YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menggelar webinar dengan beberapa majelis terkait penyusunan modul yang akan menjadi pegangan bagi ustadz, ustadzah atau mubaligh, mubalighah di setiap wilayah.
Webinar yang diadakan pada Sabtu (11/12/2021) bertujuan untuk mendengarkan masukan dari perwakilan Majelis Tabligh, Tarjih PP ‘Aisyiyah dan juga dari Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah terkait modul lingkungan.
Ketua Devisi Lingkungan LLHPB PP ‘Aisyiyah Hening Parlan sebagai penggagas pertemuan tersebut menuturkan, judul dari modul adalah ustadz dan ustadzah lingkungan maka harus menempel pada majelis terkait.
“Kita ingin mendengar masukan dari majelis yang ada di ‘Aisyiyah yaitu Tabligh dan Tarjih serta dari Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah,”tuturnya.
Hening menjelaskan bahwa LLHPB mempuanyai dua program yaitu kelentingaan keluaraga dan green ‘Aisyiyah.
Terkait kelentingan keluarga, LLHPB PP ‘Aisyiyah menggandeng Lazismu dalam program penanaman pohon dan sayur dengan sistim pola asuh demi kelentingan keluarga.
Tentang program green ‘Aisyiyah menurutnya cukup banyak yang bisa dilakukan oleh LLHPB ‘Aisyiyah dengan menggandeng badan yang lain.
“Kampanye terkait dampak perubahan iklim seperti yang sudah dilakukan melalui kerja sama dengan BMKG,”kata dia.
Hening mengungkapkan latar belakang lahirnya program tersebut. Kata dia di Lazismu memiliki porogram lingkungan hidup yang sub programnya terkait penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan lain-lain.
“Kita ikut mendesak lahirnya program yang ada di lazismu, maka lahirlah program penanaman pohon dan sayur dengan sistim pola asuh ini,” ungkapnya
Mengapa pola asuh? Karen menurut dia, menanam saja bisa tumbuh bisa tidak. Tumbuh tapi tidak ada yang merawat jadi sia-sia.
“Kita mungkin pernah dengar penanaman 1.500 pohon tetapi tidak bisa dideteksi, maka kita memulai seperti pola seorang ibu yang membersarkan anaknya,”tandasnya.
Dalam program tersebut, LLHPB PP ‘Aisyiyah melibatkan 15 lokasi dari 10 wilayah se-Indonesia. Dari 15 lokasi itu, akan direkrut orang-orang yang mempunyai jaringan.
“Rencanaya 1 lokasi mengutus 7 perwakilan. Syaratnya warga Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah, laki-laki atau perempuan, untuk yang usianya 50 tahun ke atas hanya dua, selebihnya di bawah 50 tahun, dan orang tersebut memiliki jaringan di tempatnya,”ucap Hening.
Hening menjelaskan bahwa modul tersebut hanya berisi 4 hal. Pertama filosofi, kedua Islam dan lingkungan hidup, ketiga perempuan penjaga bumi dan keempat inovasi.
“Ini bisa disebut modul yang masih berjalan dan bisa mendapatkan input dari mana saja. Kita membuka diri menerima masukan dari berbagai sumber. Kita akan membentuk 100 ustadz-ustadzah lingkungan,” tutupnya. (Iwan Abdul Gani)