Istikamah Perempuan Mengaji ‘Aisyiyah

Perempuan Mengaji

KUDUS, Suara MuhammadiyahRambute wes ora Ireng, Sirah gampang puyeng, kuping rodo ora mireng, mripat rodo blereng, dahar wes ora nyampleng, sikil wes rodo Kemeng, Nek arep ngendikan dadi ora mudeng, Nek vekelan wes ora kenceng, Nek sare sok gereng-gereng, Nek Ono kertas biru utowo Abang mripat biso mendeleng. Ungkapan bahasa Jawa ini sangat tepat diberikan di awal materi ” lansia berdaya keluarga bahagia “.

Perempuan  Mengaji Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah merupakan program unggulan di masa pandemi dan terbilang sukses. Perempuan Mengaji yang diselenggarakan setiap hari Rabu pukul 15.00 wib sampai 17.15 wib ini telah sampai putaran ke 12 yang mendapatkan giliran adalah Majelis Tabligh PDA kabupaten Kudus, Rabu, 15 Desember 2021.

Edisi ke 12 ini menjadi spektakuler karena tema yang diangkat adalah “Lansia berdaya keluarga bahagia” dan yang memberikan tausiyahnya betul- betul lansia, yaitu Ibu Hj. Hindun,A.Md yang lahir pada tanggal 14 Mei 1945, usianya sudah 76 tahun. Beliau juga masih aktif di organisasi ‘Aisyiyah bahkan saat ini masih menjabat sebagai koordinator Majelis Tabligh PDA kabupaten Kudus, dan masih sering berkeliling menghadiri rapat, memberikan pembinaan dan juga memberikan tausiyah ke berbagai cabang ‘Aisyiyah di kabupaten Kudus mengendarai motor sendiri.

Seusia beliau masih sangat energik, memberikan tausiyah dengan begitu runtut dan jelas. Ketua Majelis Tabligh nya ibu Hj.Fathonah, juga berusia 72 tahun dan memberikan sambutan dengan sangat luar biasa dan menginspirasi kita semua. Ibu Hj. Hindun adalah yang paling sepuh diantara sesepuh di ‘Aisyiyah kabupaten Kudus, dan ibu Hj. Fathonah adalah urutan kedua yang paling sepuh setelah ibu Hindun. Beliau berdua adalah tokoh ‘Aisyiyah yang sangat aktif sampai di usia lansia, semangatnya dan ketegasannya serta kecerdasannya memberikan motivasi dan pembelajaran yang sangat berharga untuk kita semua. Kami berdoa agar bisa sekuat dan semangat beliau berdua jika usia kita telah lanjut nanti, sehat, kuat dan tetap berjuang, bermanfaat untuk ummat.

Bertugas sebagai pembawa acara dan moderator ibu Sri Ambarwati S.Pd.AUD guru di TK ‘Aisyiyah Kudus, dan sebagai Qori’ nya ibu mundanah juga lansia. Selaku ketua Majelis Tabligh, ibu Hj. Fathonah berterimakasih kepada UMKU (Universitas Muhammadiyah Kudus) yang telah memfasilitasi zoom dengan kapasitas 500 akun, tempat dan operator dengan sangat baik. Dan audiens kisaran tertinggi di angka 500 sesuai harapan kami.

Ibu Hj. Hindun memberikan tausiyah dengan awal hidup manusia dan akhir hidup manusia yang Husnul khatimah. Dalil Al-Qur’an terkait lansia di dalam surat Ar Rum ayat 54 yang artinya ” Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian dia menjadikan kamu setelah keadaan lemah itu menjadi kuat. Kemudian dia menjadikan kamu setelah kuat itu menjadi lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, dan Dia maha mengetahui dan maha kuasa.”

Ketika ada pertanyaan yang dilontarkan orang-orang ke beliau yaitu ” yuswane pinten Bu? Kok tasih wantun nitih motor piyambak? Jawaban beliau adalah jamune KURMO yaitu SYUKUR LAN NRIMO. Syukur merupakan sumber ungkapan rasa terima kasih kepada Allah seperti dalam surat Ar Rahman ” Fabiayyi ‘alaai robbikumaa tukadzdzibaan” maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Adalah kekuatan yang memberi semangat karena orang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah, optimis dan support keluarga adalah sumber kebahagiaan lansia.

Nrimo bisa disebut legowo, dalam bahasa agama adalah qona’ah. Yaitu orang yang pandai memanage atau menata hati untuk bisa menerima kenyataan dengan legowo tentang apa yang terjadi baik yang senang maupun susah. Untuk bisa memiliki sifat qona’ah maka kita harus memiliki sifat : ikhlas yaitu mampu berbuat LILLAAH, BILLAAH, ILALLAAH. Syukur dan nrimo dengan unsur-unsur nya akan menjadikan seseorang berdaya dalam hidupnya. Mari kita berdayakan hidup kita untuk perjuangan yang bermanfaat, menjadi lansia yang membawa manfaat untuk orang lain, seperti sabda nabi Muhammad SAW ” Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain” yaitu manfaat untuk agamanya, manfaat untuk keluarga nya, manfaat untuk masyarakat dan manfaat untuk organisasi.

Kekuatan yang kita miliki hendaknya mampu untuk meningkatkan kualitas diri, harkat dan martabat serta derajat dihadapan Allah SWT dengan melaksanakan apa yang tercantum dalam surat At Taubah ayat 20 yang artinya “orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad fii sabiilillaah dengan harta dan nyawa / dirinya adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”

Bersyukur dan didukung oleh nrimo secara utuh, merupakan sumber kebahagiaan yang utuh pula. Inilah yang merupakan nutrisi yang mampu membuat lansia berdaya, lebih-lebih bila didukung keluarga dengan supportnya termasuk dengan doa. Keluarga kita akan terus menerus berbahagia melihat orangtuanya masih mampu mandiri, sehat, berkemajuan berkiprah dilingkungan dan organisasi. Betapa bahagianya keluarga yang orangtuanya tidak tergantung dengan orang lain dan tetap exis di masyarakat. Keluarga tinggal mensupport orangtuanya dengan bebas terbatas dan selalu berdoa untuk kesejahteraan orang tuanya.

Kondisi lansia yang demikian tadi membuat keluarga bahagia karena melihat, mengamati orangtuanya sehat, semangat, bahagia dan berdaya dalam kehidupannya. Terutama selalu giat dan berkiprah di ‘Aisyiyah. ‘Aisyiyah lah yang membuat kita para lansia masih mampu bergerak bersama dengan rasa bahagia. ‘Aisyiyah lah yang menyediakan wadah untuk aktivitas ibu-ibu menurut bidangnya masing-masing. Jangan tinggalkan ‘Aisyiyah karena ‘Aisyiyah yang memberikan ajang yang luas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aamiin yaa rabbal’aalamiin.

Dalam stressing yang disampaikan oleh ibu ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah’Aisyiyah Jawa Tengah, beliau mengapresiasi MT PDA Kabupaten Kudus , Bu Hindun sebagai guru dan teman beliau, semangat beliau sangat memberikan energi positif untuk Majelis-majelis Tabligh Se Jawa Tengah. Walaupun lansia, tapi tetap Mengkader generasi berikutnya.

Kader kintilan contohnya, dan tetaplah bersemangat untuk mengikuti kegiatan di Aisyiyah, sering Silaturrahim walaupun lewat zoom dan tetap awet muda karena semangatnya dijalani dengan ikhlas, menjadi orang yang kuat dan sabar. Nasehat bagi para lansia yaitu jangan berlebihan dalam berdandan atau berpenampilan, dalam bersolek dan berhias juga.

Dalam belanja juga jangan berlebihan, sak madyo saja, lebih baik buat beramal. Dari banyaknya chat dan pertanyaan sangat banyak tentang lansia. Ada juga lansia yang betul-betul membutuhkan santapan rohani, papan panggonan dan makan bisa ditampung dan dirawat di wisma lansia. Berkawanlah dengan orang yang menambah kan ilmu dan iman kita, perbanyaklah membaca doa agar sewaktu lansia dipanggil dalam keadaan Husnul khotimah, kerap menjalin silaturahim. Pesan untuk lansia: perbanyaklah zikir dan istighfar. (Yayuk Zuliyana)

Exit mobile version