MALANG, Suara Muhammadiyah – Semangat akselerasi peningkatan mutu diusung sejumlah sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Percepatan mutu ini dengan kepemimpinan usia muda yang diharapkan bisa lebih inovatif mengembangkan sekolah.
Setidaknya, tiga SMK Muhammadiyah kini dikepalai pimpinan berusia muda. Sebut saja, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, dan SMK Muhammadiyah 9 Wagir. Ketiganya resmi berganti kepala sekolah sejak November 2021 lalu.
Mempertahankan trust (kepercayaan) publik menjadi tantangan pertama Munali ST, yang kini mengepalai SMK Muhammadiyah 7 (SMK MUTU). Karuan saja, sederet prestasi mentereng sudah dicapai SMK ini. Diantaranya, SMK Rujukan Nasional (2014) dan SMK COE/Pusat Keunggulan Kemdikbudristek (2020/2021).
Tidak hanya kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMK ini, melainkan pula kepada berbagai pihak yang sebelumnya sudah memberi atensi khusus dan penilaian terbaik kepada SMK MUTU.
Ujian pertama bagi Munali, adalah meraih penghargaan nasional Acer Smart School Award 2021 yang kini sedang berlangsung. Di ajang ini, namanya masuk Finalis 10 Besar Guru Kreatif Aceer Smart School. Ajang ini memberi penghargaan bagi pihak yang dinilai siap melakukan transformasi digital bidang pendidikan.
Inovasinya adalah tentang praktik baik pembelajaran berbasi IT dalam kondisi pandemi. Juga tata kelola terbaik mengoptimalkan sharing dan kolaborasi dengan guru, dalam praktik pembelajaran daring dan digitalisasi.
Seperti apa sosok Munali? Secara singkat, karirnya bisa dibilang cepat dan cukup adaptif dengan perkembangan sekolah. Ia berangkat dari guru dan laboran di bengel jurusan kelistrikan, lalu menjadi kepala program keahlian merangkap direktur prestasi kesiswaan.
Munali juga punya pengalaman penting. Diantaranya, studi singkat melihat langsung praktik pendidikan vokasi di Jepang. Ia juga aktif mengembangkan budaya literasi (kepenulisan). Munali pernah meraih juara 2 Call Paper bagi guru yang digelar Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur tahun 2018.
Berikutnya, adalah Siswanto Trimulyo SHI (37), yang kini menjadi kepala SMK Muhammadiyah 5 (SMK Malvocs) Kepanjen. Usianya masih cukup muda, namun ia punya optimisme kuat lebih memajukan sekolah yang kini dinakhodainya.
Terpilih sebagai kepala sekolah muda, Siswanto cukup menyadari, bahwa percepatan dibutuhkan dalam mengembangkan mutu sekolah. Karena itu pula, ia menjadikannya komitmen sekaligus tantangan. Kerja enerjik, inovatif dan kreatif merupakan hal yang harus dimiliki dan terus dilakukan dalam mengembangkan sekolah.
Bagi Siswanto, dijadikannya SMK Malvocs sebagai SMK Pusat Keunggulan Kemendikbudristek mulai 2021 ini bukanlah hal main-main. Menurutnya, ada tantangan dan tanggung jawabnya berat, sehingga percepatan dalam bekerja dan berinovasi menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi.
Terakhir, dan yang paling mudah, ialah kepala SMK Muhammadiyah 9 Wagir, Binti Afifah SPd (27). SMK yang dikepalainya kini, memang tak sebesar yang disandang dua SMK Muhammadiyah lainnya di atas.
Meski begitu, Afifah mengakui, tantangan mengembangkan sekolahnya tak kalah berat. Kiprah menjadi wakil waka kurikulum di SMKM setempat, menjadi modal pengalaman bermakna untuk bisa melahirkan kemajuan sekolah ke depannya.
Binti Afifah harus mampu menunjukkan, SMK Muhammadiyah 9 Wagir bisa menjadi besar dan unggul. Terlebih, lokasinya berada di wilayah agak pinggiran (pedesaan) dan belum banyak sekolah kejuruan di sekitarnya. (choirul amien)