YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tidak kurang dari 150 peserta ikut dalam pelatihan mubalighah lingkungan yang diselenggarakan oleh Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah secara daring pada Jum’at (24/12/2021). Para peserta tersebut merupakan utusan dari 15 daerah pada 10 wilayah se-Indonesia.
Ketua Divisi Lingkungan LLHPB PP ‘Aisyiyah Hening Parlan menuturkan pelatihan tersebut menjadi penting karena terkait hal-hal yang harus dimiliki oleh mubalighah lingkungan. “Agar nanti pada saatnya menjadi juru penyampai terkait isu lingkungan, maka sudah semestinya mempunyai bekal yang cukup untuk menjadi mubalighah,” jelasnya.
Hening menjelaskan bahwa ‘Aisyiyah telah banyak melakukan gerakan penyelamatan lingkungan melalui LLHPB. Maka melalui pelatihan tersebut, muatan-muatan yang menjadi bahan bagi para mubalighah disajikan oleh para narasumber. “Kalaupun 100 persen belum kita lakukan, tetapi sebagaian sebenarnya sudah kita lakukan. Yang menjadi penting adalah bukan hanya mengimani tetapi ada ilmu dan amal,”kata Hening
“Pada akhirnya, apabila kita mengaku sebagai seorang mukmin namun tindakan kita tidak mencerminkan cinta dan merawat lingkungan, maka keimanan kita dipertanyakan,”imbuhnya.
Sebagai warga ‘Aisyiyah, Hening Parlan mengajak untuk bergandengan tangan, menjadi pionir untuk menjaga lingkungan serta melakukan koreksi terhadap segala kegiatan yang merusak lingkungan tentu dengan cara yang elegan.
Hening juga menjelaskan membangun nilai dan memberikan awareness (kesadaran) serta menciptakan mode kegiatan menjadi ruang lingkup pekerjaan LLHPB ‘Aisyiyah. Oleh karena itu lanjut dia, pengetahuan terkait dalil-dalil agama dan penigkatan kapasitas menjadi keharusan bagi mubalighoh lingkungan. “Penting bagi pelaku untuk berlaku, tidak hanya secara konseptual, maka hari ini kita memulai mengumpulkan pengetahuan terkait lingkungan,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Nurni Akma selaku ketua LLHPB Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam sambutannya mengatakan pentinganya mengubah cara pandang masyarakat Indonesia khusunya keluarga besar Muhammadiyah tentang lingkungan. Menurut dia, terjadinya bencana longsor, banjir, gempa dan gunung meletus merupakan cara Allah memperlihatkan ayat-ayatNya.
“Semua ini adalah pelajaran berharga bagi kita, dan kita disuruh merenung apa gerangan yang terjadi. Tentu Allah memperlihatkan hal ini sebagai bukti tanda sayang Allah kepada manusia, supaya manusia tidak berlarut-larut dalam kemaksiatan, yaitu merusak lingkungan, “ujarnya.
Dia berpesan kepada para mubalighah untuk berpegang teguh pada motto dakwah Rasulullah yaitu sampaikan walaupun satu ayat. Di samping itu juga menjakankan perintah Allah yaitu amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana firman Allah salah satunya tertera dalam surat Al Imran ayat 104.
Nurni menegaskan bahwa memelihara dan memakmurkan bumi merupakan konsekwesni sebagai khalifah di muka bumi. Diapun mengutip sebuah hadits Nabi besumber dari Anas bin Malik tentang amalan kebaikan yang bila dikerjakan, maka pahalanya terus mengalir walaupun pelakunya telah wafat.
Amal yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah ta’lim (belajar), muta’alim (mengajarkan ilmu) dan mustami’ (pendengar). “Jangan sampai dalam hidup kita mendengar pengajian tidak pernah, belajar ilmu pengetahuan tidak, menjadi guru juga tidak, alangkah ruginya kita, sedangkan setiap detik yang kita milki mempunyai nilai yang sangat berharga di sisi Allah,” tandasnya.
Dia berharap melaui pelatihan tersebut lahir mubalighah-mubalighah lingkungan yang tangguh dan cerdas, menciptakan inovasi-inovasi yang baik untuk pengembangan dakwah ‘Aisyiyah tentang lingkungan hidup di masa yang akan datang.
Diinformasikan juga bahwa, pelatihan mubalighah lingkungan tersebut digelar selama 3 hari berturut-turut, dimulai hari Jum’at 24 Desmber sampai dengan Ahad 26 Desember 2021. (Iwan Abdul Gani)