MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Fakultas Pertanian Unismuh Makassar melakukan kerjasama dengan KBRI Tokyo dan Pimpunan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang menggelar Kuliah Tamu. Tema yang diangkat, ‘Penerapan Metabolomik untuk Peningkatan Kualitas Produk Pertanian’.
Acara digelar secara daring melalui aplikasi zoom, Selasa sore, 21 Desember 2021. Kegiatan ini menghadirkan Dr Sastia Prama Putri (Asisten Profesor Osaka University Japang). Pertemuan ilmiah ini dipandu moderator Muhammad Ikbal, SPi, MSi, Wakil Dekan III, Fakuktas Pertanian Unismuh Makassar.
Turut memberikan sambutan, Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr Ambo Asse MAg dan Dekan Pertanian Unismuh Dr Ir Andi Khaeriyah MPd dan M Arif ST MSc ( PCI Muhammadiyah Jepang).
Rektor Prof Ambo Asse dalam sambutannya, menyampaikan bahwa Fakuktas Pertanian Unismuh merupakan salah salah satu dari 7 fakuktas yang dibina Unismuh. Selain itu, ada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Teknik, Fakultas Agama Islam (FAI), dan Fakultas Ekonomi dan Bisinis (FEBIS).
Menurut Ambo Asse, Fakultas Pertanian Unismuh memiliki lahan yang cukup luas, namun belum dikelola secara optimal untuk pengembangan pertanian, peternakan dan perikanan. Ia berharap bisa berkolaborasi dengan Universitas di Jepang untuk bisa mengootimalkan potensi pertanian tersebut.
Prof Ambo Asse berharap kerjasama dengan Jepang ini tidak hanya terbatas pada sektor pertanian tetapi juga dengan bidang kedokteran.
“Oleh karena itu, saya berharap para dosen dan mahasiswa serius mengikuti acara ini,” pesan nakhoda Unismuh.
Acara ini dihadiri lebih dari 500 peserta, yang terdiri dari seluruh wakil dekan, ketua- ketua prodi, dosen, mahasiswa serta dari peserta dari luar Unismuh.
Dihubungi di sela acara, Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Unismuh, Dr Jumiati, SP MM mengatakan kuliah tamu yang dilaksanakan ini cukup menarik.
Menurutnya, tema yang diangkat yakni penerapan metabolomik untuk pengembangan kualitas produksi pertanian dianggap belum terlalu banyak dikembangkan di Indonesia, namun untuk negara negara maju seperti Jepang aplikasi metabalomik ini sudah berkembang.
Profil Narasumber
Sastia Prama Putri merupakan peneliti perempuan diaspora Indonesia yang menjadi salah satu sorotan pada Simposium Cendikia Kelas Dunia 2019.
Sastia mengawali perjalanan karirnya dengan menyabet gelar sarjana di bidang Biologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2000.
Seusai kuliah, ia lolos program research fellowship bidang Biotechnology dari UNESCO tahun 2004 selama setahun di Jepang bersama Profesor Nihira di Osaka University.
Melihat kinerja dan potensi dari Sastia, sang profesor pun menawarkan program beasiswa full dari pemerintah Jepang agar Sastia memeroleh gelar S2 dan S3.
Selanjutnya ia merintis karir hingga menjadi pemimpin grup aplikasi metabolomik untuk produksi biofuel dan produk pangan khas Indonesia.
Di Jepang, jumlah peneliti perempuan hanya 10,6 persen dari jumlah peneliti, dan hebatnya Sastia mampu menempatkan satu di antaranya.
Selain ilmuwan, Sastia saat ini menjabat asisten profesor di Departemen Bioteknologi, Fakultas Teknik Osaka University. Hal ini menempatkan dirinya menjadi salah satu cendikia Indonesia kelas dunia.
Sastia Putri mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi pertanian yang cukup besar, namun kualitas yang dimiliki belum cukup baik.
Negara-negara seperti jepang maju di bidang pertaniannya karena mereka memiliki kualitas produk yang sangat baik, kualitas produk sangat dijaga sampai detail perawatan, pembuatan, pengembangan.
“Seperti alat penyaringan kopi, apa yang dipakai menyaring, diameter penyaringnya, detail sampai seperti itu dicatat. Inilah yang membuat kualitas produk menjadi lebih baik,” kata Sastia Putri.