GORONTALO, Suara Muhammadiyah – Najih Prasetyo Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah 2018 – 2021 menghadiri undangan Pimpinan Cabang IMM Kabupaten Gorontalo yang melaksanakan Darul Arqam Madya yang dirangkaikan Diskusi Publik dengan tema membangun semangat pemuda dalam menghadapi tantangan zaman serta mencegah paham radikalisme di Auditorium UMGO David Bobihoe, Selasa (13/12/2021).
Amad Buang Muh. Misilu sebagai moderator yang juga sebagai ketua korkom IMM UMGO dalam pengantarnya menyampaikan terima kasih atas kesediaan kanda Najih Prasetyo menghadiri undangan kami. Awalnya diskusi direncanakan pukul 10.00 Wita di sela acara pembukaan DAM, namun Pesawat dari Makassar Gorontalo yang ditumpangi kanda Najih, tidak bisa mendarat di Gorontalo karena cuaca buruk dan harus mendarat darurat di Manado. Alhamdulillah sore hari ini bisa berdialog dan berbagi ilmu dengan peserta DAM, kader IMM dan mahasiswa berasrama UMGO, ” ucapnya.
Najih Prasetyo dalam pemaparannya menyampaikan, ” Ini yang kedua kalinya saya berkunjung ke Gorontalo, pertama saya ke Gorontalo sebelum menjadi Ketua Umum DPP IMM, dimana pada saat itu saya dimandat sebagai Master Off Training DAM Indonesia Timur tahun 2018, kader Gorontalo banyak yang saya kenal baik sebagai Instruktur, panitia dan sebagai peserta,” tegasnya.
Lanjut Najih Putra Lamongan menyampaikan materinya di hadapan ratusan mahasiswa bahwa dirinya jangan dibayangkan seperti sekarang tanpa melalui proses panjang,” saya juga orang Desa di Kbupaten Lamongan, jauh dari kota dan jalan untuk sampai ke Desa saya masih rusak parah. Ketika pertama kali masuk kuliah di UIN Sunan Ampel surabaya dan naik Lift, saya pada saat itu lama berdiri karena tidak tahu cara menggunakan Lift,nanti ada security yang yang ajari,” kenangnya.
Najih juga menjelaskan isi kandungan surah An nisa ayat 9 dimana Hendaklah kamu takut meninggalkan generasi yang lemah. Ada 3 makna yang mau saya jelaskan yaitu pertama, generasi yang lemah dari Ilmu pengetahuan, sebagai kader IMM dan mahasiswa harus belajar terus menerus, karena IMM adalah gerakan Intelektual, kader tidak boleh lemah dari sisi intelektual, serta harus prioritaskan kuliah sampai ke jenjang S2 dan S3. Kedua, lemah dari sisi Empati dan kepedulian terhadap sesama, IMM adalah Gerakan Humanitas, dimana kader harus peduli terhadap permasalahan dan kondisi kekinian,kita harus peka terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar kita dan harus bisa menyelesaikan masalah. Ketiga, Lemah dari sisi Ekonomi, kader harus bisa mandiri dan menjadi pengusaha, jangan semua berpikir menjadi PNS, harus berani menjadi pengusaha,” Alhamdulillah saya sejak mahasiswa sudah punya usaha Sablon dari pekerjanya saya sendiri sampai sudah bisa memberdayakan orang jadi karyawan sebagai pekerja,” tutupnya.
Wakil Rektor UMGO 3 Dr. Apris ara Tilome dalam sambutannya menyampaikan sebagai tuan rumah diskusi publik berterima kasih atas kehadiran mantan ketua umum DPP IMM yang juga Komisaris Angkasa Pura Hotel berbagi ilmu dan pengalaman dengan mahasiswa kami,” tutupnya.
Hadir dalam kegiatan diskusi Publik Najih Prasetyo Narasumber utama, Ketua DPD IMM Gorontalo Abdurahmat G. Ebu, Ketua Cabang IMM Kabupaten Ismail Azis, Wakil Rektor 3 Dr. Apris Ara Tilome, Ketua pengelola Asrama UMGO Drs.H. Ad Mahmudy Irdja, MM, Instruktur DAM, Peserta DAM dan 300 Mahasiswa berasrama.