BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah – Pangan adalah salah satu aspek yang perlu dibangun untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang unggul dan berdaya saing tinggi. Namun, pembangunan pangan dan gizi masih menghadapi tantangan besar. Tantangan tersebut salah satunya adalah ketergantungan impor terhadap bahan pangan tertentu, seperti tepung terigu.
Padahal disisi lain, permintaan terhadap tepung terigu di dalam negeri terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Melihat pada fakta yang ada, maka perlu dipikirkan alternatif pangan lokal yang dapat dikembangkan untuk menurunkan ketergantungan terhadap tepung terigu sekaligus mewujudkan Indonesia berdaulat pangan.
Sebagai upaya mewujudkan Indonesia berdaulat pangan, maka Program Studi Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan tema “Pendampingan Produksi Tepung Mocaf Dan Produk Turunannya Sebagai Peluang Usaha Bagi Petani Singkong Desa Bawang Banjarnegara”. Pemilihan lokasi di daerah Banjarnegara didasarkan pada fakta bahwa Banjarnegara merupakan daerah penghasil singkong di Jawa Tengah. Namun sayangnya, kesejahteraan petani lokal masih cukup rendah.
Hal ini dikarenakan harga singkong mentah yang cukup rendah di pasaran. Kondisi ini mendorong tim PKM untuk berinovasi menghasilkan produk pangan berbasis singkong untuk meningkatkan nilai jualnya. Mocaf dipilih sebagai produk inovasi karena produk ini sedang sangat laris di pasaran. Karakteristiknya yang mirip dengan tepung terigu, kadar glikemik yang rendah, tinggi serat, dan bebas gluten menjadi pertimbangan utama untuk mengembangkan produk ini sebagai peluang usaha bagi petani lokal.
Program yang dilaksanakan selama dua pekan (12/21) ini diketuai oleh Abdul Haris Mulyadi, S.T., M.T, beranggotakan Dr. Anwar Ma’ruf, S.T., M.T., Alwani Hamad, S.T., M.Sc., Ph.D., Dini Nur Afifah, S.Si., M.Eng., Arif Prashadi Santosa, S.TP., M.Sc, Yeti Rusmiati Hasanah, S.T, serta dibantu oleh enam orang mahasiswa. Adapun dukungan pendanaan kegiatan berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, KEMENDIKBUD Tahun Anggaran 2021.
Program PKM dalam rangka implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini diikuti oleh sekitar 25 orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Rejeki 3 dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bawang Ceria. Ketua tim PKM mengatakan, kegiatan ini difokuskan pada pengembangan tepung mocaf, produk turunannya serta pengolahan limbah produksi.
Dalam kegiatan ini petani diberikan materi mengenai tata cara produksi mocaf. Selain itu diberikan pelatihan cara memproduksi cookies mocaf yang dapat dijadikan peluang usaha bagi anggota KWT. Adanya sesi penyampaian materi dan praktek langsung membuat program ini mendapat sambutan hangat dari anggota KWT, petani dan Perangkat Desa Bawang. Ketua KWT Ceria Desa Bawang, Sita Adriyani, menyampaikan,
“Kegiatan seperti ini perlu diperbanyak agar keterampilan kelompok tani, terutama dibidang UMKM bertambah”, pungkasnya.
Kepala Desa setempat, Galih Purwandaru juga mengungkapkan hal yang sama, “Kegiatan pelatihan bagi warga desa ini penting untuk meningkatkan kualitas SDM petani”, jelasnya pada (23/12/2021).
Untuk menjamin keberlanjutan program maka tim PKM menggandeng mitra Perusahaan yaitu PT. Rumah Mocaf Indonesia. PT Rumah Mocaf Indonesia merupakan salah satu perusahaan pemroduksi mocaf dengan kualitas ekspor di Banjarnegara. Perusahaan yang diketuai oleh Riza Azyumaridha Azra ini telah berhasil mendampingi perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2014 dan telah berhasil membina sekitar 552 orang petani yang berasal dari lima kecamatan di Banjanegara, yaitu Purwonegoro, Bawang, Pagedongan, Rakit, dan Punggelan.
Teknik pembinaan yang dilakukan selama ini bersifat holistik, yaitu dimulai dari peningkatan hasil panen, manajemen produksi, perijinan usaha, hingga pemasaran produk. Dengan adanya program kolaborasi antara akademi dan Industri ini maka Dr. Anwar Ma’ruf S.T., M.T, selaku wakil rektor bidang Riset, Inovasi, dan Sumber Daya manusia berharap link match yang selama ini terjadi antara akademi dan praktisi dapat teratasi.
Melalui program PKM dengan melibatkan Industri, Universitas mengharapkan adanya umpan balik mengenai teknologi yang dibutuhkan masyarakat, sehingga dosen dapat melaksanakan penelitian dan melahirkan inovasi yang memberi dampak langsung bagi masyarakat. (lia)