah-mudahan bisa membentuk semangat menjaga dan mengenalkan batik sebagai identitas nasional bangsa, memberikan pengetahuan mengenai budaya batik sejak dini, menanamkan rasa cinta hasil karya bangsa, dan menciptakan kemampuan dan kemauan kepada para generasi penerus untuk dapat mempertahankan identitas bangsa”, tutup Andhien.
Ditempat yang sama, Pembina RPM sekaligus ketua PCM Krembangan Surabaya, Sutikno, S.Sos. sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa Unair menggandeng Rumah Pintar Matahari mengajarkan anak-anak binaan membatik, menurutnya, batik adalah budaya asli Indonesia, maka luar biasa sekali bagi mahasiswa baru Unair yang mengenalkan batik kepada generasi muda terutama anak-anak.
“Saya sangat mendukung kegiatan mahasiswa Unair yang mengenalkan batik kepada anak-anak binaan Rumah Pintar Matahari di kampung 1001 malam, dimana kegiatan tersebut akan menumbuhkan rasa cinta pada budaya asli bangsa Indonesia”, ungkap Sutikno.
Masih dengan Sutikno, batik dengan berbagai macam ragam dan model merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah batik jumput, yang sangat mudah untuk dikerjakan serta tidak ribet.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan tersebut anak-anak kampung 1001 malam binaan Rumah Pintar Matahari selalu mencintai budaya bangsanya”, harap Sutikno. (Yuda)