YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Persyarikatan Muhammadiyah terus berkontribusi menjadi solusi dalam penanganan pandemi Covid-19 yang telah melanda hampir 2 tahun ini. Kiprah Muhammadiyah bahkan disebut menjadi teladan mulai dari penanganan penularan, vaksinasi hingga pemulihan ekonomi.
Pemerintah melalui Menteri Koordinator Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy turut mengapresiasi peran Muhammadiyah. “Atas nama pemerintah, saya mengucapkan banyak terima kasi atas seluruh dedikasi, pengorbanan seluruh kekuatan jajaran Muhammadiyah,” tuturnya dalam Refleksi Dua Tahun Pandemi: Peran dan Kontribusi Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi Covid-19” pada Selasa (28/12/2021).
Menurut Muhadjir Effendy Muhammadiyah berperan penting sebagai salah satu Ormas Islam terbesar di Tanah Air telah sukses menyelenggarakan vaksinasi. Indonesia terbilang sukses dalam menangani pandemi. Ia menyebut angka kasus harian saat ini terus melandai dengan rata-rata 90-250 kasus per hari. “Kondisi seperti sekarang ini patut kita syukuri, kasus kita mungkin yang paling rendah di dunia,” ujarnya.
Muhadjir menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak dapat dilepaskan dari peran kelima elemen strategis yang saling bahu-membahu. Di antaranya, pemerintah, swasta, perguruan tinggi, lembaga sosial keagamaan dan media massa. Dalam konsep pentahelix ini Muhammadiyah berperan penting melalui dua sektor, yakni sebagai lembaga sosial keagamaan dan perguruan tinggi beserta amal usaha lainnya seperti rumah sakit.
Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan bahwa dalam refleksi akhir tahun kali ini menjadi momentum apresiasi bagi Muhammadiyah bersama seluruh komponen bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19. “Muhammadiyah telah membuktikan dirinya berada di garis depan dalam usaha menyelesaikan pandemi,” ucap Haedar.
Senada dengan apa yang disampaikan Menko PMK, ada tiga peran strategis yang dilakukan Muhammadiyah dalam membangun dan menghasilkan kesadaran terhadap persoalan ini, yaitu: bimbingan agama, pelayanan kesahatan, dan sosial ekonomi.
Dalam pelayanan kesehatan, seluruh rumah sakit dan tenaga medis yang dimiliki Muhammadiyah dikerahkan. Mereka berjuang dan mempertaruhkan nyawa, menjadi garda terdepan dan terakhir dalam mengatasi pandemi. Pandemi kali ini juga memberikan pesan bahwa sistem kesehatan Indonesia sangat perlu dibenahi dan dimaksimalkan.
Secara sosial ekonomi, bangsa kita menurut Haedar mempunyai modal sosial hebat yaitu kerelawanan kemudian kegotong royongan namun kita tidak cukup tangguh kalau kita tidak mengkapitalisasi modal sosial tersebut menjadi sistem kolektif yang juga harus direvitalisasi. “Isu gotong royong jangan terus menjadi pekik pidato para elit, tetapi harus menjadi proses transformasi sosial yang harus kita tanamkan,” tandasnya.
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin mengatakan bahwa MCCC telah menjangkau lebih dari 45 juta orang, atau 15 persen dari total populasi penduduk Indonesia dalam dua tahun terakhir. Program penanganan pandemi oleh MCCC dibagi menjadi lima sektor yaitu, pengorganisasian, kegawatdaruratan, kerjasama, vaksinasi, dan digitalisasi.
Agus Samsudin menyoroti bagaimana Muhammadiyah bisa menjalankan koordinasi komando secara organisasi dalam satu payung. “Kita bisa melihat disini, seluruh majelis terlibat. Kita mampu membentuk MCCC di 32 wilayah, kita bisa mengerahkan totalitas ortom dan amal usaha yang semuanya bergerak dalam satu komando. Ini menjadi pengalaman luar biasa bagaimana Muhammadiyah bekerja secara lintas majelis,” kata Agus
Untuk vaksinasi, Agus menyampaikan Muhammadiyah sudah memvaksin lebih dari 650 ribu orang yang menurutnya bisa menjadi satu kontribusi vaksinasi terbesar dari organisasi kemasyarakatan. Semua itu menurutnya tidak lepas dari dukungan banyak pihak baik di dalam maupun luar negeri. ‘Vaksinasi sudah menjangkau lebih dari 650 ribu orang dan menjadikan Muhammadiyah sebagai kontributor terbesar kampanye vaksinasi dari ormas Islam,” lanjutnya.
Yang tidak kalah penting menurut Agus Samsudin adalah bagaimana rumah sakit rumah sakit Muhammadiyah di seluruh Indonesia itu juga melayani dengan baik. Menurutnya itu adalah sebuah pengalaman yang dahsyat karena pada awalnya semua tidak siap, tetapi toh pada akhirnya rumah semua bisa melayani dengan baik. (riz/diko)