Kader IMM Sumsel Terbitkan Buku Catatan Tinta Emas
PALEMBANG, Suara Muhammadiyah – Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Selatan Preli Yulianto, S.P. menerbitkan buku berjudul Catatan Tinta Emas: Dari Narasi Menuju Aksi. Buku ini terbit pada edisi Desember 2021 ini menjadi tuangan ide, gagasan, hingga narasi penulis yang ditawarkan untuk menuju aksi nyata. Diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pembaca, utamanya kader.
Buku Catatan Tinta Emas: Dari Narasi Menuju aksi berisikan kumpulan esai berisikan pemikiran, ide, gagasan, pengalaman maupun wawasan yang dipatri (evidensi) menjadi narasi. Narasi inilah yang penulis tawarkan untuk resolusi IMM maupun gerakan IMM dalam kumpulan tulisan yang diharapan bisa menjadi narasi menuju aksi (action).
Penulis Buku Catatan Tinta Emas: Dari Narasi Menuju Aksi, IMMawan Preli Yulianto mengatakan IMM sebagai laboratorium moral dan intelektual menjadi harapan besar mampu tetap konsisten melahirkan cendekiawan muda muslim yang siap mengemban tugas mulia demi negeri indah adil dan makmur, dan menjadi pewaris tampuk pimpinan nanti sesuai lantunan yang selalu menggema dalam lagu “Mars IMM”. Dalam lagu tersebut, kader IMM berniat meng-ikrarkan untuk menjadi cendekiawan berpribadi yang sejati.
Konsep Darul Ahdi Wa Syahadah menjadi konsep yang harus menjadi komitmen. Komitmen inilah yang diproyeksikan IMM untuk bagai mana menjadi pemikir menuju aksi nyata. Berperan dalam setiap momentum bangsa wujud narasi amaliyah dalam mewujudkan transformasi sosial yang bermanfaat. Kita tentu ingat kalimat bijak dari ideolog (pendiri) Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan pernah berkata: “Berbuat dan bekerja itu lebih penting dari berbicara”. Bisa kita interprestasikan bahwa bukan hanya gagasan yang ditawarkan, narasi yang digaungkan akan tetapi aksi nyata (action) harus dilaksanakan.
“Kehadiran buku Catatan Tinta Emas: Dari Narasi Menuju Aksi menjadi suatu anugerah, yang semoga bisa menghadirkan gerakan IMM yang mampu menebar kebermanfaatan, semangat fastabiqul khairat, dan tentu narasi itu tertuntaskan menjadi aksi nyata untuk IMM berkemajuan untuk Islam yang murni (tajdid),” ungkap Preli yang juga merupakan salah satu Penulis Muda SUMSEL, saat diwawancarai suaramuhammadiyah.id pada Ahad (02/01/2021).
Dalam prolog Buku Catatan Tinta Emas: Dari Narasi Menuju Aksi, Abdul Musawir Yahya, S.Sy., M.H. selaku Ketua Umum DPP IMM Periode 2021–2023 menjelaskan Buku sebagaimana dituliskan oleh Preli Yulianto ini adalah ijtihad intelektual yang baik dalam rangka membangun kerangka paradigma gerakan IMM. Ijtihad tersebut niscaya dibutuhkan dalam usaha membangun paradigma gerakan IMM; memastikan bahwa laju gerak IMM tidak serba praktis dan pragmatis, tetapi sebuah bentuk gerakan yang lahir dari penafsiran ideologi yang dalam.
“Subtansi pemikiran penulis dalam Buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi ini adalah gagasan yang layak untuk dibaca, dikembangkan dan terlebih dipraktikkan dalam realitas pergerakan, sesuai tajuknya “Dari Narasi untuk Aksi. Dari jantung pemahaman intelektual yang matang, penulis merumuskan aneka ragam gagasan kreatif yang dapat dipraktikkan oleh Ikatan,” ungkap Ketua Umum DPP IMM Periode 2021–2023.
Dalam Epilog Buku Catatan Tinta Emas Wakil Ketua PWM Sumatera Selatan Membidangi Majelis Pendidikan Kader dan Majelis Lingkungan Hidup, Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, M.P. menjelaskan IMM secara internal harus mampu menghasilkan super hero dari kader-kadernya. Kader-kader super hero diharapkan akan membangun dan mengembangkan IMM dan segenap kadernya dengan strategi perkaderan senyap IMM serta mengelaborasi kader kader Ikatan dengan ideologi Ikatan dan Persyarikatan dalam distribusi trilogi kader yang mencakup kader Persyarikatan, kader Ummat, dan kader Bangsa, dalam balutan ikatan kokoh Allah Tuhanku, Muhammad SAW. Nabi dan Rasulku, dan Islam Agamaku.
“Harus ada dan lahir kader-kader dari sekian banyak juta kader IMM yang terketuk pintu hatinya untuk mendarma-baktikan dirinya, untuk menghidmatkan diri dan jiwanya bagi membentengi IMM dan kader-kader IMM untuk membawa gerbong besar IMM tetap konsisten dengan karakter dasar Trilogi kader Ikatan yakni sebagai kader Persyarikatan, kader Ummat dan kader Bangsa,” ungkap Ayahanda Mukhtarudin, yang juga Wakil Rektor 3 Universitas Muhammadiyah Palembang.