KISARAN, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Sumatera Utara berduka. Mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan (periode 1998-2006) H. Sahmuda Sagala berpulang pada usia 79 tahun pada Rabu malam (15/12) pukul 21.25 Wib. Malam tadi rumah duka di Jalan Pembangunan 1, belakang Rumah Sakit Setio Husodo, Kisaran, sudah ramai dkunjungi pelayat yang bertakziah. H. Sahmuda Sagala dikenal sebagai penggerak persyarikatan yang militan.
Ketua Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Asahan Fahri Mizan Harsono kepada jurnalis ‘Suara Muhammadiyah’ menjelaskan, rencananya fardu kifayah akan dilaksanakan pada Kamis ini pukul 09.30 WIB dan akan disalatkan di Masjid AL-Huda, Jalan KHA Dahlan, bakda Dzuhur.
Selain ramai petakziah di rumah duka, ucapan belasungkawa pun mengalir di media sosial. Beberapa diantaranya disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution atas nama PWM Sumut menyampaikan rasaduka dan doa semua almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan bersabar. Ucapan duka juga disampaikan Ketua PW Aisyiyah Sumatera Utara Hj. Elynita Koto.
Ucapan duka cita juga mengalir secara pribadi, seperti disampaikan oleh Prof. Dr. Nawir Yuslem, Wakil Ketua PWM Sumut, Prof. Ibrahim Gultom, Wakil Ketua PWM Sumut, Edi Saputra ST, Anggota Komisi I DPRD Kota Medan, Hari Baron tim Dewan Pengawas LazisMu Sumatera Utara, Amrizal MPd, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara, Basir Hasibuah Ketua LazisMu Sumatera Utara dan banyak ucapan duka dari pimpinan majelis dan lembaga tingkat wilayah dan daerah.
Sosok yang Punya Sikap Tegas
Fachri Mizan Harsono menyebut, H. Sahmuda Sagama adalah sosok yang punya sikap jelas dan selalu terbuka untuk siapapun, keras menegakkan prinsip apalagi di forum-forum resmi Muhammadiyah. ” Beliau cinta dengan anak muda, Kami sangat kehilangan beliau, tapi kami juga harus mengikhlaskan kepergiannya, ini pesan dari Allah agar kami bisa lebih mandiri dan melanjutkan perjuangan beliau utk memperjuangan Islam melalui Muhammadiyah,” jelas Fahri.
Haji Sahmud Sagala juga adalah inisiator Menulis Buku Profil Muhammadiyah Asahan sehingga menjadi referensi bagi kami utk melihat perkembangan Muhammadiyab dari Awal hingga sekarang ini.
Penerima Award dari Suara Muhammadiyah
Tokoh Muhammadiyah Asahan, Sahmuda Sagala, lahir di Medan, 29 November 1942. Pria yang pernah menjadi pemenang Suara Muhammadiyah Award 2016 kategori Distributor Terbaik Majalah Suara Muhammadiyah se-Indonesia. Ia menerima award ini di Yogyakarta. Tentu saja penghargaan itu menjadi kebanggaan khusus baginya. Menjadi distributor Suara Muhammadiyah dilakukan sebagai bagian dakwah literasi yang dilakukan agar materi dakwah dan informasi persyarikatan bisa sampai secara teratur kepada pembacanya, khususnya warga Muhammadiyah di kawasan Asahan.
Sahmuda sendiri merupakan generasi ke-empat dari marga Sagala yang masuk Islam. Ia mengenal Muhammadiyah saat umurnya 22 tahun, yakni pada tahun 1964.
Awal mula menjadi distributor majalah SM baru pada tahun 1978, yakni ketika ia masih menjadi Kepala Sekolah PGA Muhammadiyah. Saat itu, ia hanya mengambil dua eksemplar majalah. Satu eksemplar untuk dirinya dan satu lagi untuk sekolah yang diampunya. Kemudian seiring berjalan waktu, banyak guru-guru di sekolahnya yang tertarik untuk ikut berlangganan SM. Hingga pada tahun 1980-an majalah yang dipesannya mencapai 20 eksemplar.
Hingga saat ini, wilayah distribusi Suara Muhammadiyah yang ia pegang mencakup satu kabupaten, yakni Kabupaten Asahan.
Meski dengan wilayah distribusi yang cukup luas, insentif yang Sahmuda peroleh tidaklah dapat dinikmatinya sendiri. Kesadaran warga wilayahnya untuk membayar masih sulit. Begitupula untuk berlangganan. Menurutnya, yang menyebabkan hal tersebut bukanlah faktor rendahnya ekonomi, namun kesadaran dari warga sendiri.
“Sebetulnya bukan tidak mampu bayar, tapi kesadaran saja. Kesadaran warga kita untuk berlangganan masih minim, untuk membayar juga masih seperti itu,” terang Sahmuda.
Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan Sahmuda untuk berhenti menjadi agen distributor Majalah Suara Muhammadiyah. Ia bertekad untuk tetap berkontribusi pada persyarikatan.
“Inilah yang bisa saya bantu untuk persyarikatan,” jawab Sahmuda ketika ditanya motivasinya masih bertahan sebagai distributor SM.
Sebenarnya banyak karier lain yang pernah dijalani oleh Sahmuda, diantaranya menjadi sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asahan tahun 2001-2008. Ia juga pernah menjadi guru dan kepala sekolah hingga pensiun di tahun 2002.
Ayah dari tiga orang putri dan empat orang putra ini masih setia meneruskan pekerjaannya sebagai distributor majalah Suara Muhammadiyah. “Selama umur masih ada saya akan teruskan ini, insyaAllah,” kata Sahmuda dengan mantap.
Satu putrinya, Ratmi Susiani Sagala, meneruskan komitmen dan perjuangannya dalam gerakan Muhammadiyah. Ratma kini menjadi Kepala Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Asahan dan penggerak Aisyiyah di kota itu.
Selain masih menjadi distributor aktif majalah SM, Sahmuda Sagala masih sering menjadi khatib sholat jum’at serta menjadi penasehat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Asahan dan terakhir menjadi Ketua Dewan Syariah LazisMu Kantor Layanan Asahan.
Atasnama Manajemen Suara Muhammadiyah dan Media InfoMu.co disampaikan ucapan duka cita. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Semoga Allah memberikan ampun dan menerima semua amal baik almarhum. (Syaifulh/Riz)