DPR Silaturahim GuruMu
Mushlihin
Saya bersyukur dapat bersilaturrahim dengan guru Muhammadiyah se-kecamatan Solokuro Ahad 2/1/2022. Rasulullah bersabda. Siapa yang ingin dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umurnya, hendaknya menyambung silaturahmi.
Hadis riwayat Muslim tersebut terbukti. Saya bertemu 280 peserta. Menurut panitia mereka adalah bapak ibu guru MI, MTs, SMP dan MA. Saya pun dapat menyimak sambutan 3 DPR.
Pertama, H. Husnul Aqib yang menjanjikan seragam batik Muhammadiyah. Sekretaris DPW PAN Jatim itu pun menyumbangkan jutaan dana. Lantaran termotivasi hadis, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Kedua, Ali Makhfudl menegaskan. Guru agar melek literasi digital. Ketua PAN Lamongan tersebut mewanti-wanti. Jangan alergi politik.
Sebab sertifikasi atau impassing merupakan kebijakan politik. Ketiga Prof. Zainuddin Maliki, juga ikut mendanai event ini sekaligus menjanjikan dana KIP (Kartu Indonesia Pintar). Utamanya para guru yang memiliki anak sedang kuliah. Guru besar anggota komisi IX tersebut mengakui tersesat, tetapi ke jalan yang benar sehingga menjadi anggota dewan. Sebab banyak orang mengaku benar, tetapi berada di jalan yang sesat.
Materi berikutnya yang saya peroleh adalah membangun brand image sekolah. Ir. Sudarusman, kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya menyampaikan tentang pentingnya filantropi, spirit, pengalaman, dan ketrampilan hidup. Jangan sampai jurusan mesin, sepeda mogok, diservis orang tidak sekolah. Lalu apa gunanya brand? Brand diperlukan agar dikenal, dipilih, dipandang, dan direkomendasi.
Selanjutnya saya menanya. Apa rahasia lain untuk membangun image sekolah? Jawabannya guru harus ramah anak, dan tidak boleh marah. Sekolah kudu ngopeni pelbagai minat dan kebutuhan siswa. Assessment, pola asuh keluarga harus diterapkan. Miliki data dan cara mengatasi masalah. Jangan gampang menghakimi. Carilah penyebab masalah. Kalau memberikan hukuman, harap dilakukan tim psikologi. Jadilah pembelajar yang baik. Extra ordinary leader program itu memberikan closing statement. Jangan mengerjakan pekerjaan yang mudah, karena sudah banyak dilakukan orang lain.
Mushlihin, guru MA Muhammadiyah Takerharjo Solokuro Lamongan