Kukuhkan Direksi, Suara Muhammadiyah Perkuat Budaya Korporat
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi secara resmi mengukuhkan jajaran Direksi PT Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah. Dirinya mengapresiasi kiprah Suara Muhammadiyah dengan berbagai pencapaiannya sebagai salah satu Amal Usaha Muhammadiyah Berkemajuan.
“Pengangkatan direksi-direksi ini menjadi langkah maju dalam tata kelola SM yang lebih good governance. Semua harus melekat pada sistem, bukan pada orang. Kami nanti bisa pergi, tapi ini harus terus berjalan,” tutur Haedar Nashir di Grha Suara Muhammadiyah, Selasa (29/12/2021).
Turut Hadir Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah Buya Ahmad Syafii Maarif, Badan Pembina Suara Muhammadiyah HM Muchlas Abror, Direktur Utama PT SCM/ Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, jajaran direksi serta karyawan Suara Muhammadiyah.
Adapun jajarah direksi yang dikukuhkan yaitu Direktur Divisi HRD dan Umum Tri Astuti, Wakil Direktur Wahyu Chusnul Muna, Direktur Divisi Keuangan, Bisnis, dan IT Ana Fitriana, Wakil Direktur Yulianto Prasodjo, Direktur Divisi Media dan Publikasi Isngadi M Atmadja, Wakil Direktur Aditya Pratama, Direktur Divisi Promosi, Kerjasama dan Humas Aris Budi Sinudarsono.
Selain menyampaikan pesan untuk para punggawa Suara Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir juga memberian motivasi dari para senior seperti Buya Syafii Maarif yang memiliki jejak kiprah di media kebanggaan persyarikatan ini. Kiprah Buya itu sejak zaman perjuangan yang dimulai dari juru ketik sejak SM nempel di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah lantai satu yang masih di Jl KH Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Begitu juga kiprah HM Muchlas Abror meskipun memiliki tugas di Kemenag bagian penerangan dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah namun bisa tetap berkontribusi bagi Suara Muhammadiyah. Ada juga Cak Mus, sapaan bagi Mustofa W Hasyir, senior penulis saat masih di IPM. Prof Haedar Nashir mulai aktif di Suara Muhammadiyah sejak tahun 82 ketika mahasiswa tingga akhir. “Saya belajar nulis jadi surat pembaca,” tuturnya.
Proses perjalanan para tokoh itu menyatu dengan kehadiran Suara Muhammadiyah untuk membesarkan suara Muhammadiyah. Prof Haedar Nashir berharap agar Suara Muhammadiyah terus melakukan akselerasi agar bisa bersaing dengan yang lebih maju. “Kita harus terus optimis, tidak boleh pesimis. Hai orang-orang beriman, persiapkan dirimu untuk masa depan,” ungkapnya.
Kemudian Prof Haedar berpesan agar tidak boleh ada pandangan negatif tentang dunia. Tetapi harus mengelola dunia itu untuk kepentingan dan kemaslahatan umat. Yang diperlukan adalah dengan memperkuat budaya korporat. Usaha harus untung, tentu dengan halalan thayyiban.
Prof Haedar Nashir menyampaikan empat poin tentang budaya korporat tersebut. Pertama, value, nilai-nilai Islam rahmatan Lil alamin dan nilai kemuhammadiyahan. Kedua, etos kerja dan disiplin. Kalau ingin sukses harus belajar rajin, gigih, dan hemat. Orang sukses itu disiplin atas dirinya. Yang susah itu kan menaklukkan dirinya
Ketiga etos ilmu. SM itu kan awalnya Suara Muhammadiyah. Muhammadiyah akan maju Jika semua gemar membaca. Keempat, professionalisme, yaitu mengembangkan sistem dengan penempatan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia. “Semua harus punya keahlian di bidangnya,” tandasnya. (rbs/rpd)