BOYOLALI, Suara Muhammadiyah – Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah melalui Bidang Buruh Tani Dan Nelayan menginisiasi pembentukan dan deklarasi Jamaah Tani Muhammadiyah Muda (JATAM MUDA). Deklarasi JATAM MUDA tersebut dilaksanakan dalam rangkaian Rapat Koordinasi dan Temu Tani Muda Muhammadiyah Jateng di Bungalow Selo View, Boyolali sabtu lalu (18/12).
Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Jateng, Yusuf Hidayat menjelaskan Temu Tani Muda Muhammadiyah dilaksanakan sebagai wadah silaturahmi dan bertukar pikiran anggota Pemuda Muhammadiyah yang berprofesi sebagai petani. Menurut Yusuf, sudah saatnya petani muda ambil peran dalam pembangunan pertanian di Indonesia.
“Forum ini kami selenggarakan untuk memfasilitasi rekan pemuda muhammadiyah di Jawa Tengah yang aktif dibidang pertanian, saya kira sudah saatnya yang muda mengambil peran” terang Yusuf.
Deklarasi JATAM MUDA tersebut turut dihadiri berbagai tokoh seperti Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki, Wakil Ketua Komisi B DPRD Prov Jateng Sri Marnyuni, anggota DPD RI dari perwakilan Jawa Tengan Bambang Sutrisno dan Ketua Muhammadiyah Jawa Tengah KH. Tafsir.
Dalam kesempatan itu, Bambang Sutrisno memberikan pesan kepada petani muda Muhammadiyah supaya menjaga motivasi yang sudah ada dan mengobarkan optimisme. Menurutnya pemuda memiliki peranan penting dalam pembangunan daerah termasuk pembangunan pertanian.
“Generasi terus berlanjut, terus berganti, sehingga pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan daerah” terang Bambang Sutrisno.
Sementara itu, wakil ketua Komisi B DPRD Jateng Sri Marnyuni sangat mengapresiasi kegiatan Temu Tani Muda Muhammadiyah. Menurut Marnyuni data menunjukan petani di Indonesia saat ini dalam rentang usia 50-70 tahun dan minat bertani generasi muda sangat rendah. Sehingga Deklarasi JATAM MUDA diharapkan dapat membawa semangat bagi petani milenial untuk terus berjuang melalui jalur pertanian.
“Kami sangat mengapresiasi pemuda muhammadiyah Jateng atas pelaksanaan kegiatan ini, mengingat saat ini tidak banyak pemuda yang mau kesawah, mereka lebih memilih menjadi karyawan di pabrik” terang Marnyuni.(Ranov)