YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Beberapa kali, Muhammadiyah Multimedia (MM) Kine Klub Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali toreh prestasi membanggakan. Diumumkan melalui akun youtube milik Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) pada Senin malam (20/12), Film Pendek Mabbere berhasil mendapatkan juara 2 Film Moderasi Beragama.
Asman, sutradara Film Maberre menuturkan bahwa ide cerita film garapannya berangkat dari kisah nyatanya. Dimana terdapat perbedaan tradisi dari daerah asalnya dengan tempat perantauannya.
”Ketika berada di Jogja tradisinya berbeda dengan di daerah saya. Ketika tetangga saya membawakan makanan dengan wadah, sebisa mungkin kita yang diberi juga memberi makanan dari masakan kita. Dari situlah muncul ide Mabbere tentang bagaimana cara kita mengembalikan piring orang. Selain itu juga berdasarkan isu, dimana orang Islam terkadang merasa ragu menerima makan dari orang yang berbeda agama. Pun sebaliknya,” terangnya.
Ia juga menjelaskan terkait arti Mabbere itu sendiri berasal dari bahasa Bugis yang berarti “memberi”. Secara makna, diartikan dengan memberi sesuatu sebagai wujud timbal balik dan rasa berbagi. Oleh karenanya, melalui Film Mabbere ini, tersirat pesan toleransi dan saling menghargai untuk menghindari pertikaian yang mengakibatkan perpecahan.
Sebagai sutradara Film Mabbere, Asman merasa senang dengan adanya hasil karya yang menggabungkan perpaduan latar belakangnya yang bersuku Bugis dan tradisi Jawa, sekaligus dibungkus dengan isu beragama. “Tentu sangat senang karena mengangkat diorama Suku Bugis dan Jawa.
Sedang dalam prosesnya, Film yang sukses mengangkat isu beragama ini membutuhkan waktu cukup singkat sekitar tiga minggu. Baik dari persiapan produksi hingga pasca produksi. “Film pendek membutuhkan waktu sekitar tiga minggu, pra produksi mencapai 11 hari, shooting 1 hari serta pasca produksi 9 hari.” terang Silmy Mauly, produser Film Mabbere pada saat diwawancarai melalui Whatsapp.
Terlebih, proposal yang Ia dan Tim ajukan kepada pihak kampus yakni Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY mendapat dukungan dan respons positif. “Menyiapkan proposal rencana anggaran biaya, dan LPKA membantu kami sesuai jumlah yang kita inginkan. Menurut kami itu sangat membantu selama proses produksi,” tambahnya.
Silmy mengatakan bahwa prestasi Film Maberre tidak berhenti pada kejuaraan ini saja. Nantinya Film Mabbere akan terus dilibatkan dalam berbagai festival. “Rencana selanjutnya , tidak hanya menang disini saja, akan submit di berbagai festival lainnya. Saat ini, sedang submit Ganesha Film Festival Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lainnya. Baik nasional maupun internasional,” terang produser Film Mabbere. (nsn)
…