CIREBON, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Barat sukses menyelenggarakan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon, Sabtu – Minggu, 18-19 Desember 2021. Rakorwil itu diikuti oleh 70 peserta dari 20 MDMC daerah di Jawa Barat.
Ketua MDMC Jawa Barat, Iyep Dedi Supriatna mengatakan salah satu tujuan rakorwil ini diselenggarakan adalah untuk mencapai kesepakatan dan pemahaman yang sama pada proses tanggap darurat secara umum dan khusus.
“Di rakorwil ini kami merumuskan mekanisme kerja dan alur respon tanggap darurat di level lokal, regional dan wilayah dan juga dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim penghujan,” kata Iyep.
Jawa Barat, menurut Iyep, selama ini bisa dikatakan sebagai daerah zona merah bencana, menyimpan potensi kejadian bencana yang tinggi. “Dengan kondisi tersebut, kami fokus pada penanganan bencana di wilayah Jawa Barat sendiri,” imbuhnya.
Namun demikian, lanjut Iyep, tidak menutup kemungkinan jika ada perintah dari MDMC PP Muhammadiyah, pihaknya juga siap melaksanakan respon tanggap darurat bencana di wilayah lain di Indonesia.
Dalam laporan yang disampaikan kepada para peserta rakorwil, MDMC Jawa Barat dari awal periode kepengurusan sampai kini tercatat sudah melaksanakan 35 respon tanggap darurat bencana. Respon tanggap darurat ini yang ditangani langsung oleh MDMC Jawa Barat.
Dari 35 respon tersebut, didominasi oleh respon bencana hidrometeorologi yaitu banjir 18 kejadian, diikuti dengan longsor sebanyak 10 kejadian, banjir dan longsor 1 kejadian serta sisanya adalah respon bencana angin puting beliung dan gempa bumi.
MDMC Jawa Barat juga sudah melaksanakan 4 program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bekerja sama dengan sekolah-sekolah Muhammadiyah Aisyiyah antara lain Aisyiyah Boarding School Bandung, , SMA Muhammadiyah 3 Bandung dan melalui kepanduan Hizbul Wathan.
Dilaporkan juga, selama periode kepengurusan ini telah melaksanakan 3 kali latihan gabungan (latgab) MDMC se-Jawa Barat yaitu di tahun 2016, 2017 dan 2019. Secara kelembagaan, MDMC Jawa Barat telah sukses membentuk 24 MDMC daerah dan masih menyisakan 2 daerah yang belum punya MDMC yaitu Kota Cimahi dan Bandung Barat.
Selain laporan dari MDMC wilayah, masing-masing MDMC daerah yang hadir juga memberikan laporan perkembangan kegiatannya. Ada juga dua sesi sharing materi sebagai pengayaan wawasan kepada para peserta.
Dua materi yang disampaikan yaitu pertama dari Unit Pemulasaraan Jenazah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon tentang manajemen pengelolaan lembaga pemulasaraan jenazah. Dari penyampaian materi ini diharapkan MDMC daerah yang sudah punya ambulance dapat mengoptimalkan penggunaannya bagi masyarakat.
Materi kedua dari Koordinator Divisi Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan (PRBK) MDMC PP Muhammadiyah, Budi Santoso tentang respon bencana saat pandemi dan One Muhammadiyah One Response atau OMOR. (Tim Media MDMC)